Friday, April 19, 2024
HomeDaratSerba-Serbi Rumble Strip, "Polisi Tidur Mini" Yang Kerap Dijumpai di Jalan Tol

Serba-Serbi Rumble Strip, “Polisi Tidur Mini” Yang Kerap Dijumpai di Jalan Tol

Salah satu penyebab kecelakaan di jalan raya, termasuk jalan tol adalah pengemudi yang didapati dalam kondisi mengantuk. Penyebab kantuk pun banyak ragamnya, diantaranya seperti pengemudi mengalami jenuh sehingga kelihangan orientasi saat melintasi jalan tol yang panjang dan lurus mencapai puluhan kilometer. Nah, jika Anda melintasi jalan tol, tentu Anda pernah melewati sebuah area yang ‘ditumbuhi’ oleh beberapa polisi tidur mini yang tersusun rapi. Ya, itu adalah rumble strip. Kira-kira, apa saja sih fakta tersembunyi yang ada di balik rumble strip ini?

Baca Juga: Jalan Ini Hubungkan Jepang dan Turki Sepanjang 20.000 Km!

Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, rumble strip ini sendiri memiliki beberapa alias, seperti sleeper lines, alert strips, audible lines, sleepy bumps, wake up calls, growlers, drift lines, dan drunk bumps. Dibalik semua sebutan di atas, rumble strip sendiri merupakan salah satu fitur keselamatan di jalan yang tugasnya untuk mengingatkan pengemudi akan bahaya potensial yang mengintai setiap saat.

Layaknya sebuah polisi tidur yang juga merupakan salah satu fitur keselamatan, rumble strip akan memberikan getaran taktil dan suara gemuruh yang terasa hingga ke dalam kendaraan ketika melewatinya. Berarti, secara tidak langsung, pemasangan rumble strip merupakan salah satu upaya untuk membuat pengemudi tetap tersadar dan berkonsentrasi selama berkendara. Jika ditelaah lebih mendalam, rumble strip juga dapat mengingatkan pengemudi untuk berhenti atau memperlambat kendaraan karena di depannya merupakan area rawan kecelakaan, seperti yang terpasang di Tol Cipularang KM 89.

Shoulder Rumble Strip. Sumber: greenfieldreporter.com

Rumble strip sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis, tergantung dari fungsi dan penempatannya masing-masing. Pertama adalah transverse rumble strip, yaitu yang biasa kita jumpai di sebelum pintu keluar jalan tol atau gardu tiket, fungsinya adalah untuk mengingatkan pengemudi akan sesuatu yang ada di depannya. Kedua dan ketiga adalah shoulder dan centerline rumble strips, dimana keduanya sama-sama berfungsi untuk mengantisipasi kecelakaan. Bedanya adalah shoulder rumble strip dipasang di bahu jalan, sedangkan centerline rumble strip dipasang di badan jalan.

Lalu, muncul pertanyaan dalam benak, kapan sih rumble strip ini pertama kali eksis sebagai salah satu fitur keselamatan di jalan? Garden State Parkway di New Jersey menjadi saksi bisu pengenalan rumble strip untuk pertama kalinya pada tahun 1952. Walaupun pada pemasangannya rumble strip sempat menuai kontroversi karena suaranya yang terdengar hingga jarak puluhan meter dan dianggap mengganggu ketenangan pemukiman yang ada di sekitaran jalan tol, namun ini merupakan cara ampuh untuk mencegah kecelakaan karena faktor human error.

Baca Juga: Empat Proyek Pembangunan Perkeruh Kemacetan di Tol Cikampek

Namun, tidak semua golongan mendukung pemasangan rumble strip ini lho! Seperti yang terjadi di Indonesia pada akhir tahun 2011 silam, dimana Kepala Sub Bagian Pelayanan Lalu Lintas Jasa Marga Tol Purbaleunyi kala itu, Andrie Koestyawan mengatakan bahwa pemasangan rumble strip justru dapat membahayakan para pengemudi.

“Rumble strip, itu berbahaya bagi pengemudi, kalau yang kendaraannya kecepatan tinggi, atau kalau ngantuk, refleks karena itu bahaya. Kalau tiba-tiba kaget jadi bahaya. Rumble strip untuk jalan utama dan tol tidak kita rekomendasikan. Kalau kecepatannya 80 km per jam sangat bahaya,” ujar Andrie, dikutip dari laman detik.com. Menurutnya, rumble strip masih diperbolehkan dibuat di dekat pintu keluar atau setelah pintu masuk tol.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru