Sebagai maskapai yang menyediakan layanan penuh (full service), maka pemberian fasilitas makanan dan minuman (in-flight meals) sudah menjadi standar yang lumrah diberikan. Namun, ada yang berbeda dari Japan Airlines (JAL), maskapai plat merah asal Negeri Sakura ini memberikan pilihan yang unik, yaitu “Pilihan Etis.”
Baca juga: Ini Kisah Pramugari Tentang Masak Makanan di Pesawat yang Sedang Mengudara
Dalam upaya untuk mengurangi jumlah makanan yang terbuang dalam setiap penerbangan, JAL memungkinkan penumpang melewatkan makan dalam penerbangan mereka. Maskapai milik Negeri Sakura tersebut menjelaskan bahwa opsi baru tersebut sebagai dorongan untuk mengurangi limbah makanan dan tidak mengurangi harga tiket.
Dilansir KabarPenumpang.com dari cnn.com (14/12/2020), “Pilihan Etis” ini dikatakan oleh perwakilan JAL, saat ini hanya tersedia pada penerbangan malam tertentu di Asia. Hal ini karena banyak penumpang memilih untuk tidur sepanjang penerbangan daripada bangun untuk layanan makan.
Adanya program ini terinspirasi dari Sustainable Development Goals atau SDGs PBB, salah satunya adalah mengurangi limbah makanan di seluruh dunia. Di Jepang, perusahaan menjadi kompetitif dalam pendekatan mereka untuk memenuhi SDGs ini.
JAL mengatakan, ini pertama kali diterapkan sebagai uji coba pada penerbangan antara Bangkok, Thailand dan Bandara Haneda Tokyo pada bulan November.
Karena pandemi saat ini, orang yang bepergian dengan penerbangan masih sedikit jumlahnya, sehingga memberi maskapai kesempatan untuk peluncuran program tersebut secara bertahap. Untuk diketahui, penumpang dapat memilih untuk membatalkan layanan makan mereka sebelumnya dengan membuka situs web milik JAL atau menghubungi maskapai setelah melakukan konfirmasi reservasi penerbangan mereka.
Bisa dikatakan cara ini mirip ketika mereka meminta makanan vegetarian atau halal seperti sebelumnya. Pendekatan JAL ini akan membuat tidak adanya makanan tambahan yang disiapkan dan dibuang. Bahkan ini berbeda dari maskapai penerbangan yang menawarkan kesempatan untuk mengatakan “tidak, terima kasih” untuk layanan makanan selama penerbangan dan membuat makanan terbuang begitu saja.
Selain opsi melewatkan makan, JAL ternyata mendaur ulang seragam teknisi perawatan menjadi serat kapas penyekat suara dan meminta pramugari menggunakan iPad dalam penerbangan untuk mengurangi menu kertas cetak. Bahkan ini bukan satu-satunya inisiatif baru JAL di tahun 2020.
Pada bulan September, maskapai penerbangan menjatuhkan “ladies and gentlemen” dan beralih ke sapaan yang lebih inklusif dan netral gender seperti “perhatian semua penumpang”.