Di awal tahun ini, Boeing begitu sumringah lantaran varian kargo, 737-800BCF (Boeing Converted Freighter) laris dipasaran. Begitu juga dengan perusahaan konveter, kebanjiran job konversi pesawat penumpang ke konsep Passenger-to-FlexCombi atau pesawat Combi.
Baca juga: Boeing 747 Combi, Solusi Maskapai Angkut Penumpang dan Kargo di Era Pandemi Covid-19
Meski trennya sempat meningkat di awal pandemi sampai kuartal I 2021, tetapi lambat laun pesawat Combi mulai benar-benar ditinggalkan. Pertanyaannya, mengapa?
Pesawat Combi sendiri adalah pesawat yang penggunaan kabinnya fleksibel untuk memuat penumpang dan kargo.
Biasanya, pesawat Combi ini memiliki tiga skema konfigurasi. Konfigurasi pertama, misalnya pada pesawat Boeing 737-700, pesawat Combi menawarkan payload atau muatan sebanyak 13,7 ton dengan enam posisi palet.
Konfigurasi kedua, menawarkan 15,8 ton muatan dengan tujuh palet. Adapun terakhir, versi full full-freighter pesawat ditawarkan menampung 18,2 ton muatan. Masing-masing konfigurasi tersebut tetap menawarkan kabin penumpang dengan kapasitas 12 dan 24.
Di masa-masa awal pandemi Covid-19, mayoritas perbatasan internasional tutup. Tidak ada penerbangan penumpang. Namun, kebutuhan peralatan dan perlengkapan medis justru meningkat di seluruh dunia, mendorong pesawat-pesawat keluar masuk satu negara ke negara lain untuk menjemput dan mengirim itu.
Saking tingginya permintaan perlengkapan dan peralatan medis, dan di saat yang bersamaan permintaan penerbangan penumpang jatuh ke titik terdalam, berbagai maskapai di dunia memenuhi kabin penumpang dengan kargo meski kursi-kursi belum dicopot alias masih dalam konfigurasi penumpang.
Sejak saat itu, berbagai maskapai mulai mengubah konfigurasi pesawat mereka menjadi pesawat Combi, semata untuk memaksimalkan pengangkutan kargo dan penumpang di kabin utama dalam sekali jalan.
Pesawat Combi rata-rata diisi oleh pesawat-pesawat Boeing; Boeing 747, Boeing 727, 737, dan 757. Pabrikan lain juga punya varian Combi, sebut saja ATR 42 Combi.
Menurut data ch-aviation.com, sejak tahun 2013, permintaan pesawat Combi terus menurun sampai tahun ini.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Namun yang utama adalah masalah usia pesawat itu sendiri. Boeing 747, 727, dan 757 adalah deretan pesawat terpopuler puluhan tahun lalu. Tetapi sekarang tidak.
Baca juga: Folding Airline Seats, Paten Airbus Paling Berguna di Masa Pandemi Corona!
Dari segi performa atau efisiensi, pesawat itu juga sudah tak begitu mendukung, sehingga wajar bila maskapai mulai meninggalkan pesawat-pesawat tua dan menggantinya dengan pesawat baru yang lebih canggih dan efisien.
Meski begitu, terkhusus untuk pesawat Combi Boeing 737, itu masih dapat diandalkan sampai saat ini.