Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanDengan TKDN 44,69 Persen, Pesawat Turboprop N219 Raih Sertifikasi dari DKPPU Kemenhub

Dengan TKDN 44,69 Persen, Pesawat Turboprop N219 Raih Sertifikasi dari DKPPU Kemenhub

Setelah empat tahun semenjak uji terbang perdana (maiden flight) pada 16 Agustus 2017, akhirnya hari ini, pesawat turboprop N219 hasil kerjasama PT DI dan LAPAN telah meriah sertifikasi dari Kementerian Perhubungan RI. Dilakukan secara online, hari ini, 28 Desember 2020, N219 memperoleh sertifikat yang diberikan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kemenhub RI.

Baca juga: Tiga Tahun Setelah Bernama “Nurtanio,” Inilah Progres Sertifikasi Pesawat N219

Dikutip dari siaran pers PT Dirgantara Indonesia (28/12/2020), Type Certificate N219 diserahkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono kepada Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro, disaksikan oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi di Ruang Mataram, Gedung Kemenhub RI, Jakarta.

Proses sertifikasi merupakan proses terpenting untuk menjamin keamanan dan keselamatan, mengingat pesawat tersebut kedepannya akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum. Sebagaimana hasil pengujian DKPPU, pesawat N219 dinyatakan telah memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category).

“Prototype pesawat pertama (Prototype Design 1) N219 Nurtanio telah menjalani Flight Cycle sebanyak 250 cycle dan Flight Hours sebanyak 275 jam, sedangkan prototype pesawat kedua (Prototype Design 2) N219 telah menjalani Flight Cycle sebanyak 143 cycle dan Flight Hours sebanyak 176 jam. Sehingga secara total pesawat N219 telah menyelesaikan 393 Flight Cycle dan 451 Flight Hours dalam proses sertifikasi ini”, demikian penjelasan Gita Amperiawan, Direktur Teknologi & Pengembangan PT DI.

N219 Produksi PTDI. Sumber: Istimewa

Bukan pertama kali bagi PTDI melakukan pengembangan produk, pengembangan pesawat N219 dimulai pada tahun 2014 untuk tahap desain dan aplikasi Type Certificate, dilanjutkan dengan pembuatan prototype pesawat pertama pada tahun 2016 dan prototype pesawat kedua pada tahun 2017 bersamaan dengan proses integrasi sistem, dimana pada tahun tersebut merupakan awal mula proses pengujian untuk sertifikasi, hingga akhirnya di tahun 2020 berhasil memperoleh sertifikasi, untuk selanjutnya direncanakan masuk ke tahap komersialisasi pada tahun 2021.

Dengan selesainya sertifikasi, pesawat N219 diharapkan dapat menjadi awal dari kebangkitan kembali industri dirgantara Indonesia, yang kemudian dapat membantu mengisi kebutuhan penerbangan konektivitas dan perintis di pelosok Indonesia dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara lebih merata.

“Betapa panjang dan rumitnya proses sertifikasi pesawat N219, diantaranya yaitu Document Certification, Conformity Inspection, Laboratory Test, Ground Test, Flight Test System & Performance. Ini akan menjadi kebanggaan bagi Indonesia, untuk pertama kali berhasil menyelesaikan sertifikasi dari pesawat yang sepenuhnya merupakan hasil karya anak bangsa.

Juga merupakan sebuah prestasi pertama dan luar biasa bagi PT DI dan DKPPU untuk dapat menyelesaikan evaluasi dan test bagi produk pesawat terbang nasional dengan kompleksitas sebesar ini. Ini semua merupakan prestasi bangsa dan akan menaikkan wibawa bangsa Indonesia di dunia penerbangan internasional.

Adapun untuk nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pesawat N219 berdasarkan hasil assessment oleh PT Surveyor Indonesia tahun 2019 adalah sebesar 44,69% dan PT DI dengan melibatkan berbagai industri komponen dalam negeri akan terus berupaya meningkatkan nilai TKDN pesawat N219 hingga mencapai lebih dari 50%, sehingga manfaat dari mengembangkan produk pesawat nasional dapat dimaksimalkan dan disebarkan pada industri UKM Nasional.

“Mudah-mudahan rantai nilai produksi atau industri pesawat indonesia bisa diwujudkan dan kita terus berharap meningkatkan TKDN yang saat ini hampir 50% mudah-mudahan kita bisa segera naikkan di atas 50%. Dan tentunya sekali lagi kita berharap pesawat N219 ini bisa menjadi awal kebangkitan industri Dirgantara di Indonesia”, kata Bambang Brodjonegoro saat meninjau pesawat N219 di PTDI pada tanggal 11 Desember 2020.

Produksi awal pesawat N219 akan dibuat 4 unit pesawat N219 dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia, untuk selanjutnya PT DI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem produksi modern pada manufacturing, sehingga secara bertahap kemampuan output produksi akan terus dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Baca juga: Pesawat Twin Otter, Si Kecil Bandel yang Lincah Meliuk di Daerah Pegunungan

Saat ini pengembangan pesawat N219 amphibi sedang dalam tahapan Preliminary Design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan Prototyping & Structure Test, Development Flight Test dan ditargetkan dapat diperoleh ATC Award pada tahun 2024.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru