Seberapa besar pencapaian yang telah dilakukan PT MRT Jakarta selalu menarik perhatian dalam setiap diskusi, maklum inilah proyek kereta bawah tanah pertama yang ada di Indonesia, jelas kesuksesan MRT adalah prestis bagi bangsa ini. Dan diwartakan bahwa hingga kini pengerjaan proyek MRT Jakarta sudah mencapai 90,69 persen, dimana pada segmene elevate mencapai 86,36 persen dan underground 95,59 persen.
Baca juga: Melenceng dari Target, Soal Pembebasan Lahan Fatmawati Jadi Alasan PT MRT Jakarta
KabarPenumpang.com mendapatkan fakta terbaru dari proyek MRT Jakarta yakni untuk kawasan TOD (Transit Oriented Development) atau bisa disebut dengan Kawasan Transit Terpadu (KTT) akan dilakukan groundbreaking di Dukuh Atas dari jumlah seluruhnya 13 KTT yang ada. Dari kabar yang tersiar groundbreaking tersebut akan dilakukan pada akhir Januari 2018 ini, namun belum jelas apakah akhir Januari atau mundur.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, pihaknya tengah mencanangkan pembuatan KTT pertama di kawasan Dukuh Atas dengan strategi besar dan akan dilakukan grounbreaking dalam waktu dekat. Kawasan Dukuh atas dipilih karena berada di kawasan yang terkoneksi dengan berbagai macam lingkungan, yakni tempat tinggal, kantoran, mall, transportasi dan berbagai hal lainnya.
“Kita akan lakukan groundbreaking dalam waktu dekat. Untuk KTT ini kita punya strategi untuk mendukungnya yakni intrekoneksi transit yang aman dan nyaman, memanfaatkan aset pemerintah, penyediaan ruang terbuka publik dan peningkatan kualitas hidup melalui redevelopment,” ujar William yang ditemui KabarPenumpang.com (29/1/2017) pada pertemuan bulanan media.
Dia mengatakan untuk interkoneksi transit yang aman dan nyaman dengan membangun jalur baik ke stasiun maupun ke halte TransJakarta. Sebab, stasiun MRT yang berada di Dukuh Atas langsung tekoneksi dengan moda transportasi lainnya seperti Commuter Line (KRL), LRT, kereta bandara dan TransJakarta.
Selain itu MRT juga sudah memanfaatkan aset pemerintah, yakni bersama dengan PD Pasar Jaya membersihkan lahan bekas pasar Blora untuk di jadikan transtit plaza MRT. Sedangkan untuk menyediakan ruang terbuka publik yakni dengan menghadirkan taman untuk interaksi. “Kita hadirkan taman untuk tempat interaksi penumpang, apalagi di daerah-daerah ruang publik Transit Plaza,” ujar William.
Tak hanya itu, untuk jangka waktu pendek, William mengatakan yang akan dibangun terlebih dahulu adalah taman di Dukuh Atas, kemudian pedestrianisasi atau jalur untuk pejalan kaki. Namun untuk pedestrianisasi ini, dia menjelaskan akan bisa dibangun secepatnya sebab anggaran sudah ada dan tinggal menunggu pengesahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Kursi Penumpang MRT Jakarta Berbahan Plastik, Upps Jangan Kecewa Dulu!
“Transit Plaza akan dibuat lebih panjang nantinya, di situ juga ada MRT office, ini rencana jangka pendek yakni 2-3 tahun kedepan prosesnya, dan tahun ini mudah-mudah sudah bisa terlaksana. Untuk interkoneksi masing-masing properti (Perusahaan baik BUMN, BUMN, Swasta atau Mall) adalah jangka panjang yakni 5-20 tahun dan total anggarannya belum tahu karena masih di hitung,” ujar William.