Monday, November 25, 2024
HomeDestinasi UdaraBicara Dimensi dan Bobot, Lima Pesawat Ini Masih Juara

Bicara Dimensi dan Bobot, Lima Pesawat Ini Masih Juara

Dengan beragam kebutuhan, pesawat banyak diciptakan dalam ukuran yang tak biasa, salah satunya untuk menunjang muatan (payload) dalam jumlah besar, sosok pesawat diwujudkan dalam desain raksasa. Bicara tentang pesawat berukuran gambot tentu tak melulu untuk misi sipil, pesawat militer juga ikut ambil bagian dalam mewujudkan megastruktur di angkasa ini.

Dari beragam pesawat berukuran tambun yang pernah dirilis, berikut ini KabarPenumpang.com menghimpun lima jenis pesawat dengan ukuran body jumbo versi laman flights.com.

Baca Juga: Berdasarkan Luas Lahan,10 Bandara Ini Jadi Yang Terbesar di Dunia

B-36, The Peacemaker

Sumber: acesflyinghigh

Pesawat ini merupakan strategic bomber yang dirakit oleh Convair dan dioperasikan oleh United States Air Force (USAF) sejak tahun 1949 hingga 1959. Pesawat yang pertama kali mengudara pada 8 Agustus 1946 ini merupakan pesawat berbasis piston terbesar yang diproduksi secara massal. Pesawat ini memiliki bentang sayap terlebar di kelas pesawat tempur yang pernah dibangun sebelumnya, kurang lebih sekitar 230 kaki atau setara dengan 70,1 m. Diketahui, pesawat ini pernah menjadi tumpuan Strategic Air Command (SAC) untuk mengirimkan pasokan senjata nuklir. Sayangnya, pesawat ini harus mengakhiri perjalannya di udara pada tahun 1955 karena posisinya digantikan oleh Boeing B-52 Stratofortress dengan tenaga jetnya.

Caproni Ca.60

Caproni Ca.60

Pernahkah Anda melihat pesawat dengan sembilan sayap? Jika belum, maka cobalah tengok Caproni Ca.60 atau yang biasa disebut Noviplano yang memiliki arti sembilan sayap. Caproni Ca.60 adalah prototipe dari sebuah flying boat bersayap sembilan terbesar yang ditujukan untuk melayani perjalanan transatlantik yang mampu mengangkut 100 penumpang dalam sekali perjalanan. Pesawat ini memiliki delapan mesin dengan tiga tumpuk sayap di setiap sisinya. Namun, pesawat yang pertama kali mengudara pada paruh pertama tahun 1921 ini tinggal kenangan. 4 Maret 1921, tak lama setelah lepas landas, pesawat ini jatuh ke permukaan air dan hancur berkeping-keping setelah sebelumnya kehilangan kontrol. Caproni, manufaktur perakit pesawat ini lantas meninggalkan proyek flying boat-nya karena biaya yang sangat besar.

Airbus A380

Airbus A-380

Hingga saat ini, pesawat double-deck wide-body buatan Airbus ini masih digunakan oleh beberapa maskapai besar, seperti Emirates, Singapore Airlines, Qantas, Qatar dan Lufthansa. Pesawat ini pertama kali mengudara dalam sebuah uji coba pada 27 April 2005 dan melayani penerbangan komersil perdananya untuk Singapore Airlines pada 25 Oktober 2007. Pesawat yang mampu menampung 525 penumpang dalam konfigurasi tiga kelas dan 853 penumpang dalam konfigurasi all-economy class ini masih menjadi primadona bagi beberapa maskapai yang melayani rute antar benua.

Terhitung sejak Agustus 2017, pihak Airbus telah menampung 317 pesanan dan telah menyelesaikan 215 di antaranya. Sebagai pelanggan setia A380, Emirates merajai pemesanan pesawat ini dengan total 142 unit, 97 di antaranya telah dikirimkan.

Baca Juga: Tak Lagi Gunakan Airbus A380, Qatar Airways Ganti Armada Tujuan Atlanta

Solar Impulse 2

Solar Impulse 2

Adalah proyek pesawat terbang jarak jauh bertenaga surya eksperimental asal Swiss. Pada tahun 2014, Solar Impulse 2 digalang-galang sebagai suksesor dari pendahulunya, Solar Impulse 1 dengan kapasitas sel surya yang lebih banyak serta motor yang lebih bertenaga. Proyek yang didanai oleh pihak swasta ini dipimpin oleh seorang insinyur asal Swiss, André Borschberg dan Bertrand Piccard, seorang balloonist.

Adapun tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengelilingi dunia menggunakan pesawat terbang bertenaga sel surya agar tidak mencemari udara. Diketahui pada 9 Maret 2015, André dan Bertrand memulai perjalanan mereka dari Abu Dhabi untuk mengelilingi dunia menggunakan Solar Impulse 2.

Dalam perjalanan multi-tahap tersebut, diagendakan pesawat akan mengakhiri ekspedisinya pada Agustus 2015. Juli 2015, pesawat sel surya tersebut mencatatkan rekor pribadinya sendiri dengan melakukan penerbangan terjauh, yaitu dari Jepang menuju Hawaii. Walaupun selama perjalanan tersebut, baterai pesawat sempat mengalami kerusakan termal yang mengharuskannya beristirahat selama beberapa bulan untuk diperbaiki.

Antonov An-225 Mriya

Antonov An-225 Mriya

Terlepas dari soal bobot terberat atau sayap terlebar, hanya ada satu yang layak menjadi penyandang gelar pesawat terbesar di dunia, inilah Antonov An-225 Mriya. Pesawat yang diproduksi pada tahun 1985 ini memiliki bobot yang luar biasa, yaitu 640 ton dan didukung dengan enam mesin turbofan. Antonov An-225, yang pada awalnya dikembangkan untuk tugas pengangkutan pesawat ruang angkasa Buran, merupakan proyek pembesaran dari Antonov An-124 yang telah meraih sukses.

Dalam penerbangan komersial, pesawat ini mampu menampung muatan hingga 247 ton. Satu fakta yang patut di garisbawahi dari pesawat sepanjang 84 meter dengan bentang sayap 88,4 meter ini, ternyata hanya ada satu Antonov An-225 Mriya yang pernah dibuat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru