Bar di bandara tentu identik dengan minuman beralkohol. Pun sebenarnya minum alkohol tidak dilarang di bandara, hanya saja karena kerap memicu masalah di kabin, peredaran minuman beralkohol untuk calon penumpang akan dibatasi untuk mencegah masuknya penumpang dalam kondisi mabuk ke dalam kabin pesawat.
Baca juga: (Lagi) Penumpang Mabuk Berhasil Paksa Pilot Untuk Mendarat Darurat
KabarPenumpang.com melansir dari laman express.co.uk (8/1/2018), bahwa minuman beralkohol bisa saja dilarang sebelum terbang dan bar yang menjual alkohol bisa membatasinya. Home Office, otoritas yang mengatur keamanan di Inggris bahkan mempertimbangkan perpanjangan UU Perizinan 2003 untuk memasukkan bar dan pub ke dalam terminal bandara.
“Maskapai percaya bahwa pembebasan bandara dari Undang-undang Perizinan harus dilepas sehingga sementara penumpang masih dapat menikmati minuman untuk memulai liburan mereka, gerai bandara akan dikenai persyaratan perizinan yang sama seperti bar, pub dan gerai lainnya yang menjual alkohol di kota-kota dan kota, dan juga di darat di bandara,” ujar salah seorang juru bicara maskapai Inggris.
Diketahui insiden penumpang mabuk yang membuat masalah bagi maskapai dan penumpang lainnya tercatat cukup banyak di tahun 2017. Penumpang mabuk yang diamankan dalam penerbangan meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya.
Banyak video dan berita dalam beberapa tahun terakhir yang menunjukkan penumpang dikeluarkan dari penerbangan setelah berulah pada awak kabin dan mengancam penumpang lain. Salah satu yang belum lama terjadi adalah seorang penumpang Ryanair yang ditahan karena perilaku kurang menyenangkan dalam pesawat saat dirinya dalam keadaan mabuk.
Home office mengatakan, penumpang mabuk yang diamankan pihak keamanan tersebut akan dikenakan sanksi berupa denda atau hukuman penjara selama dua tahun. Terkait masalah minuman alkohol penumpang di bandara, Ryanair mendukungnya dan mengatakan untuk penumpang mereka diadakan pembatasan yakni dua gelas.
“Ini adalah masalah yang sekarang harus ditangani bandara. Kami meminta perubahan signifikan untuk melarang penjualan alkohol di bandara, terutama dengan penerbangan pagi dan saat penerbangan terlambat,” ujar Kenny Jacobs dari Ryanair.
Bukan hanya penundaan penerbangan dan gangguan yang menimbulkan kekhawatiran, sebab banyak awak kabin juga melaporkan adanya peningkatan kasus penyerangan dari penumpang mabuk. Satu dari lima awak kabin dari anggota serikat Unite mengaku telah mengalami penganiayaan fisik dari penumpang. Mantan pramugari Ally Murphy mengatakan, “mereka menyentuh payudara Anda atau mereka menyentuh pantat atau kaki Anda”.
Baca juga: Kerap Dilecehkan, Awak Kabin Beberkan Kelakuan Penumpang Mabuk
Dia berhenti tahun lalu setelah 14 tahun di industri ini. Sebuah survei mengungkapkan bahwa orang Inggris minum sebanyak 15 unit alkohol dalam satu penerbangan, melipat gandakan batas mingguan yang disarankan.