Label kereta mewah hampir ada di setiap regional, tak terkecuali di Benua Hitam Afrika. Selain Oriental Desert Express di Maroko yang pamornya terdongkrak berkat ditumpangi James Bond di film Spectre. Bergeser jauh ke ujung selatan Afrika, tepatnya di Afrika Selatan juga ada kereta mewah, bahkan di dapuk sebagai kereta paling mewah di Afrika. Yang dimaksud adalah The Blue Train yang melaju sepanjang 1.600 Km dari kota Pretoria menuju Cape Town. Disebut kereta paling, lantaran The Blue Train dilengkapi fasilitas bak hotel berbintang lima.
Baca juga: Oriental Desert Express, Sensasi Kereta Mewah Pelintas Padang Pasir
Kereta ini mengarungi perjalanannya dengan menghubungkan selatan Afrika yang luas ke utara dengan mengelilingi pegunungan yang menakjubkan untuk menunjukkkan benua hitam pada dunia. Padang pasir yang gersang, padang rumput dengan satwa-satwa liarnya memberikan pemandangan tersendiri untuk pengguna The Blue Train. Sehingga para penggunanya memiliki pengalaman yang tak terlupakan saat menaiki The Blue Train.
Raja, presiden, pasangan muda yang berbulan madu hingga para selebiritis yang sudah menggunakan The Blue Train merasa tersanjung dengan pemandangan dan fasilitas yang diberikan. Padahal dulunya para injiner di Kairo (Mesir) tidak pernah memikirkan adanya kereta biru ini, tetapi para pemikir yang bermimpi tinggi memiliki kereta mewah mampu mempertahankan kereta biru ini hingga bisa melintasi Afrika Selatan. Harga yang dikenakan untuk sekali naik pada hari biasa yakni R18710 atau setara Rp19.300.000 untuk kelas luxury dan kelas de luxe single R28695 atau setara Rp29.520.000.
Baca juga: Tengok Kemewahan “Venice Simplon – Orient Express, Kereta dengan Tarif Mulai Rp44 Juta
Dilansir KabarPenumpang.com dari Wikipedia, The Blue Train menawarkan pelayanan dalam gerbongnya yakni, dua gerbong lounge (untuk merokok dan tidak merokok), gerbong observasi, gerbong dengan jendela berwarna emas, kompartemen yang kedap suara yang dilengkapi dengan kamar-kamar mewah, bahkan ada kamar suite yang dilengkapi bathtub.
The Blue Train awalnya adalah kereta yang berasal dari Union Limited dan Union Express tahun 1923 silam. Saat itu The Blue Train membawa penumpang dari Johannesburg ke kapal-kapal yang berangkat dari Cape Town menjuju Inggris. Sejak tahun 1933, Union Express sendiri memberikan fitur mewah seperti ruang makan atau restoran dan gerbong dengan menggunakan AC enam tahun kemudian, yakni di tahun 1939.
Baca juga: Mengenal Eksotisme Layanan Kereta Tidur di Indonesia
Sayangnya, saat meletus perang Dunia II, pelayanan Union Express terhenti dan beroperasi kembali tahun 1946 dengan label baru sebagai The Blue Train. Dari sejarahnya, kereta dengan cat biru ini adalah kereta baja yang sudah diperkenalkan tahun 1937 dan namanya di adopsi untuk menggantikan Union Express. Tahun 1955, kereta ini mulai beroperasi dengan lokomotif diesel listrik 3E dari Cape Town ke Tous River. Kemudian ditahun 1959, Wegmann&Co membangun gerbong makan ber-AC yang dilengkapi dapur.
September 1972, dua set kereta dengan 16 gerbong yang dibuat Carrieage & Wagon diperkenalkan dan diperbaharui 1997. Sebelum tahun 2002, The Blue Train beroperasi pada empat rute yang berbeda yakni Pretoria ke Cape Town, Cape Town ke Port Elizabeth, rute menuju Hoedspruit dan yang terakhir ke Zimbabwe Victoria Falls.
Tetapi tahun 2004 dua rute terakhir yakni menuju Hoedspruit dan Zimbabwe tak lagi dihidupkan. Ini dikarenakan tingkat penggunaan kereta yang tidak menentu, apalagi melihat pasar penumpang di Zimbabwe. Hingga akhirnya tahun 2007 hanya ada satu rute yang beroperasi, yakni dari Pretoria ke Cape Town. Selain itu, The Blue Train juga menawarkan paket rute khusus ke Durban dan Bakubung Game Lodge dan rute lainnya. Shosholoza Meyl, Divisi Kereta Api Jarak Jauh Afrika Selatan sempat mengoperasikan kereta rute Pretoria ke Cape Town dan hanya ada satu kereta per harinya di setiap arah dan bukan pelayanan kereta mewah.
Adapun The Blue Train yang saat ini dioperasikan oleh Luxrail, perusahaan nasional Afrika Selatan. Sebenarnya, pengoperasian The Blue Train dibutuhkan satu dari arah selatan dan satu lagi dari utara. Bila ini terlaksana memungkinkan setiap harinya ada kereta dari dua ujung pemberangkatan. Saat ini satu set kereta yang beroperasi menampung 74 penumpang di 37 kamar dengan kecepatan laju kereta 90 km per jam.