Apa yang ada dibenak Anda saat menyebut nama Perancis, sebagian besar dari Anda boleh jadi akan terbanyang Menara Eiffel dan Museum Louvre di Kota Paris. Lain dari itu? Ikon transportasi kereta cepat TGV diyakini akan menyerap memori untuk mereka yang akrab dengan Negara Mode ini. Tak perlu langsung bertandang ke Perancis, pasalnya TGV sudah lumayan lekat dibenak banyak orang karena sering digunakan sebagai latar pengambilan gambar pada film-film ternama.
Dirunut dari sejarahnya, Train à Grande Vitesse (TGV) pada awalnya mulai beroperasi pada tanggal 27 September 1981 dengan rute TGV Sud-Est, Paris-Lyon. Kereta cepat yang beroperasi di Perancis ini dirancang khusus agar kompatibel dengan sistem perkeretaapian yang sudah ada sebelumnya. Walaupun ide pengadaan TGV ini sudah muncul sejak tahun 1960-an, namun membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 20 tahun untuk bisa menghadirkan salah satu pionir kereta cepat di dunia ini.
Baca Juga: Kereta Cepat Bi-Mode Shinkansen Siap Dirakit di Tanah Britania Raya
Adapun prototip pertama yang dihadirkan oleh pihak TGV ini masih menggunakan turbin gas dan sebuah alat yang dapat memproduksi listrik dengan menggunakan minyak. Dilansir KabarPenumpang.com dari laman beyond.fr, prototipe ini dikenal dengan nama TGV 001. Namun ketika krisis energi menerpa Benua Biru pada tahun 1973, pihak TGV harus memutar otak agar armadanya tersebut bisa bertahan di tengah harga minyak yang melambung tinggi. Ternyata krisis tersebut memaksa TGV untuk menyerah pada keadaan dan menerima kritik dari banyak pihak yang mengatakan bahwa ide tersebut dianggap tidak praktis.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, TGV lalu menciptakan prototipe kereta listrik pertamanya pada tahun 1974. Seiring berjalannya waktu, beberapa uji coba dilakukan dan pembenahan di armada tersebut mengantarkan TGV pada penyempurnaan versi akhir dari kereta listrik ini. Diketahui, TGV sukses membangun sebuah kereta cepat bertenaga listrik pada tahun 1980. Setahun berselang, perusahaan tersebut membuka layanan perdananya yang menghubungkan Paris dan Lyon.
Sejak saat itu, nama TGV naik ke permukaan dan mulai dikenal oleh banyak orang. Pasar mereka pun meningkat, terlihat dari antusias warga Perancis yang mulai menumpukan alternatif perjalanan mereka dengan menggunakan armada TGV. Kesuksesan tersebut lalu tidak membuat pihak TGV pongah. Alih-alih menikmati kesuksesan, mereka lantas menambah rute perjalanan baru. Tercatat, beberapa jalur perjalanan lain telah dibuka, seperti Paris menuju Tours/Le Mans, Paris menuju Lille, dan Paris menuju Brussels.
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama bagi TGV untuk mengembangkan jalur-jalur barunya tersebut. Sebut saja TGV Atlantique yang menghubungkan Paris dan Le Mans mulai beroperasi pada tahun 1989, TGV Nord-Eropa yang menghubungkan Paris dengan Lille mulai mengular pada tahun 1993, dan kereta Eurostar yang menghubungkan antara London dan Paris, Lille, Brussels yang mulai beroperasi pada tahun 1994.
Baca Juga: Serba-Serbi Channel Tunnel, Terowongan Rel Terpanjang Kedua di Dunia
Untuk urusan armada, kereta TGV ini berbentuk semi permanen dengan dua kereta bertenaga di setiap ujungnya. Dengan menambahkan bogie Jacobs di setiap rangkaian kereta, ini dapat memudahkan kereta TGV agar dapat berjalan dengan mulus. Dan di akhir rangkaian, kereta memiliki bogie tersendiri. Kereta TGV bisa diperpanjang dengan rangkaian dua TGV yang lain secara bersama-sama, dengan menggunakan coupler (perangkai) tersembunyi yang berada di moncong (hidung) daripada kereta TGV tersebut.
Tidak hanya TGV, beberapa negara lain juga memiliki teknologi yang hampir serupa dengan kereta cepat ini. Sebut saja Thalys yang menghubungkan Perancis ke Belgia, Jerman dan Belanda, dan Eurostar yang menghubungkan Inggris ke Perancis dan Belgia. Ada pula AVE, jaringan kereta berkecepatan tinggi di Spanyol, KTX di Korea Selatan, dan jangan lupakan Shinkansen, jaringan kereta berkecepatan tinggi dari Jepang.
Tidak lengkap rasanya jika berbicara kereta cepat tanpa menyinggung Shinkansen. Jepang sepertinya sudah dijadikan acuan oleh setiap negara, terutama dalam keretanya. Shinkansen yang kerap kali juga disebut sebagai kereta peluru pertama kali dibuka pada 1 Oktober 1964 untuk menyambut Olimpiade Tokyo. Jalur ini langsung sukses, melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak dibuka pada tanggal 13 Juli 1967, dan melayani kurang lebih sekitar satu miliar penumpang pada 1976.
Shinkansen merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota berbasis massal di Jepang, selain pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km per jam, tidak berbeda jauh dengan TGV yang dapat menempuh kecepatan hingga 320 km per jam. Untuk masalah keamanan, tidak ada daftar kecelakaan yang berakibat fatal dalam pengoperasian Shinkansen sejak sekitar 40 tahun yang lalu. Namun ada beberapa orang terluka dan satu kefatalan dikarenakan pintu yang menjepit penumpang atau barang mereka.
Dengan hadirnya Shinkansen dan TGV di dunia transportasi, keberadaan keduanya seakan dijadikan panutan oleh negara-negara lain. TGV menjadi panutan bagi negara-negara di Eropa, sedangkan Shinkansen dijadikan panutan oleh negara-negara di Asia. Walaupun, tidak sedikit juga negara di Eropa yang menggaet Shinkansen dalam pengadaan sarana transportasi modern berbasis massal.