Beberapa waktu yang lalu, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (MRTJ), Agung Wicaksono menyampaikan bahwa perusahaan yang tengah mematangkan pengadaan dari layanan Mass Rapid Transit pertama di Indonesia ini akan mengerahkan tenaga dari sejumlah kaum hawa sebagai masinisnya. Memang agak sedikit unik ketika mendengar pernyataan tersebut, namun begitulah kenyataannya.
Baca Juga: Lima Wanita Tangguh Jadi Masinis MRT Jakarta
Pada Kamis (12/4/2018) kemarin, bertempat di Depo 1 Lebak Bulus, Jakarta Selatan, satu dari lima masinis wanita yang dipekerjakan oleh PT MRTJ menampakkan batang hidungnya. Adalah Tiara Alincia Fitri, sang masinis MRTJ wanita pertama yang tampak mendampingi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Wanita 21 tahun lulusan Akademi Perkeretaapian Indonesia ini nantinya akan ditugaskan sebagai tenaga pendamping moda otonom produksi Nippon Sharyo, Jepang.
Secara harfiah, sebenarnya moda otonom seperti yang digunakan oleh MRT Jakarta ini tidaklah membutuhkan tenaga masinis, karena hampir semua urusan pengoperasiannya dijalankan dari pusat kendali. Namun dengan mengedepankan aspek keselamatan, akhirnya PT MRTJ memutuskan untuk menambah tenaga manusia di dalam kabin masinis.
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari sumber internal, nantinya Tiara dan 84 masinis MRT Jakarta akan ditugaskan untuk menutup pintu secara manual ketika kereta sedang transit. Sedangkan untuk proses membukanya akan dilakukan secara otomatis. “Terkait keselamatan, karena proses menutup (pintu) merupakan salah satu fase krusial,” tutur sumber internal di PT MRTJ tersebut.
Tidak hanya itu, para tenaga pendamping moda otonom ini juga bertanggung jawab untuk menghidupkan mesin ketika hendak beroperasi. “Walaupun semuanya sudah mengedepankan otomatisasi, namun untuk urusan menyalakan sistem kereta tetap dilakukan secara manual,” tandasnya.
Baca Juga: MRT Jakarta Adopsi Teknologi CBTC, MRT di Jepang Justru Belum
Meskipun terdengar mudah, namun sebenarnya pengawasan yang dilakukan oleh otoritas PT MRTJ sendiri bisa dibilang sangat ketat. Setiap tenaga pendamping moda otonom tidak diperkenankan untuk mengoperasikan gadget selama jam kerja. Mereka pun tidak bisa mengendap-endap menggunakan gadget mereka, karena kabin masinis diawasi penuh oleh kamera pengawas. Jika kedapatan melanggar, maka mereka akan dikenakan sanksi yang sebelumnya telah disepakati.