Seorang penumpang mengklaim tasnya rusak dan seluruh isi yang ada didalamnya hancur pada liburan Paskah lalu. Diduga tas itu rusak karena terjatuh dari mobil pembawa kendaraan barang-barang kargo pesawat sebelum ke klaim bagasi di bandara.
KabarPenumpang.com melansir dari laman thesun.co.uk (10/5/2018), bahwa Melissa Chung penumpang yang mengklaim tasnya rusak saat menggunakan pesawat Qantas dengan rute domestik dari Melbourne ke Perth. Insiden kerusakan tas yang berisikan pakaian, kosmetik dan laptop tersebut diperkirakan membuat Melissa rugi senilai £1600 atau sekitar Rp30,5 juta.
Hal ini membuatnya tidak memiliki apa-apa dalam perjalanannya tersebut. Kemudian sebulan setelah kejadian itu, dia pun masih berjuang untuk mendapatkan respon dari Qantas. Sayangnya, perusahaan penerbangan Australia tersebut menolak memberikan kompensai untuk laptop dan kosmetik tersebut.
“Saya berharap ada penyelesaian yang baik. Apa gunanya terbang dengan Qantas dibanding maskapai berbiaya rendah lain ketika pelayanan pelanggang mengerikan seperti ini?” ujar Melissa.
Melissa mengatakan, tasnya berada di dalam kantong plastik besar saat di claim bagasi. Saat dia mengambilnya ternyata semua dalam keadaan tak utuh lagi seperti tersangkut di bawah roda.
“Gaun dan pakaian robek dengan kondisi tas compang-camping dan hampir tidak utuh. Laptop saya pun hancur, kosmetik yang ada didalam tas pun rusak,” jelasnya.
Saat melakukan klaim awal, staf Qantas mengatakan untuk mengambil asuransi, namun Melissa tidak mengambil asuransi dikarenakan penerbangan domestik. Sehingga jika terjadi apa-apa dengan barangnya asuransi bisa mengklaim hal tersebut.
“Staf Qantas di Perth tidak terlalu membantu dan berkata saya harus mengklain pada asuransi. Tetapi saya gunakan penerbangan domestik sehingga tidak memiliki asuansi. Saya pikir tidak masuk akal untuk mengharapkan orang-orang memiliki asuransi perjalanan untuk penerbangan domestik. Mereka telah meminta saya untuk memberikan kwitansi asli untuk tas itu, tetapi saya tidak membawa dan mereka mengatakan bahwa mereka sedang memeriksanya sehingga dapat diperbaiki, yang menurut saya merupakan tekanan besar karena sudah rusak,” kata Melissa.
Baca juga: Koper Anda Hilang atau Tertukar? Baggage Claim Jadi Solusinya
Melissa sempat diberitahu jika Qantas tidak akan bertanggung jawab atas laptonya, karena tidak diperbolehkan di dalam bagasi. Kebijakan tersebut juga mengingatkan agar penumpang tidak mengemas barang mereka yang rapuh dan mudah rusak, barang berharga seperti uang, perhiasan, dokumen berharga atau bisnis serta peralatan elektronik tidak dimasukkan dalam bagasi kargo.
Juru bicara Qantas mengatakan terkait hal klaim kerusakan barang yang di alami Melissa, pihaknya akan menyelidiki kerusakan tersebut. “Kami menyesal tentang kerusakan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” ujar juru bicara tersebut.