Nampaknya era otomatisasi kian merajalela. Setelah beberapa inovasi yang memudahkan penumpang, seperti autogate yang ada di terminal internasional dan domestik Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sistem Autogate ini merupakan sarana pemeriksaan keimigrasian melalui pintu perlintasan otomatis bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia. Hampir mirip dengan yang ada di dalam negeri, Singapura juga rencananya akan mengaplikasikan gerbang tarif otomatis di beberapa stasiun MRT (Mass Rapid Transit)-nya.
Baca Juga: Agar Proses Imigrasi Lebih Cepat, Yuk Manfaatkan Autogate di Bandara Soekarno-Hatta
Menurut lansiran KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, nantinya penumpang MRT Singapura tidak perlu lagi menempelkan kartu (tapping) seperti sistem yang masih berlaku di KRL Jabodetabek saat ini, melainkan tarif perjalanan Anda akan terpotong secara otomatis melalui perangkat mobile computer dengan menggunakan teknologi Bluetooth atau dengan kartu Radio-Frequency Identification (RFID) yang mereka bawa.
Di Singapura, gerbang tiket “Handsfree” ini akan diuji coba di beberapa stasiun terpilih terlebih dahulu pada tahun 2018 mendatang. Ini merupakan salah satu dari banyak inovasi yang ditampilkan di pameran Future of Transport, yang diadakan di Sands Expo and Convention Center di Marina Bay Sands, Kamis-Jumat, 12-13 Oktober 2017 kemarin. Tidak hanya menggelar pameran, acara yang dituan rumahi oleh Singapura tersebut juga berbarengan dengan Asean Transport Ministers Meeting ke-23.
Di etalase, delegasi transportasi dan pejabat daerah diberi gambaran umum tentang inovasi yang mereka tawarkan, seperti penggunaan analisis data dan teknologi otonom untuk pengoperasian di pelabuhan Tuas Terminal di masa yang akan datang. Tidak hanya itu, para delegasi transportasi dan pejabat daerah juga diberi tahu tentang percobaan kendaraan otonom yang akan menyediakan transportasi penumpang on demand, point-to-point.
Demonstrasi yang melibatkan penggunaan robotika dan teknologi otonom untuk operasi ground-handling di bandara juga dilakukan oleh Sats, penyedia layanan katering darat dan penyedia layanan penerbangan di Changi Airport, Singapura. Dolly, robot yang dikhususkan untuk memindahkan beberapa troli makanan dari dapur ke lounge bandara, merupakan salah satu robot yang dipamerkan Sats dalam ajang tersebut.
Baca Juga: Sambut Olimpiade Musim Dingin, LG Hadirkan Dua Robot Canggih di Bandara Incheon
Tidak hanya Dolly, Sats juga turut memamerkan sistem kursi roda cerdas, yang memungkinkan staf bandara memindahkan kursi roda secara otonom. Jangan lupakan Caddy, kendaraan berpemandu otonom yang dapat digunakan untuk mengirimkan dokumen dari terminal bandara ke pesawat terbang ini juga menjadi salah satu daya tarik pengunjung di yang hadir di acara tersebut.
Kehadiran sistem otonom bak mata koin. Di satu sisi memberikan kemudahan bagi pihak yang mengoperasikannya, sedangkan di sisi lainnya, mereka menyingkirkan peran manusia yang secara otomatis akan kehilangan pekerjaannya. Jika perusahaan pengguna teknologi robotika menawarkan pekerjaan di sektor lain, tentu ini bukanlah masalah serius. Tetapi jika mereka melakukan PHK, maka masalah baru akan muncul menggantikan yang lama.