Pilot dan kopilot tak pelak menjadi orang yang paling penting di dalam pesawat, dan karena peran penting keduanya, maka sasaran utama jika terjadi pembajakan adalah area di kokpit. Melihat tren yang ada, terutama belajar dari insiden 9/11 di New York, pihak Federal Aviation Administration (FAA) lantas memberi standar pengamanan ekstra pada kokpit, salah satunya dengan pintu yang diperkuat dengan material tahan peluru dan pemberlakukan sistem kunci yang kendalinya dapat diatur dari dalam kokpit.
Baca juga: Pembajakan Pesawat Terlama, 39 Hari Kelam Penumpang El Al Flight 426
Baik bila pembajak sudah mampu merangseng ke dalam kokpit atau belum, saat informasi bahaya datang, maka prosedur penanganan darurat sudah wajib disampaikan pilot kepada petugas Air Traffic Controller (ATC). Ada sejumlah kode rahasia yang dapat digunakan pilot untuk mengabarkan kondisi pembajakan. Diantaranya saat pesawat melakukan pendaratan, pilot bisa menggunakana ‘bahasa’ isyarat lewat sayap. Seperti pilot dapat memanfaatkan ayunan flap yang digunakan untuk pengereman pesawat sebagai kode kepada petugas ATC atau keamanan bandara.
Dengan begitu pihak otoritas bandara dapat melakukan tindakan yang diperlukan sebagai langkah respon lanjutan. Umumnya para pembajak akan memaksa pilot untuk membuka pinti kokpit dengan ancaman nyawa kepada awak kabin dan penumpang.
Tapi dalam kondisi super darurat, bila pilot wajib mempertahankan kendali pesawat, maka pintu kokpit masih cukup kuat dengan proteksi moda penguncian dari dalam. Menurut kantor berita BBC ada tiga moda untuk pengaturan kunci pada pintu kokpit. Yang pertama adala normal, artinya pintu dapat diakses oleh awak kabin yang memang sudah mengetahui password. Kemudian ada pilihan akses ‘unlocked’ dan ‘locked,’ perbedaan diantara keduanya adalah prosedur untuk mendapatkan kemudahannya.
‘Unlocked’ digunakan saat seorang pilot ingin keluar sebentar dan perlu masuk lagi, sementara ‘locked’ adalah saat pilot mengganti kode password dan tetap seperti itu selama lima menit, dan mencegah siapa pun untuk mengetahui kode tersebut.
Lain dari itu masih ada metode squawking, yakni kode identifikasi empat digit yang dimasukkan oleh pilot ke dalam transponder untuk setiap kali melakukan penerbangan. Squawk membantu pusat kendali lalu lintas udara mengenali masing-masing pesawat. Ada beberapa kode yang bisa digunakan untuk melaporkan keadaan darurat. Untuk pembajakan, pilot bisa menggunakan kode 7500. Untuk masalah komunikasi, pilot menggunakan kode 7600, sementara untuk keadaan darurat lainnya, pilot bisa memasukkan kode 7700 ke transponder.
Baca juga: Neerja Bhanot – Mengenang Tameng Hidup Tragedi Pan Am Penerbangan 73
Transponder adalah sebuah pemancar radio di dalam kokpit yang terkoneksi dengan radar darat. Ketika transponder menerima sinyal dari radar sekunder darat yang lebih canggih, alat itu mengirim kode squawk yang berisi posisi pesawat, ketinggian dan tanda panggilannya. Secara konsisten, transponder menerima ping dari radar, sehingga pusat kendali lalu lintas bisa mengetahui kecepatan dan arah pesawat.