Mendapat julukan stasiun terbersih oleh para pecinta kereta api, stasiun Kutoarjo bisa dikatakan patut mendapatkannya. Sebab, dari foto dan curhatan beberapa blogger terlihat stasiun Kutoarjo bersih dan memperlihatkan layak menjadi sebuah stasiun kereta api kelas besar.
Baca juga: Bolak Balik di Tutup, Stasiun Purworejo Kini Jadi Cagar Budaya
Stasiun Kutoarjo merupakan stasiun besar tipe B dan terletak di Semawung Daleman, Kutoarjo, Purworejo. Berada di ketinggian +16 meter, stasiun ini masuk dalam Daerah Operasional V Purwokerto dan menjadi stasiun awal-akhir pemberangkatan kereta Prambanan Ekspres (Prameks) tujuan Solo.
Tak hanya itu, stasiun ini juga menjadi ujung pemberangkatan KA Sawunggalih dan Kutojaya Utara tujuan Jakarta serta KA Kutojaya Selatan tujuan Bandung. Menjadi stasiun besar, stasiun ini menjadi perhentian hampir semua KA yang melintas melalui jalur selatan pulau Jawa.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, bahwa stasiun ini memiliki enam jalur, tetapi hanya menggunakan jalur 1-5 dengan jalur 4 dan 5 digunakan untuk pemberangkatan KA Sawunggalih, Kutojaya Utara, Kutojaya Selatan dan Prameks. Sedangkan jalur 6 di gunakan untuk parkir kereta luar dinas dan langsir.
Ada keunikan di jalur 4 sampai 6 stasiun Kutoarjo, dimana menggunakan slab track tanpa batu kricak atau ballast. Jalur 1 ke arah timur stasiun ini sebenarnya terdapat percabangan menuju Purworejo sepanjang sembilan kilometer sebagai cabang dari jalur utama yang menghubungkan Bandung dan Surabaya. Sayangnya jalur tersebut kini berstatus nonaktif.
Meski menjadi stasiun kelas besar tipe B, ada beberapa kereta yang tak berhenti atau melintas langsung di stasiun ini yakni KA Argo Lawu Fakultatif, Argo Dwipangga Fakultatif, Bima dan Senja Utama YK. Stasiun Kutoarjo sendiri menjadi titik ujung barat jalur rel ganda lintas Solo-Yogyakarta-Kutoarjo sebagai bagian dari jalur ganda lintas selatan pulau Jawa.
Karena menjadi pemberangkatan awal beberapa kereta, di dalam stasiun Kutoarjo juga terdapat sub dipo lokomotif. Dalam sub dipo ini ada dua lokomotif diesel hidrolik yaitu BB300 06 dan BB300 16. Kedua lokomotif ini diketahui hanya digunakan sebagai langsiran ataupun feeder. Meski hanya menjadi sub dipo, tetapi fasilitas terbilang lengkap dan lokomotif juga lebih terawat.
Baca juga: Butuh? Ternyata Ini Nama Stasiun Lho!
Selain sub dipo lokomotif, adapula dipo kereta yang dikhususkan untuk menyimpan keeta-kereta penumpang yang berangkat dasi stasiun Kutoarjo. Kini menelisik jejak sejarahnya, stasiun Kutoarjo dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta Yogyakarta-Cilacap tahun 1887 silam.
Dulu bentuk stasiun tak seperti sekarang, setelah fasad stasiun di rombak, yang tersisa hanya bagian atap peron saja. Bisa dikatakan sebelum dirombak, stasiun Kutoarjo memiliki bentuk yang mirip dengan stasiun Purworejo.