Menunggu sarana transportasi umum di halte atau stasiun bukanlah sesuatu hal yang aneh nan unik, namun apa jadinya jika Anda menunggunya di dalam sebongkah batu besar, lengkap dengan tempat duduk dan bagian atap yang akan melindungi Anda dari serangan cuaca buruk, unik bukan? Tenang, Anda tidak sedang digiring menggunakan mesin waktu yang membawa Anda menuju jaman Flintstone, tapi halte unik ini memang benar-benar ada di era digitalisasi seperti saat ini.
Baca Juga: Parade Halte Unik Dengan Sokongan Promosi dan CSR
Sebagaimana yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman 3dprint.com (29/12/2017), perusahaan rekayasa, arsitektur, dan konstruksi asal Shanghai, Winsun, baru-baru ini mempresentasikan sebuah halte bus yang menggunakan teknologi cetak 3D pertama di dunia. Halte bus ini dapat ditemui di kota kuno Fengjing, Yinshan, tepatnya di nya di Fengjing Road Four.
Sebenarnya, Winsun telah lama mempromosikan penggunaan bahan daur ulang yang bersih untuk membangun infrastruktur dan interior rumah yang berkelanjutan yang dicetak tahun lalu dari limbah konstruksi daur ulang di Suzhou, sebagai bagian dari sebuah inisiatif untuk mempromosikan konstruksi rendah karbon.
Didasarkan pada konsep tersebut, Winsun lalu mengaplikasikan hal serupa pada halte bus 3D ini. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2003 ini menggunakan bahan limbah bangunan daur ulang mentah untuk membangun halte bus hanya dalam satu malam saja. Uniknya, para penumpang yang menggunakan halte ini tidak menyadari bahwa tempat yang tengah mereka singgahi merupakan hasil cetak 3D.
Halte 3D yang dicetak oleh Winsun merupakan bagian dari sebuah proyek baru yang berputar di seputaran ‘kota sains dan teknologi’ di Fengjing, yang juga sekaligus mempromosikan penerapan teknologi bagi perusahaan lokal. Nantinya, Winsun akan menjajal media lain yang turut menyertakan terknologi cetak 3D, seperti jalanan, technology town, hingga sebuah 3D printing technology experience garden.
Baca Juga: Perbaiki Halte Bus, Pramuka Ini Diganjar Gold Award!
Saat ini, Cina tengah meningkatkan fokusnya pada pencetakan 3D dan teknologi maju sebagai masalah kebijakan, dan besar kemungkinan, negara yang didaulat sebagai salah satu negara dengan populasi terpadat di dunia ini hanya akan melihat struktur dan pengembangan yang lebih inovatif saja.
Di luar konteks halte 3D ini, Winsun tengah berupaya untuk menjalin sebuah kerja sama kolaboratif dengan pemerintah Arab Saudi untuk mencetak 1,5 juta rumah 3D dalam waktu lima tahun ke depan, dan rencananya, musim panas ini Winsun akan menandatangani perjanjian pencetakan 3D senilai $1,5 miliar, untuk menyewakan 100 printer 3D-nya ke kontraktor di Arab Saudi.