Penggunaan Global Positioning System atau yang biasa disingkat GPS ini memang seperti koin yang memiliki dua sisi. Di satu sisi, aplikasi ini sangat membantu para pengemudi yang masih asing dengan suatu daerah. Sementara di sisi lainnya mengatakan bahwa aplikasi ini berbahaya jika digunakan sembari mengemudi.
Baca Juga: Duh! Terlalu Sering Gunakan GPS Bisa Turunkan Kinerja Otak
Khusus di Indonesia, para pengemudi yang kerap menggunakan GPS sempat dibuat ketar-ketir karena pernyataan dari Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto yang menyebutkan bahwa penggunaan GPS ketika berkendara merupakan sebuah pelanggaran.
Namun Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Halim Pagarra menganggap penggunaan GPS tidaklah masalah selama digunakan secara bijaksana. Tapi sebenarnya, apa saja sih yang menyebabkan penggunaan GPS ini diperdebatkan?
Sebagaimana data yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman elkandelk.com, penggunaan GPS ketika mengemudi memaksa si sopir untukmemecah konsentrasinya ke dua fokus, pertama jalanan dan GPS yang terpasang di gadgetnya. Secara tidak langsung, ini membahayakan para pengguna jalan termasuk dirinya sendiri.
Belum lagi interaksinya dengan gadget semisal layar ponsel mati atau gangguan sinyal yang menghambat kinerja GPS tersebut, hal ini tentu menjadi masalah lanjutan dari poin pertama yang sudah disebutkan tadi. Lalu soal pencahayaan layar ponsel yang terlalu terang akan menimbulkan masalah tersendiri ketika si pengemudi berkendara pada malam hari.
Lalu bagaimana jika di tengah perjalanan, si pengemudi harus mencari rute alternatif karena macet atau masalah lain? Secara otomatis ia harus kembali berinteraksi dengan gadgetnya, dimana hal tersebut berarti memecah konsentrasinya.
Ketika sejumlah permasalahan tadi bermuara pada satu titik, yaitu memecahkan konsentrasi selama berkendara, lalu kira-kira, apa yang harus dilakukan agar si pengemudi bisa tetap fokus, walaupun daerah yang ia lewati masih asing untuknya?
Sebelum berkendara, ada baiknya jika si pengemudi mempelajari dan memahami terlebih dahulu seluk beluk rute yang sekiranya hendak ia lewati. Lebih baik jika ia sudah bisa merencanakan opsi rute lain, alih-alih rute utama dilanda kemacetan.
Lalu, si pengemudi harus mengupayakan agar gadget yang ia gunakan untuk membuka aplikasi GPS terletak di posisi yang mudah untuk di lihat, semisal di samping kemudi (biasanya menggunakan alat khusus agar gadget bisa berdiri). Dengan begitu, ia tidak perlu terus-terusan melihat ke gadgetnya yang mungkin ia simpan di sela-sela paha atau di tempat lain yang memaksanya untuk mengalihkan pandangan dari depan.
Baca Juga: 1 April 2018, India Wajibkan Penggunaan GPS di Angkutan Umum, Indonesia Bagaimana?
Usahakan juga untuk memaksimalkan fitur voice command yang kini sudah tersedia di kebanyakan aplikasi GPS. Setidaknya dengan mengikuti petunjuk arah dalam bentuk suara, si pengemudi tidak harus memalingkan pandangan dari depan.
Terakhir, jikalau kondisinya sangat mendesak dan memaksa driver untuk melihat aplikasi GPS-nya, maka menepilah di tempat yang aman terlebih dahulu.