Idealnya setiap bandara memiliki perangkat yang disebut ILS (Instrument Landing System). Dengan ILS maka standar keselamatan penerbangan menuju suatu bandara dapat lebih terjamin. Penerbangan yang dilakukan malam hari dapat berlangsung dengan adanya ILS, pun pilot dapat mendaratkan pesawat tatkala cuaca buruk dengan sudut pandang terbatas, itu juga dapat dilakukan berkat adanya ILS. Sayangnya di Indonesia, bandara yang telah mengadopsi ILS jumlahnya masih terbatas saja.
Baca juga: Digital Air Traffic Solutions, Saatnya Menara ATC Dikendalikan Secara Remote
Seperti pada November 2015, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia akan memasang Instrumen Landing System (ILS) di 13 Bandara. Rinciannya, delapan bandara melakukan penggantian ILS, sementara lima bandara lain untuk pertama kalinya dipasang ILS. Selain itu, AirNav juga melakukan perbaikan ILS di 16 bandara. Tanpa ILS, bandara yang punya potensi mendukung pariwisata terbentur membatasi penerbangan, dimana pesawat tidak dapat melakukan pendaratan di malam hari. Ada juga bandara yang hanya bisa didarati dalam kondisi cuaca cerah, lantaran area landas pacu (runway) terselimuti kabut atau asap.
Baca juga: Yang Serba Unik dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang
Bandara Abdulrachmah Saleh di Malang menjadi salah satu dari sekian bandara di Tanah Air yang belum bisa melayani penerbangan malam hari. Sementara Bandara Depati Amir di Bangka Belitung tidak dapat didarati pesawat bila jarak pandang pilot kurang dari 900 meter. Di Bandara Depati Amir sejatinyanya sudah ada ILS, namun mengalami kerusakan sejak beberapa waktu lalu.
Baca juga: Hang Nadim, Bandara dengan Landas Pacu Terpanjang di Indonesia
Dirunut dari definisinya, ILS adalah sistem pemandu pendaratan pesawat dengan menggunakan instrument elektronika. Sistem ini membantu pesawat udara untuk mendarat tepat pada centre line (garis tengah) runway dan dengan sudut pendaratan yang tepat. Pemanduan dilakukan agar pilot mengetahui jarak pesawat terhadap area pendaratan (touchdown zone) pada runway. Pemanduan dilakukan untuk mengatur posisi kanan kiri (center line) pesawat, sehingga dapat landing dengan tepat di garis tengah landasan.
Pemanduan dilakukan juga untuk mengatur posisi atas bawah pesawat, sehingga dapat landing dengan tepat pada sudut ± 3° terhadap landasan. ILS terdiri dari 3 komponen peralatan berdasarkan fungsi pemanduannya yaitu Marker Beacon, Localizer, dan Glide Slope