Selain terkenal dengan keberadaan Candi Borobudur dan asal kuliner Kupat Tahu, Magelang sejak lama identik sebagai kota pendidikan militer. Dengan Lembah Tidar-nya yang legendaris, Magelang sejak dulu terkenal sebagai basis Akademi Militer, institusi yang mencetak perwira-perwira di lingkungan TNI AD. Karena terdapat ratusan kadet atau taruna di Akmil, maka otoritas Akmil dan PT KAI pada dekade 70-an bekerja sama menghadirkan layanan kereta khusus yang disebut “KA Taruna Express.”
Baca juga: KA Kuda Putih, Menapaki Jejak Kereta Rel Diesel Pertama di Indonesia
Sesuai namanya, Taruna Express memang dipentukkan untuk mobilitas para taruna, khususnya untuk tujuan Magelang-Yogyakarta, dimana Kota Gudeg tersebut memang menjadi tujuan utama para taruna untuk melakukan pesiar (berlibur). Berdasarkan catatan sejarah, KA Taruna Express diresmikan pada 30 November 1972. Peresmian dan inisiatif hadirnya Taruna Express tak terlepas dari gagasan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang kala itu menjabat Gubernur Akabri Udarat (Umum dan Darat). Lantaran hanya diperuntukkan untuk berlibur para taruna, jadwal perjalanan kereta tak seperti kereta umum, persisnya Taruna Express hanya berjalan di hari Minggu dan hari pesiar.
Sayangnya fasilitas yang bisa dinikmati para taruna tak berlangsung lama, saat banjir lahar dingin dari Gunung Merapi menghantam jembatan Krasak diperbatasan antara Jawa Tengah dan DIY pada bulan Desember 1976, maka tamat pula perjalanan Taruna Express. Padahal boleh dibilang, ini pertama kali ada layanan kereta khusus di Indonesia, terlebih yang terkait dengan fasilitas pendidikan. Bahkan secara khusus dibangun Stasiun Lembah Tidar, yang berdekatan dengan terminal bus di kompleks Akademi Militer.
Sejarah perkeretaapian di Magelang di mulai dengan pembangunan dan beroperasinya jalur KA Yogyakarta-Magelang pada 1 Juli 1898. Jalur ini dioperasikan oleh NISM (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij) yang merupakan salah satu perusahaan KA swasta Belanda yang tergabung dalam VS (Veerenigde Spoorwegbedrigs). Jalur ini menghubungkan Yogyakarta-Sleman-Tempel-Muntilan-Blabak dan Magelang.
Baca juga: Pembangunan (Kembali) Jalur KA Yogyakarta – Magelang, Hidupkan Nostalgia Era 70-an
Kini ditengah upaya untuk mendorong sektor wisata, terutama akses menuju kawasan Candi Borobudur, pemerintah tengah melakukan berbagai kajian untuk menghidupkan kembali rute yang penuh nostalgia tersebut. Karena membutuhkan investasi yang besar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan proses pembangunan jalur KA ini baru akan selesai di tahun 2020 atau 2021.