Saturday, April 27, 2024
HomeDaratJoseph Armand Bombardier - Ketika Minat, Bakat, dan Kegigihan Membuahkan Hasil Manis

Joseph Armand Bombardier – Ketika Minat, Bakat, dan Kegigihan Membuahkan Hasil Manis

Tidak hanya bergerak di industri kerdirgantaraan saja, nama Bombardier juga bertaji di dunia perkeretaapian Tanah Air. Terbukti dengan kerja sama yang mereka lakukan dengan PT INKA untuk membuat Kereta Rel Listrik i9000 yang kini beroperasi di beberapa jalur Commuter Line Jabodetabek. Dari dunia aviasi sendiri, salah satu maskapai raksasa asal Tanah Air yang baru saja memperoleh predikat sebagai maskapai bintang lima, Garuda Indonesia juga menjadi operator Bombardier.

Baca Juga: Layani Penerbangan Silangit-Singapura, Garuda Indonesia Gunakan Bombardier CRJ1000

Sebenarnya, siapa orang dibalik nama besarnya kini? Apakah nama Bombardier sendiri diambil dari nama pendirinya seperti Boeing dan Fokker? Atau hanya sekedar nama perusahaan yang sebelumnya sudah ditentukan oleh pemiliknya? Jika pilihan Anda jatuh ke hipotesa yang pertama, maka jawaban Anda tepat.

Sebagaimana yang dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, Joseph Armand Bombardier pria kelahiran Valcourt, Quebec, Kanada pada 16 April 1907 ini merupakan anak sulung dari delapan bersaudara. Anak dari pasangan Anna Kerikil dan Alfred Bombardier ini sudah menunjukkan minat dan bakatnya di dunia mekanik sejak ia masih belia. Dia juga diketahui memiliki semua peralatan yang ia butuhkan untuk membuat bakatnya berkembang.

Lalu pada usianya yang menginjak 13 tahun, Bombardier memproduksi salah satu mainan mekanik pertamanya, yaitu berupa miniatur lokomotif yang digerakkan oleh mesin jam dan mengecat miniatur tersebut dengan sangat rinci. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya otak mekanisnya saja yang bekerja, melainkan estetikanya juga turut memegang andil dalam perkembangan Bombardier di masa yang akan datang.

Tiada hari yang dilewati Bombardier tanpa belajar, membaca, mencatat setiap ilmu baru, hingga memperbaiki apapun yang ia temukan untuk bisa memuaskan hasratnya di bidang mekanik. Hingga pada usia 19 tahun, Bombardier memutuskan untuk membuka bengkel pribadinya, dimana ia memperbaiki mobil-mobil rusak dan menjual bensin ketika musim panas.

Ketika musim dingin, Bombardier tidak lantas berdiam diri. Ia menyibukkan dirinya dengan membuat snowmobile (mobil salju) pertamanya. Ide membuat mobil salju ini datang ketika pemerintah Quebec tidak membersihkan salju yang menumpuk di jalan sekunder, sehingga warga yang tinggal di sekitaran jalan tersebut tidak bisa mengeluarkan mobilnya. Ditambah lagi dengan kepergian anak Bombardier yang paling kecil, Yvon akibat sakit peritonitis. Kala itu, Bombardier tidak bisa membawa anaknya yang tengah sakit itu ke rumah sakit karena tumpukan salju di depan rumahnya.

Sumber: istimewa

Rasa ingin tahu Bombardier yang sangat besar berbuah manis. Tidak hanya mainan mekanik serta mobil salju saja, ia juga diketahui pernah membuat mesin uap dari bagian mesin jahit tua milik Bibinya, hingga pistol 12-calibre yang ia sulap menjadi sebuah meriam mini.

The 1935 sprocket wheel/track system merupakan penemuan besar pertama Bombardier. Menyadari pentingnya dan mengenal undang-undang perdagangan, dia meminta penurunan hak paten dari Ottawa pada tanggal 19 Desember 1936. Enam bulan berselang, tepatnya pada tanggal 29 Juni 1937, hak paten akan ciptaannya tersebut pun rampung.

Pada rentang tahun 1936 hingga 1937, tujuh buah mobil salju produksi pertama milik Bombardier muncul dari pabrik dan diberi nama B7. B untuk Bombardier, dan 7 untuk kapasitas penumpang di mobil tersebut.

Lalu pada tahun 1941, Bombardier menyempurnakan mobil salju barunya yang disebut B12, dimana ia mendapat hak paten atas produknya tersebut pada tanggal 23 Juni 1942. Versi baru dari mobil salju ini mampu menampung hingga 12 penumpang dan terkenal lebih aerodinamis karena bentuknya yang lebih panjang ketimbang B7. B12 menuai tren positif, terbukti dengan meningkatnya permintaan pasar. Namun itu semua tidak berlangsung lama, karena deklarasi perang yang diluncurkan oleh pihak Kanada.

Sehubungan dengan perang tersebut, Bombardier mendapat tawaran dari Minister of Munitions and Supply untuk memfasilitasi militer dengan mobil salju ciptaannya di zona operasi yang tertutup salju, seperti di Norwegia. Tidak hanya memfasilitasi, tapi Bombardier juga diminta agar kendaraan tersebut dilapisi baja agar tahan tembakan.

Baca Juga: William Boeing, Eks Pengusaha Kayu Yang Bawa Pengaruh Besar di Dunia Aviasi

L’Auto-Neige Bombardier Limitée, perusahaan milik Bombardier, mengalami lonjakan order yang dimulai pada tahun 1946. Permintaan untuk mobil salju sipil kembali dan meningkat dengan cepat. Untuk mengakali lonjakan tersebut, pada tahun 1947 L’Auto-Neige Bombardier Limitée memperluas pabrik perakitan hingga kapasitas 1000 kendaraan, yang terinspirasi dari pabrik Ford.

The impossible is unacceptable” prinsip Bombardier inilah yang mendorongnya untuk terus berinovasi. Sebut saja truk dan traktor, menjadi karya Bombardier selanjutnya. Sayangnya Tuhan memiliki jalanNya sendiri. Pada 18 Februari 1964, Bombardier menghadap Sang Pencipta di usianya yang ke 56. Ia meninggal di Sherbrooke, Quebec, Canada. Ternyata ilmu yang ia raih semasa hidupnya, diteruskan oleh penerusnya sehingga nama perusahaan ini bisa terus harum hingga kini.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru