Muntilan adalah kota kecil yang menjadi salah satu jalur wisata dari Yogyakarta menuju Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Kota yang dikenal dengan tape ketannya ini dulu merupakan kota perdaganagn yang penting. Dimana dataran luas nan subur terbentang dari Merapi-Merbabu hingga Menoreh dan Sumbing.
Baca juga: KA Taruna Express, Kenangan Kereta Khusus Pesiar Taruna Akademi Militer Magelang
Muntilan sendiri merupakan kawasan pertanian yang kaya raya dengan berbagai komoditas handal baik padi, palawija, sayur hingga berbagai macam buah-buahan. Sebenarnya, komoditas endemik Muntilan sendiri adalah klembak yang merupakan campuran rokok kretek dan filter.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber bahwa, dengan kekayaan pertanian sejak masa lalu membuat pemerintahan Hindia Belanda membangun jalur kereta api untuk mengangkut komoditas ini ke luar daerah. Di masa jayanya dulu, kota ini memiliki stasiun kereta api yang cukup besar dan memiliki nama sama dengan kota tersebut yakni Muntilan.
Kejayaan stasiun Muntilan sendiri masih bisa dirasakan hingga akhir tahun 1970-an. Stasiun Muntilan berada di Jalan Pemuda, Magelang dan merupakan bagian dari Daerah Operasional VI Yogyakarta.
Dibangun tahun 1898 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api Hindia Belanda saat itu. Tahun 1945, atau masa kemerdekaan Indonesia, operasional stasiun ini kemudian di ambil alih oleh perusaah kereta api yakni Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA).
Stasiun ini cukup ramai hingga tahun 1970-an oleh penumpang dan pada tahun yang sama penumpang stasiun juga menurun drastis karena kereta api berjalan sangat pelan. Selain itu juga sering mengakibatkan kecelakaan karena rel yang berada di pinggir jalan raya.
Hal ini membuat penumpang memilih transportasi lainnya seperti bus dan mobil pribadi. Pada 1976 kemudian stasiun Muntilan dan stasiun-stasiun lainnya yang berada di lintas Yogyakarta-Secang-Kedungjati dinonaktifkan karena alasan terjadinya bencana alam. Ya, akibat banjir lahar dingin dari Gunung Merapi mengantam Jembatan Krasak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta pada Desember 1976, maka berakhirlah jalur kereta dan stasiun Muntilan. Termasuk layakan kereta yang ikut tenggelam adalah KA Taruna Express.
Rel kereta, persinyalan, wesel serta lainya kemudian di pindahkan dari stasiun-stasiun itu dan sisanya masih ada beberapa yang terlihat. Kemudian Perusahaan Djawatan Kereta Api menutup stasiun Muntilan dan menjadikannya terminal bus yang bernama drs Prajitno Muntilan.
Baca juga: Pembangunan (Kembali) Jalur KA Yogyakarta – Magelang, Hidupkan Nostalgia Era 70-an
Beberapa waktu lalu, pemerintah sempat berwacana jika stasiun-stasiun di jalur Yogyakarta – Magelang akan kembali diaktifkan tetapi hingga kini tak terealisasi. Pemerintah berpendapat sangat sulit untuk membangun kembali jalur KA tersebut, terlebih jika mengacu ke jalur utama. Secara teknis memang tidak ada masalah, namun ketika menggunakan jalur lama, masalah sosial dan masalah hukumnya bakal jauh lebih besar, mengingat jalur lama sudah padat penduduk dan sudah digunakan untuk fungsi lain.
Ada hal unik lainnya yang bisa ditemukan ketika memasuki kawasan bekas stasiun yang kini jadi terminal, yakni alamat kios-kios yang masih menggunakan nama PJKA Muntilan.