Semua Pesawat Komersial Buatan Rusia Kini Berganti Nama Menjadi “Yakovlev”

Pesawat komersial buatan Rusia, seperti jet regional Superjet SJ-100 dan pesawat narrow body MC-21 akan segera mendapatkan nama merek baru. Dalam sebuah wawancara dengan outlet berita keuangan Rusia RBK, Sergey Chemezov, kepala konglomerat kedirgantaraan, teknik dan pertahanan milik negara Rostec, mengatakan bahwa mereka bersejarah “Yakovlev” akan dihidupkan kembali untuk seluruh keluarga pesawat buatan Rusia.

Baca juga: Demi Singkirkan AS dan Sekutu, Pengiriman Pertama Pesawat MC-21 Rusia Penantang Boeing-Airbus Tertunda Sampai 2025

Penggantian nama perusahaan penerbangan Rusia telah menjadi bahan diskusi selama beberapa tahun, dan Rostec yang mengganti nama anak perusahaan pembuat pesawat komersialnya Irkut menjadi ‘Yakovlev’ pada Juli 2023 sudah menunjukkan arah yang sama.

Didirikan pada tahun 1930-an dan saat ini berada di bawah payung Rostec, Yakovlev adalah salah satu Biro Desain di Rusia yang aktif selama era Soviet, bersama dengan nama-nama terkenal lainnya di industri dirgantara seperti Tupolev atau Ilyushin.

Biro Desain Yakovlev terus memproduksi pesawat (kebanyakan militer) hingga saat ini, dengan Yak-130, pesawat latih canggih dan pesawat serang ringan, menjadi salah satu produk terbarunya. Dalam ruang penerbangan komersial, Yak-42, jet bermesin tiga yang mampu menampung hingga 120 penumpang yang diluncurkan pada akhir tahun 1970-an, adalah pesawat Yakovlev yang diproduksi secara serial terakhir.

Dalam wawancara yang sama, Chemezov mengatakan bahwa Ia mengantisipasi peralihan dari pesawat buatan Barat ke maskapai penerbangan Rusia akan menjadi lebih nyata pada tahun 2030, karena semakin sulitnya melayani armada yang ada. Dia mengklaim Rostec bersiap mengisi kesenjangan dengan jenis pesawat yang diproduksi di dalam negeri. Terkait hal ini, Chemezov mengonfirmasi pasokan 11 unit pesawat Tu-214 ke Aeroflot.

Hari Ini, 56 Tahun Lalu, Yakovlev Yak-40 Pesawat Buatan Uni Soviet Pertama dan Satu-satunya Miliki Sertifikasi Barat

Inilah Lima Rangkaian Tes Ekstrem untuk Pastikan Pesawat Aman

Kecelakaan memang tak bisa dihindari dari setiap penerbangan pesawat. Teranyar, Boeing 737 MAX terpaksa di-grounded besar-besaran di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines hanya dalam tempo lima bulan.

Baca juga: Mungkinkah Seluruh Penerbangan Di Masa Mendatang Gunakan Pesawat Listrik?

Kendati demikian, terlepas dari suratan takdir pada dua kecelakaan tersebut, sebelum benar-benar terbang mengangkut penumpang, pesawat terlebih dahulu melewati serangkaian tes ekstrem dan inovasi teknologi untuk menjamin keselamatan dan keamanan terbang.

Banyak hal, mulai dari menguji fleksibilitas sayap, ingestion, tes temperature, ketinggian, kecepatan minimum untuk lepas landas, mesin, test crash, dan uji rem. Selain itu, pesawat juga diuji untuk kasus-kasus darurat, seperti ketika tersambar petir dan minimnya bahan bakar. Dilansir bbc.com, berikut lima rangkain tes ekstrem dan inovasi teknologi pada pesawat sebelum mulai beroperasi.

1. Bending wings
Secara garis besarnya sayap pesawat terbang terdiri dari beberapa bagian utama dan bagian kecil yang dirakit secara terpadu untuk mendapat kekuatan yang tinggi. Kekuatan yang tinggi tersebut untuk menahan gaya- gaya yang bekerja ketika sayap sedang terbang dan landing yakni gaya “bending stress”. Berbagai inovasi pun terus dilakukan terkait kemampuan dan fungsi sayap dalam mendukung keselamatan dan keamanan penerbangan dalam segala kondisi.

2. Tes Bird Strike
Burung besi (pesawat terbang) meskipun berukuran jauh lebih besar dan jauh lebih berat, kurang lebih berbobot 40.000 kg, kerap dibuat repot dengan kawanan burung berbobot hanya 2 kg. Salah satu pelopor penerbangan, Cal Rodgers, adalah orang pertama yang mati karena bird strike.

Pada tahun 1912, pesawatnya bertabrakan dengan burung camar di Long Beach, California yang menyebabkan masalah besar pada pesawatnya. Pesawat Rodgers jatuh dan ia pun tenggelam. Dalam catatan International Bird Strike Committee, sekitar $1,2 miliar digelontorkan maskapai untuk diperbaiki setiap tahun akibat bird strike.

Selain itu, untuk menemukan formula yang tepat agar mesin tetap dalam keadaan prima saat terjadi bird strike, sejumlah tes pun dilakukan. Tak terhitung berapa banyak burung mati yang dilemparkan ke dalam mesin. Tak hanya itu, simulasi serangan bird strike dari arah depan juga dilakukan. Hal itu guna mengurangi potensi bahaya dengan kerusakan pada jendela pesawat akibat bird strike.

3. Tes Panas dan Dingin
Pesawat mengudara di hampir seluruh kondisi, panas dan dingin ekstrem. Maka dari itu, memastikan mesin, sistem, dan sejumlah komponen bekerja dengan baik di suhu ekstrem, produsen pesawat pun melakukan ‘hot and cold tests’ untuk menguji pesawat terbang dalam kondisi panas dan beku.

Airbus A350 XWB terbaru, misalnya, untuk memeriksa seluruh komponen dalam suhu beku, para insinyur pun membawa ke Iqaluit, ibukota wilayah Nunavut di Arktik, Kanada. Pesawat tersebut menjalani tes di sana selama seminggu dan membiarkan pesawat dilahap dinginnya iklim Arktik dan kembali menyalakannya setelah sekian lama didiami. Selain itu, pesawat juga menjalani tes pengereman di kondisi landasan bersalju mana kala tiba-tiba pesawat memutuskan tak jadi lepas landas setelah memacu kecepatan penuh di runway.

Selanjuntnya, pesawat juga menghabiskan waktu sekitar seminggu untuk melakukan tes serupa di ketinggian, seperti di Cochabamba dan La Paz (Bolivia), Addis Ababa (Ethiopia), dan lainnya. La Paz adalah salah satu bandara tertinggi di dunia dengan ketinggian 13.300 kaki (4 km) di atas permukaan laut, dan Cochabamba berada di ketinggian sekitar 8.300 kaki (2,5 km).

4. Virtual plane: Iron Bird
Salah satu cara paling mutakhir untuk menguji pesawat modern adalah menguji sistemnya secara digital. Bombardier, misalnya, telah membangun fasilitas pengujian yang disebut “Aircraft Zero” atau fasilitas pengujian lengkap dengan sistem terpadu I Montreal, Kanada.

Baca juga: Inilah Enam Teknologi Terdepan untuk Tingkatkan Efisiensi Bahan Bakar Pesawat

Fasilitas ini memungkinkan model pengujian setara penerbangan ‘nyata’ dengan menghadirkan seluruh segmen penerbangan, seperti lepas landas dan landing. Teknologi itu disebut “Iron-birds”. Banyak hal yang bisa diambil dari tes tersebut, mulai dari mencari keretakan pada pesawat hingga tes USG untuk mencari kecatatan lainnya pada pesawat.

5. Tes Petir
Selain bird strike, pesawat juga kerap mendapat ancaman dari serangan kilat atau petir. Oleh karenanya, sebelum benar-benar mengangkut penumpang, beragam tes simulasi petir pun dilakukan di berbagai fasilitas pengujian, salah satunya di Cardiff, Inggris.

Bingung Saat di Dalam Pesawat? Inilah Pertanyaan Favorit untuk Awak Kabin

Menjadi salah satu moda transportasi teraman, ternyata banyak juga penumpang yang merasa cemas, takut dan stres saat masuk kabin pesawat. Bahkan ketakutan untuk terbang menjadi fobia kedua paling umum diantara warga Amerika Serikat. Namun, meski hati terguncang kecemasan, tenang saja masih ada awak kabin yang menjaga dan membantu penumpang selama penerbangan.

Baca juga: Emirates Hilangkan Pajangan Botol Sampanye Mewah di Bar Pesawat Kelas Satu

Bahkan awak kabin bisa membantu memberi kenyamanan dan bisa membantu menjawab semua pertanyaan Anda. Ada beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan ketika naik pesawat kepada awak kabin yang bertugas melayani penumpang. Berikut ini KabarPenumpang.com merangkum dari businessinsider.sg (9/7/2019), terkait beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan kepada awak kabin.

Bisakah Anda membanu menyimpan ini?
Tingginya tempat penyimpanan dalam kabin kerap kali membuat penumpang yang memiliki tubuh pendek tidak bisa mencapainya atau semua bagasi kabin penuh sehingga tidak mendapatkan tempat. Saat seperti ini, Anda bisa meminta tolong awak kabin dalam menyimpan barang bawaan.

Akankah kita mengalami tubulensi?
Pertanyaan seperti ini bisa ditanyakan kepada awak kabin karena turbulensi di udara cerah bisa terjadi tiba-tiba. Awak kabin bisa menjelaskan dengan baik untuk masalah tersebut sebelum terjadi bila ditanyakan. Bila Anda seorang yang mabuk perjalanan, jangan lupa sampaikan hal itu, karena awak kabin akan memberi kantung muntah, air jahe dan memastikan dengan mengawasi Anda.

Bisakah saya meminta minuman dan air panas?
Pada penerbangan full service, air minum dan air panas selalu tersedia di kabin, gunakan botol untuk mengisi air panas agar meringankan sakit punggung atau menghangatkan tubuh yang kedinginan karena kabin yang dingin. Bila memiliki sinus, air panas yang dibasahi pada sapu tangan atau handuk kecil bisa ditempelkan ke telinga untuk meringankan tekanan sinus.

Apakah Anda memiliki penyumbat telinga?
Sebagai penumpang yang memiliki sinus atau tidak nyaman dengan dengungan di telinga, Robinson merekomendasikan untuk meminta penutup telinga. Sebab dengan alat tersebut bisa membantu menjaga tekanan lebih cepat.

Bisakah membantu prosedur transit saya?
Awak kabin memiliki informasi tentang lokasi gerbang penghubung (transit) dan cara cepat untuk tiba di sana. Biarkan awak kabin mengetahui jika Anda memiliki keadaan khusus, seperti perlu membuatnya ke acara besar. Saat melihat boarding pass Anda untuk penerbangan berikutnya, jangan bingung waktu boarding dengan waktu lepas landas yang sebenarnya.

Paul Bowles, awak kabin Legacy Amerika Serikat memberi tahu bahwa Anda memiliki jeda sekitar 15 hingga 20 menit setelah waktu naik yang tercantum untuk sampai ke gerbang (gate) berikutnya.

Bisakah Anda membantu memperbaikinya?
Sebagai titik kontak utama antara penumpang dan perusahaan penerbangan, awak kabin menanggung beban terberat dari masalah cuaca buruk hingga kehilangan tas. “Tidak peduli siapa salahnya masalahnya, awak kabin adalah yang kau lihat. Kami akan mencoba yang terbaik untuk membantu Anda menghadapi situasi ini,” kata Taylor Strickland, awak kabin Alerion Aviation.

Baca juga: Inilah 14 Tugas Awak Kabin Pesawat Yang Jarang Diketahui

Pada beberapa maskapai, awak kabin memiliki solusii atas masalah Anda melalui mile frequent flyer Hal yang sama berlaku untuk masalah dalam penerbangan, seperti jika monitor TV Anda rusak atau kursi Anda tidak bersandar. Awak kabin Anda mungkin juga dapat meringankan rasa sakit dari gangguan perjalanan dengan fasilitas gratis.

“Saya kadang-kadang dapat menawarkan minuman gratis atau earbud gratis jika ada penundaan,” kata Bowles.

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja sama dalam Frequent Flyer Program

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines terus memperkuat komitmennya dalam mengoptimalkan sinergi sebagai key players maskapai penerbangan di kawasan Asia Tenggara. Komitmen memperkuat ekosistem bisnis aviasi tersebut yang dilaksanakan melalui perluasan kerja sama komersial kedua maskapai melalui kerja sama frequent flyer program.

Baca juga: Program Frequent Flyer Saat Ini Tak Sama Seperti Dulu

Melalui perluasan kerja sama komersial tersebut, baik Garuda Indonesia maupun Singapore Airlines akan mengoptimalkan berbagai berbagai nilai tambah bagi pengguna jasa kedua maskapai diantaranya program frequent flyer dimana nantinya anggota GarudaMiles dan anggota KrisFlyer akan dapat meningkatkan jumlah maupun melalukan redemption miles yang dimiliki melalui penerbangan codeshare yang dioperasikan oleh kedua maskapai.

Lebih lanjut, pada perluasan kerja sama ini kedua maskapai juga memperkuat komitmennya dalam mendukung upaya pengembangan pariwisata kedua negara melalui kolaborasi strategi pemasaran. Inisiatif ini mencakup upaya bersama dalam menarik wisatawan ke Indonesia, termasuk pelaksanaan familiarisation trips baik bagi travel agent maupun media.

Selain program frequent flyer dan joint promotion tourism, melalui perluasan kerja sama tersebut kedua maskapai juga sepakat untuk membuka peluang potensi kerja sama sharing revenue yang saat ini tengah dikaji dengan mengacu kepada ketentuan regulasi yang berlaku. Rencana pengembangan kerja sama tersebut merupakan bagian tindak lanjut dari inisiatif rencana kerja sama joint venture yang secara intensif mulai dijajaki sejak tahun 2023 lalu dan saat ini terus dimatangkan antara kedua maskapai.

Melalui kerja sama tersebut kedua maskapai akan menjajaki peluang untuk secara bersama-sama menggunakan kapasitas dan jaringan masing-masing pada penerbangan antara Indonesia dan Singapura yang dioperasikan kedua maskapai, sehingga penumpang akan memiliki lebih banyak pilihan waktu penerbangan dengan harga yang kompetitif.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari upaya Perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui strategi pengembangan kerja sama komersial khususnya dalam memberikan nilai tambah bagi para pengguna jasa.  “Berangkat dari misi yang sama dalam memperkuat potensi ekosistem bisnis aviasi di kawasan Asia Tenggara, perluasan kerja sama komersial ini tentunya menjadi manifestasi penting dari komitmen kedua maskapai untuk terus memperkuat kerja sama yang telah terjalin baik selama ini dalam memaksimalkan momentum kebangkitan sektor aviasi pasca pandemi,” jelas Irfan.

Irfan menambahkan, “Kerja sama ini menjadi fase monumental bagi kami yang turut menggenapi 58 tahun kiprah Garuda Indonesia dalam menghubungkan Indonesia dan Singapura melalui layanan rute penerbangan Jakarta – Singapura.  Kedepannya kami harapkan kerja sama ini akan dapat terus dikembangkan melalui hadirnya kolaborasi strategis bersama Singapore Airlines terhadap berbagai sektor ekonomi strategis antar kedua negara,” ungkap Irfan.

“Kiranya dengan perluasan kerja sama ini dapat menghadirkan lebih banyak pilihan nilai tambah layanan penerbangan antara Singapura dan Indonesia yang dapat diakses baik dari Garuda Indonesia maupun Singapore Airlines. Lebih lanjut, kerja sama ini juga nantinya  diharapkan tidak hanya akan dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna jasa kedua maskapai khususnya dalam melalui kemudahan untuk mendapatkan dan menukarkan mileage yang telah diperoleh ke dalam bentuk tiket penerbangan maupun manfaat eksklusif lainnya, namun juga kedepannya sekaligus dapat memperkuat dukungan Garuda Indonesia untuk pariwisata nasional  dimana melalui kerja sama ini diharapkan akan dapat menarik wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia melalui Singapura,” ungkap Irfan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Chief Executive Officer (CEO) Singapore Airlines Goh Choon Phong mengatakan “Kemitraan yang saling menguntungkan dengan Garuda Indonesia akan meningkatkan konektivitas antara Indonesia dan Singapura bagi para pelanggan kami. Hal ini akan membantu memenuhi permintaan perjalanan udara yang terus meningkat antara kedua negara dan sekitarnya, serta memfasilitasi pertumbuhan kegiatan pariwisata dan ekonomi. Selain itu, dengan memperdalam sinergi antara program frequent flyer kami, kami dapat meningkatkan manfaat bagi pelanggan setia kami, menawarkan lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan dan menukarkan miles ketika bepergian dengan kedua maskapai penerbangan.”

Sebelumnya, Garuda Indonesia dan Singapore Airlines terus memperkuat jalinan kerja sama antara kedua maskapai dimana pada tahun 2023 lalu kedua maskapai mempererat kerja sama komersial yang telah terjalin sejak tahun 2021 lalu melalui pendekatan skema “Joint Venture” pengelolaan rute penerbangan antara kedua maskapai. Saat ini, para pengguna jasa Garuda Indonesia dapat menikmati berbagai pilihan destinasi menarik yang akan dilayani oleh Singapore Airlines seperti Bali, Jakarta, Medan, dan Surabaya, serta rute jarak jauh ke Johannesburg, London (Heathrow), dan Mumbai. Sebaliknya, para pengguna jasa Singapore Airlines dapat menikmati penerbangan yang dilayani Garuda Indonesia pada rute penerbangan Singapura, Bali, Jakarta, dan Medan.

Kurangi Emisi Karbon, Cathay Pacific Tanyakan Apakah Frequent Flyer Bersedia Membawa Peralatan Makan Sendiri di Kelas Bisnis

Vietjet Buka Penerbangan Langsung Hanoi – Hiroshima, 2 kali Seminggu

Vietjet mengumumkan rute penerbangan langsung yang menghubungkan Hanoi dengan kota Hiroshima di Jepang. Inisiatif baru ini menandai pembukaan rute kedelapan antara kedua negara tersebut dan menjadi satu-satunya jalur udara langsung antara Hiroshima dan Hanoi. Langkah ini secara nyata mampu mengurangi waktu perjalanan serta memberikan pengalaman perjalanan tanpa hambatan bagi para penumpang yang ingin menjelajahi kedua destinasi tersebut.

Baca juga: Vietjet Bukukan Pendapatan kuartal I Rp11,4 Triliun, Bidik 27 Juta Penumpang di Tahun 2024

Upacara penerbangan perdana ini dihadiri oleh Konsul Jenderal Vietnam di Fukuoka Vu Chi Mai, Gubernur Prefektur Hiroshima Yuzaki Hidehiko, Perwakilan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Hiroshima, Pimpinan Bandara Internasional Hiroshima dan Vietjet, serta masyarakat setempat dan wisatawan pada tanggal 12 Mei 2024 di Bandara Hiroshima.

Sebagai simbol kebangkitan Jepang pasca Perang Dunia II, Hiroshima menawarkan beragam atraksi budaya, termasuk di antaranya Situs Warisan Dunia UNESCO seperti Kuil Itsukushima yang berusia ratusan tahun dan terkenal dengan gerbang Torii terapungnya, serta Taman Peringatan Perdamaian. Para wisatawan juga dapat mengunjungi Kastil Hiroshima dan menikmati kekayaan kuliner lokal yang luar biasa.

Wisatawan Indonesia yang berencana berkunjung ke Hiroshima dapat memilih penerbangan transit melalui Hanoi sebelum mencapai Bandara Hiroshima. Saat ini, Vietjet memiliki empat rute yang menghubungkan Vietnam dan Indonesia: Jakarta ke Ho Chi Minh City, Jakarta ke Hanoi, Bali ke Ho Chi Minh City, dan Bali ke Hanoi. Langkah ekspansi ini menggarisbawahi komitmen Vietjet dalam menyediakan pilihan konektivitas yang beragam di berbagai destinasi internasional.

Rute Hanoi – Hiroshima beroperasi sebanyak dua kali penerbangan pulang pergi setiap minggunya pada hari Kamis dan Minggu dengan waktu tempuh satu arah sekitar empat jam 30 menit.

Dikenal sebagai jantung Vietnam, Hanoi merupakan pusat budaya, ekonomi, dan politik yang memancarkan identitas Vietnam. Tak hanya itu, kekayaan kulinernya yang luar biasa juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dari berbagai penjuru. Dari Hanoi, para wisatawan dapat mengakses destinasi lain di Vietnam dan kawasan Asia Pasifik dengan mudah berkat jaringan penerbangan Vietjet yang terus berkembang.

Ini Tujuh Fakta Seputar Shinkansen yang Kamu Harus Tahu

Peran Kopilot, Tak Sekedar Memperingan Kerja Pilot

Penerbangan dengan dua orang pilot dalam kokpit menjadi satu hal terpenting baik untuk keselamatan penumpang maupun untuk sang pilot sendiri. Dengan kecanggihan teknologi navigasi penerbangan, secara teknis seorang pilot mampu menerbangkan pesawat tersebut sendiri, tetapi dengan dua pilot (pilot dan kopilot) tentu akan jauh lebih baik dan penting.

Beberapa tahun terakhir ini ada proposal yang menganjurkan agar menggunakan satu pilot dalam penerbangan untuk menghemat keuangan maskapai dan menutupi kekurangan staf. Tetapi dalam pandangan keselamatan penerbangan, hal tersebut dipandang tidak realistis.

Baca juga: Audi Pasang Banyak “Mata” Untuk Sistem Auto Pilot di Armada Anyarnya

KabarPenumpang.com merangkum dari theconversation.com, sebenarnya adanya dua pilot dalam kokpit adalah syarat yang ‘dipaksakan’ oleh Federal Avition Authority (FAA) di antara maskapai penerbangan Amerika Serikat dan bukanlah standar tetap di seluruh dunia. Maskapai penerbangan Eropa dan Kanada menerapkan peraturan dua pilot dalam kokpit setelah jatuhnya pesawat Jerman pada Maret 2015 lalu. Saat itu pesawat Airbus A320 milik Germanwings rute Barcelona – Dusseldorf mengalami kecelakaan di Pegunungan Alpen, 144 penumpang dan 6 awak kabin seluruhnya tewas. Penyeban tragedi tersebut bukan karena masalah teknis dan cuaca, melainkan sang kopilot, Andreas Lubitz diyakini dengan sengaja menjatuhkan pesawat.

Belum lama ini, pada akhir September lalu ada kejadian seorang pilot Etihad Cargo rute Abu Dhabi – Amsterdam harus dirawat dalam penerbangan dan kondisinya semakin memburuk serta dinyatakan meninggal saat tiba di bandara terdekat walaupun sudah diberikan pertolonngan pertama. Dengan adanya kejadian ini, untungnya ada kopilot yang dikenal mampu mengambil alih kendali secara penuh atas pesawat untuk mendarat di bandara terdekat.

Berkat adanya kopilot, penumpang dan awak pesawat selamat tiba di bandara. Memang sebagai orang awam, setiap penumpang tahu awak kabin pastinya dilatih untuk menangani berbagai macam situasi keselamatan penerbangan baik yang sudah ataupun belum pernah dirasakan.

Menangani kontrol, memprogram autopilot dan mengarahkan pesawat di jalurnya hingga di tempat tujuan, biasanya disebut pilot flying. Sedangkan untuk pilot lainnya bertindak sebagai pilot monitoring yang membantu pilot berkomunikasi dengan kontrol lalu lintas udara, memantau mesin serta parameter lainnya dan mengecek semua tindakan pilot yang terbang.

Bila ada dua pilot dalam satu penerbangan tugas tersebut dibagi dan ditentukan secara baik, dimana kapten pilot yang lebih senior harus bertanggung jawab atas keamanan penerbangan. Selain itu keduanya juga dilatih untuk menangani semua situasi darurat secara profesional.

Kondisi kesehatan pilot juga menjadi isu yang penting, pilot harus selalu dicek kesehatannya sebelum menerbangkan pesawat. Para dokter di pusat aeromedis menguji darah, jantung, paru-paru, psikologis, penglihatan hingga pendengaran seorang pilot. Tes ini dilakukan berulang setiap tahun atau enam bulan sekali untuk pilot berusia di atas 60 tahun.

Jika dalam perjalanan penerbangannya sang pilot terjadi masalah seperti kasus Etihad, awak kabin bisa memberikan bantuan kesehatan seadanya yakni pertolongan pertama. Selanjutnya kopilot menginformasikan pada ruang kontrol untuk mendapat bantuan medis dan menanyakan pendaratan pada bandara terdekat.

Kejadian seorang pilot kehilangan kemapuan menerbangkan pesawat karena kondisi kesehatan jarang sekali terjadi. Australian Transport Safety Board melakukan penelitian bahwa rata-rata hanya ada 23 kejadian seperti itu yang dilaporkan setahun atau sekitar satu dari 34 ribu penerbangan antara tahun 2010 dan 2014.

Baca juga: Kembangkan Teknologi Autopilot, Boeing Tawarkan Self Flying Plane

Dari jumlah ini pun setengahnya terkena penyakit gastrointestinal dan insiden laser pointer sekitar 13 persen sehingga mengganggu penglihatan pilot. Antara Januari dan September 2017 ini The Aviation Herald melaporkan 16 ketidakmampuan pilot karena berbagai alasan.

 

Tecnam P2006T – Inilah Profil Pesawat Latih Buatan Italia yang Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Jatuh pada hari Minggu (19/5/2024) di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Banten, pesawat latih dengan kode registrasi PK-IFP menewaskan tiga orang di dalamnya, dengan dua di antaranya terjepit di dalam pesawat. Pesawat yang dimaksud adalah Tecnam P2006T.

Baca juga: Cessna 172 Skyhawk, Pesawat Latih Terpopuler Sejagad, Pencetak Berjuta Pilot

Tecnam P2006T adalah pesawat ringan berbahan logam bersayap tinggi (high wing) bermesin ganda yang diproduksi oleh Costruzioni Aeronautiche Tecnam di Capua, Italia, dekat Napoli. P2006T menerima sertifikasi kelaikan udara di Uni Eropa oleh EASA di bawah CS23 pada tahun 2003, sertifikasi tipe pada tahun 2009 dan sertifikasi Federal Aviation Administration FAR Part 23 pada tahun 2010.

P2006T adalah pesawat bersertifikat bermesin ganda paling ringan yang pernah ada. Ini adalah pesawat empat kursi dengan roda pendaratan yang dapat ditarik sepenuhnya dan didukung oleh mesin Rotax berpendingin cairan yang dapat dijalankan dengan bensin otomotif tanpa timbal beroktan 92 serta Avgas 100LL.

P2006T adalah pesawat monoplane sayap tinggi kantilever empat kursi bermesin ganda dengan roda pendaratan roda tiga yang dapat ditarik. Stabilatornya dipasang pada badan pesawat, sebagian besar di belakang sirip vertikal (stabilator adalah unit tunggal dengan potongan di tepi depannya yang dipasang ke tailcone).

Roda hidung roda pendarat roda tiga ditarik ke dalam kerucut hidung; unit utama trailing-link ditarik ke dalam stub yang memanjang dari badan pesawat bagian bawah. Bagian badan pesawat berbentuk persegi panjang agak membulat, lebih tinggi daripada lebarnya. Sebuah pintu di setiap sisi badan pesawat menyediakan akses ke area tempat duduk; selain itu pintu keluar darurat disediakan di atas dua kursi depan, untuk digunakan jika deformasi badan pesawat akibat kecelakaan menghalangi pintu tersebut untuk dapat dioperasikan.

P2006T pertama kali terbang pada 13 September 2007. Saat ini, pesawat prototipe X-57 Maxwell bertenaga listrik milik NASA sedang dikembangkan menggunakan P2006T sebagai struktur dasarnya.

Dari spesifikasi, Tecnam P2006T punya panjang 8,7 meter, lebar bentang sayap 11.4 meter dan tinggi 2,9 meter. Pesawat ini punya berat kosong 819 kg, dan berat maksimum saat tinggal landas 1.230 kg.

Tecnam P2006T dapat melesat dengan kecepatan maksimum 287 km per jam dan kecepatan jelajah 269 km per jam. Dengan bahan bakar penuh, pesawat dapat terbang sejauh 1.204 km dengan endurance 4,25 jam.

Airbus Flight Academy Mulai Gunakan Pesawat Latih Elixir yang Lebih Hemat Bahan Bakar

Berdasarkan Indeks Keamanan, Inilah 10 Negara Teraman Untuk Dikunjungi

Status keamanan tak pelak menjadi pertimbangan utama sebelum menentukan destinasi wisata. Selalu update berita tentang destinasi yang akan dituju bisa menjadi solusi tepat, dengan begitu kalau pun rencana wisata dijalankan, Anda bisa lebih bersiap menghadapi isu-isu yang ada. Nah, lepas dari update berita, mengetahui status keamanan suatu kota atau negara bisa juga ditakar lewat indeks keamanan.

Baca juga: Pulau Christmas, Garda Terdepan Australia di Utara, Surganya Jutaan Kepiting Merah

Meski tak menjelaskan secara rinci atas suatu kejadian, memantau indeks keamanan layak diperhitungkan untuk mengetahui status keamanan di negara-negara yanga akan dituju. KabarPenumpang.com merangkum dari cntraveler.com, bahwa Institute Economics and Peace dengan bantuan dari Economist Intelligence Unit menghitung Indek Keamanan Global setiap tahunnya.

Dari hasil indeks, ada 163 negara pada tingkat negatif, indikator kekerasan di dalam negeri dan tingkat konflik di regional menjadi parameternya. Jika destinasi tersebut masuk dalam daerah konflik atau berpotensi terjadinya gangguan keamanan, maka sebaiknya Anda mencari tempat wisata lain daripada membahayakan nyawa.

Islandia (www.cntraveler.com)

Dan berikut ada 10 negara dengan indeks keamanan terbaik, yang artinya mengunjungi daerah ini sangat direkomendasikan, selain memang karena wisata alamnya yang indah, aspek keamanan di 10 negara ini sangat terjamin. Berikut kesepuluh negara tersebut.

1. Islandia
Negara yang satu ini sudah sepuluh tahun berturut-turut berada di puncak indek keamanan. Negara Nordik mencetak poin terendah untuk kasus pembunuhan, jumlah orang dipenjara dan tindakan teror. Nilai yang di dapat secara keseluruhan 1.111. Masih ada bonus lainnya, Islandia menjadi pulau yang agak sulit terkena masalah sengketa perbatasan.

2. Selandia Baru
Menjadi tujuan terbaik dunia lainnya, Anda mungkin akan terkejut dengan pemandangan pantai yanng menakjubkan daripada konflik internal atau kekerasan yang nilainya menjadi 1.241.

3. Portugal
Tahun 2016, Conde Nast Traveler menyatakan kota Lisbon yang paling diremehkan di Eropa. Indeks Perdamaian Global hanya sekedar menggarisbawahi poin tersebut. Keterjangkauan Portugal relatif dikombinasikan dengan nilai keamanannya 1.258 menjadikannya sebagai satu tempat kunjungan yang harus di datangi.

Swiss (www.cntraveler.com)

4. Austria
Robert Frost menulis bahwa pagar yang baik membuat tetangga yang baik. Dan itu benar, sebab Austria dengan tetangganya termasuk Jerman dan Republik Ceko yang mendapat angka tertinggi pada indeks ternyata Austria mendapat nilai 1.256 untuk impor senjata rendah dan pemilihan damai.

5. Denmark
Secara teratur berada di antara negara-negara paling bahagia di dunia. Denmark mendapat nilai 1.337, dengan hasil ini juga menjadi salah satu yang paling aman selain konflik kecil dengan salah satu pulau kecil tak berpenghuni dengan Kanada.

6. Republik Ceko
Negara yang berada di Revolusi Velvet mendapat 1.360 poin untuk pengeluaran militer per kapita yang rendah dan tindakan kejahatan kekerasan yang relatif sedikit.

Portugal (www.cntraveler.com)

7. Slovenia
Negara ini memiliki teror yang tidak berarti dan sedikit konflik internal. Slovenia berada di posisi yang sedikit lebih tinggi daripada rata-rata yang bisa membuat pengunjung merasa lebih aman. Berada di angka keamanan 1.364, pelancong tujuan Eropa bisa menjelajahi permata tersembunyi seperti Ljubljana dan lembah Sungai Soca.

8. Kanada
Angka kemanan 1.371 menjadikan Kanada lebih aman dibandingkan dengan negara dibawahnya yakni Amerika Serikat. Kota Toronto menjadi salah satu yang teraman di negara ini untuk disinggahi.

9. Swiss
Memiliki nilai berbeda sedikit dari Kanada yakni sebesar 1.373 ini mencatat tidak adanya konflik internal dan eksternal. Ini bisa memberikan waktu banyak untuk menyelesaikan proyek seperti terowongan terpanjang dan terdalam di dunia.

Baca juga: Kenali 10 Rute Kapal Ferry Terindah di Dunia

10. Irlandia dan Jepang
Dua negara ini memiliki nilai keamanan dunia 1.408. Jepang mendapat nilai ini karena jumlah pembunuhan yang rendah dan sedikitnya akses terhadp senjata. Selain kemanan, negara ini juga mempermudah pelancong untuk berkeliling dengan kereta api berkecepatan tinggi. Ini juga merupakan misi untuk menaikkan jumlah pengunjung di tahun 2020 mendatang. Sedangkan Republik Irlandia mencetak nilai terbaik untuk ketidakstabilan politik dan teror politik yang rendah. Ada tempat-tempat indah dan pulau-pulau kecil seperti Emerald Isle yang bisa disuguhkan untuk Anda.

Nilai Yen Melemah, Jepang Jadi Destinasi Wisata Terpopuler versi Mastercard Economics Institute

Imbas dari krisis di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina, kondisi internasional jelas tak baik-baik saja. Meski begitu, kebutuhan warga global untuk berwisata lintas negara tidak dapat dibendung. Dalam periode yang bergejolak, menjadi menarik perhatian untuk melihat, negara mana yang paling banyak dituju oleh pelancong mancanegara.

Baca juga: Ternyata Dua Faktor Ini Menjadi Alasan Wisatawan Jepang Terkesan Angkuh Ketika Mengudara

Mastercard Economics Institute (MEI) dalam laporan “Travel Trends 2024: Breaking Boundaries” mencatat bahwa sektor pariwisata global justru berkembang pesat di tahun 2024, yaitu seiring meningkatnya pengeluaran konsumen di sektor pariwisata, serta mengalami lonjakan lalu lintas penumpang.

laporan MEI kelima ini memberikan wawasan komprehensif terkait perkembangan lanskap industri pariwisata di 74 negara, termasuk 13 negara1 di kawasan Asia Pasifik. Meskipun nilai tukar masih fluktuatif dan daya beli yang bervariasi, pariwisata tetap tumbuh, dengan sembilan dari 10 hari pengeluaran tertinggi dalam sejarah untuk industri kapal pesiar dan penerbangan global, terjadi pada tahun ini.

MEI memperkirakan momentum ini akan terus berlanjut karena konsumen di seluruh dunia lebih mengutamakan pengalaman yang tak terlupakan dan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk perjalanan.

Dengan menggunakan analisis unik dari berbagai data transaksi Mastercard yang telah dikelompokan dan dianonimkan, termasuk dari Mastercard SpendingPulse dan data pihak ketiga, laporan ini mendalami tren pariwisata penting di tahun 2024 dan seterusnya. Destinasi di Asia Pasifik semakin populer, mencakup separuh dari 10 destinasi yang menunjukkan momentum terbaik di antara wisatawan. Daftar ini diukur dan diurutkan berdasarkan perubahan pangsa transaksi pariwisata dalam 12 bulan terakhir hingga Maret 2024.

Jepang berada di posisi pertama sebagai destinasi terpopuler di dunia (tumbuh 0.9 persen vs Irlandia 0.4 persen) seiring kedatangan 3.081.600 wisatawan mancanegara pada Maret 2024 – tertinggi sepanjang masa – bahkan sebelum musim puncak liburan mulai. Didorong oleh melemahnya mata uang Yen (terendah sejak 1990), nilai kurs mata uang Jepang yang baik ini dinilai akan mempertahankan posisi Jepang sebagai garda terdepan pariwisata sepanjang 2024, menguntungkan bagi bisnis-bisnis di Jepang yang melayani wisatawan, serta ekonomi lokal secara keseluruhan.

Mastercard Economics Institute diresmikan pada 2020 untuk menganalisis tren makroekonomi melalui perspektif konsumen. Terdiri dari pakar ekonomi, analis, dan ilmuwan data memanfaatkan wawasan Mastercard – termasuk Mastercard SpendingPulse – dan data pihak ketiga untuk memberikan laporan berkala terkait isu ekonomi untuk pelanggan, mitra, serta pembuat kebijakan.

Jepang Tawarkan Paket Wisata dengan Kereta Mewah Yang Ramah Dompet

Cabin Tawarkan Layanan Sleeper Bus Full Service

Bagi Anda yang kerap kali melakukan perjalanan pada malam hari karena aktifitas yang menanti pada pagi harinya atau untuk mengejar penerbangan, di San Francisco terdapat layanan yang akan mengantarkan Anda pada perjalanan malam menggunakan sebuah bus yang menawarkan berbagai kenyamanannya. Tentu saja, ini bukanlah bus seperti yang kebanyakan Anda temui di jalan, melainkan sebuah sleeper bus.

Baca juga: Lakukan Napping, Tidur 20 Menit Untuk Kembali Segar Dalam Berkendara

Sebuah perusahaan bus, Cabin menawarkan layanan ini dengan maksud agar penumpang dapat beristirahat selama perjalanan dan menyimpan semua tenaganya untuk aktifitas pada keesokan harinya. Adapun aktor utama di balik layanan ini adalah seorang pengusaha, Tom Currier. KabarPenumpang.com mewartakan dari laman latimes.com, bus dua tingkaat ini mampu menampung penumpang sebanyak 24 orang dalam sekali perjalanan dari Los Angeles menuju San Francisco. Perjalanan dimulai pada pukul 23.00 waktu setempat dan dijadwalkan tiba di tujuan pada pukul 07.00 keesokan harinya.

Layaknya sebuah hotel berjalan, fasilitas yang tersedia di dalam sleeper bus ini bisa dibilang cukup lengkap, dari mulai kasur empuk beserta bantal, sebuah tirai yang bisa dibuka dan ditutup, AC, jendela, lampu baca, stop kontak, hingga penutup telinga yang dibagikan gratis kepada para penumpangnya, bertujuan agar penumpang dapat beristirahat dengan tenang, tanpa terganggu oleh suara mesin bus hingga penumpang lain yang saling bercengkrama. Walaupun Cabin menyatakan dindingnya kedap suara.

Jika Anda belum merasa ngantuk, tersedia sebuah lounge dan kamar mandi, lengkap dengan toilet dan wastafel. Tersedia pula layanan WiFi gratis di dalam moda ini, Anda juga dapat memaksimalkan pelayanan di sini dengan meminta petugas onboard untuk membuatkan Anda secangkir teh atau kopi.

Baca Juga: Mengenal Eksotisme Layanan Kereta Tidur di Indonesia

Untuk menggunakan layanan sleeper bus ini, Anda dapat memesan tiket perjalanan secara online dengan harga mulai dari US$115 untuk sekali perjalanan. Dalam hal barang bawaan, penumpang diizinkan membawa dua buah tas ke dalam biliknya masing-masing. Jika Anda berencana untuk membawa serta si buah hati, tarif mulai berlaku jika anak Anda sudah berusia 10 tahun ke atas.

Untuk saat ini, Tom mengatakan untuk tetap menggunakan bus konvensional walaupun tidak menutup kemungkinan untuk mengganti modanya di masa yang akan datang. “Kenapa mesti menunggu bus otonom selama kita masih bisa memanfaatkan sarana yang ada?” ungkapnya. Ia juga menambahkan akan membuka jalur perjalanan lain kelak.