Selalu saja ada pembahasan yang menarik tentang kereta api. Selain memiliki On Time Performance (OTP) yang bisa dibilang gemilang, tapi salah satu moda peninggalan jaman kolonial Belanda ini selalu diminati oleh banyak kalangan karena suguhan pemandangan ciamiknya selama perjalanan.
Baca Juga: INKA CC300, Mampu Lintasi Banjir, Inilah Lokomotif Diesel Karya Anak Bangsa
Seiring perkembangan jaman, bentuk dan performa perkeretaapian di Indonesia senantiasa meningkat, termasuk lokomotifnya. Sebelum melangkah jauh membicarakan lokomotif yang eksis di era modern seperti saat ini, perkenalkan, Lokomotif CC200, lokomotif diesel elektrik dual cabin pertama di Indonesia. Tidak hanya gelar di atas yang melekat di lokomotif ini, tapi CC200 ini juga termasuk ke dalam lokomotif diesel pertama yang dimiliki oleh Djawatan Kereta Api (DKA), cikal bakal PT KAI.
Lokomotif dengan nama pabrikan ALCO-GE UM 106T ini merupakan produksi dari General Electric (GE), salah satu perusahaan besutan Thomas Alva Edison. Tahun 1953 menjadi kali pertamanya lokomotif ini menghiasi rel di Indonesia.
Saking kondangnya, DKA kala itu langsung memesan sebanyak 27 unit guna keperluan pengoperasian mereka. DKA menganggap pembelian lokomotof tersebut merupakan bentuk modernisasi lokomotif dari penggerak tenaga uap ke penggerak tenaga diesel. Selain itu, hadirnya CC200 ke Indoneaia bertujuan untuk menggantikan peran armada yang rusak akibat Agresi Militer Belanda.
Jika diperhatikan, ada hal unik yang terpampang dari lokomotif yang mampu berlari 100 km/jam pada kecepatan maksimum. Terdapat sepasang roda tanpa penggerak pada bagian tengah lokomotif. Roda tersebut berfungsi sebagai penyeimbang tekanan gandar dari lokomotif yang tidak dapat berterima dengan kondisi rel di Indonesia.
Selama masa operasinya, karir lokomotif berdaya mesin 1.750hp bisa dibilang cukup gemilang. Tidak hanya berperan sebagai ‘kepala’ dari bermacam gerbong penumpang dan barang, tapi lokomotif ini juga pernah membawa rombongan KTT Asia-Afrika dari Jakarta menuju Bandung pada tahun 1955 silam.
Baca Juga: Mak Itam, Lokomotif Uap Legendaris Yang Jadi Ikon Wisata Sawahlunto
Masuk periode 90-an, lokomotif ini perlahan mulai dipensiunkan karena dianggap performanya sudah tidak dapat mengimbangi permintaan PT KAI. Pada periode yang sama, banyak unit CC200 yang mulai di besituakan, hingga saat ini hanya tersisa 3 unit dari total 27 unit yang pernah menghiasi perkeretaapian Indonesia.
Jika Anda penasaran dengan penampakan dari lokomotif CC200 ini, silakan Anda kunjungi beberapa diantaranya yang berhasil diselamatkan di Kebun Balai Yasa Yogyakarta dan di Depo Lokomotif Ambarawa (Museum Kereta Api Indonesia).