Apa yang Anda pikirkan setelah mendengar fake Global Positioning System (GPS) atau GPS palsu? Biasanya orang akan berfikir GPS untuk digunakan dalam sebuah permainan atau saat memposting foto dimana tempat atau posisi Anda berada. Awalnya fake GPS ini banyak sekali digunakan untuk permainan Pokemon Go, penggunaan fake GPS sendiri agar memudahkan dan membuat tipuan posisi GPS yang akan dimanfaatkan seperti saat berburu Pokemon Go.
Baca juga: Aplikasi Uber di Amerika Serikat Bakal Dilengkapi Fitur Tip
Kini setelah era Pokemon Go redup, penggunaan fake GPS bertansformasi ke hal lain yang tak ada urusan dengan gaming. Sayangnya aplikasi fake GPS yang bertebaran gratis di Play Store justru banyak digunakan oleh para pengemudi ojek dan taksi online saat ini. Salah satu yang terlihat adalah pengemudi Grab Car yang melakukan cara curang demi keuntungan semata saja. Padahal penggunaan fake GPS ini bisa merugikan penumpang yang memesan dan biasanya pengemudi berada jauh dari lokasi.
Sebagai contoh, bila Anda sedang berada di area Gedung Sarinah Thamrin, dan Anda melakukan proses pemesanan di aplikasi. Dari hasil yang dideteksi pada layar aplikasi, saat itu taksi atau ojek online yang Anda pesan menunjukkan posisi sudah dekat dengan Anda, padahal bisa saja para pengemudi tersebut berada jauh di kawasanSenayan. Biasanya perjalanan justru lebih lama menunggu pengemudi di bandingkan perjalanan yang Anda lakukan. Itu salah satu kasus dari dampak negatif penggunaan fake GPS.
Baca juga: Aplikasi ini Dirancang Untuk Sadarkan Pengemudi Lelah dan Mengantuk
Kenyataan ini bukan hanya merugikan penumpang dalam segi waktu, melainkan juga dari pengemudi lainnya yang memang berada dekat dengan Anda. Sebab, walaupun Anda berada di Sarinah dan memang memesan, justru para pengemudi di Senayan yang akan tetap dapat dan ironisnya pengemudi sekitaran (di area Gedung Thamrin) justru tak bisa mendapat order. Hal ini bisa di katakan pengemudi jujur jadi tak berarti lagi.
Atas kejadian ini, Managing Director Grab Indonesia, Rizdki Kramadibrata mengatakan, pengguna fake GPS termasuk pelanggaran kode etik karena mengakali sistem. “Karena lokasinya tidak ada di situ, jadi penumpang menunggu agak lama. Kami tidak mentolerir penggunaan fake GPS maupun fake booking. Karena itu sangat merugikan” kata Rizdki yang dikutip kabarPenumpang.com dari Kompas.com (6/7/2017). Terkait dengan maraknya penggunaan fake GPS, belum lama ini Grab memberi sanksi pencabutan akses pada 197 mitra pengemudi yang terbukti menggunakan fake GPS dan fake booking. Grab saat ini telah memasang sistem monitoring untuk memantau perilaku driver.
Baca juga: Kompas Digital, Tetap Presisi dalam Wujud Aplikasi di Smartphone
Untuk diketahui, bahwa untuk menjalankan fake GPS Location Spoofer Free Anda harus mengunduhnya di Play Store, aplikasi ini yang membuat tipuan posisi koordinat GPS. Sebenarnya dalam penggunaan fake GPS ini juga ada kendala dimana smartphone sudah harus di root. Meski begitu, ada aplikasi fake GPS yang bisa digunakan tanpa smartphone harus di root terlebih dahulu, yakni Fly GPS.