Dalam suatu kondisi, Bandara Melbourne di Negara Bagian Victoria, Australia digadang bakal mampu menampung 100 juta pergerakan penumpang per tahunnya. Hal ini dikarenakan kota tersebut mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat besar dan semakin tingginya permintaan untuk bepergian. Apalagi jika jaringan kereta api bandara telah diluncurkan dan dapat menghubungkan langsung ke Central Business Distric (CBD).
Baca juga: Demand Melonjak, Garuda Indonesia Tambah Jadwal Penerbangan Denpasar-Melbourne
Seiring dengan pesatnta pertumbuhan penumpang di bandara, otoritas kota Melbourne juga tengah memikirkan lalu lintas di Tullamarine Freeway, yakni akses jalan raya utama yang menghubungkan antara bandara dan CBD. Tahun 2016 lalu, Bandara Melbourne diketahui menangani lebih dari 35 juta penumpang dan diperkirakan akan melampaui 60 juta penumpang pada tahun 2033 mendatang.
KabarPenumpang.com melansir dari laman heraldsun.com.au (22/10/2017), nantinya akan ada sebuah terminal baru, area shopping yang ditingkatkan dan sistem perekaman keamanan yang berteknologi tinggi untuk setiap penumpang di bandara Melbourne. CEO Bandara Melbourne Lyell Strambi mengatakan bahwa Bandara Melbourne memiliki dua kali lipat dari massa di Bandara Heathrow London Inggris. Sehingga ada kemungkinan pada akhirnya bisa menangani 100 juta penumpang per tahun.
“Orang akan berharap pada tahap itu kita akan memiliki jalan lingkar luar, kami mungkin akan membangun terminal bandara di sebelah barat, itu akan menjadi bangunan yang berbeda dengan apa yang ada sekarang. Bukan untuk generasi saya dan bukan untuk manajer bandara yang mengikutiku, tapi akan diperuntukkan bagi generasi masa depan, dan ini semua untuk kepentingan warga Victoria,” ujarnya.
Saat ini diketahui, cetak biru perencanaan negara untuk membangun bandara utama lain di tenggara Melbourne sudah ada. Namun, Strambi mengatakan bahwa akan lebih banyak keuntungan untuk memiliki satu pusat penerbangan yang efisien untuk sebuah kota. “Bandara Melbourne saat ini berjarak hanya 26 km dari pusat kota. Bila Anda harus melakukan perubahan ke bandara kedua, itu menambah banyak biaya,” katanya.
Bandara Melbourne pada akhir tahun ini akan menyelesaikan pembangunan sebuah kawasan ritel mewah pada Terminal 2 nya. Dimana tahap pertama transformasi ritel akan menghabiskan biaya US$50 juta yang sudah mencakup ruang arsitektur unik dengan menampilkan patahan pada langit-langitnya.
Nantinya area penjualan ini sudah mulai beroperasi pada Natal dan klaim bagasi kedelapan di daerah kedatangan internasional juga akan menyimpan cukup banyak tas untuk melayani dua pesawat berbadan lebar. Selain itu, pada bandara ini juga akan ditambahkan terminal kelima yang letaknya dekat dengan terminal 4 pada tahun 2033 mendatang.
Strambi, mantan eksekutif senior Qantas, mengatakan bahwa bandara tersebut bekerja sama dengan bandara dan maskapai lain untuk menentukan tingkat penyaringan keamanan berikutnya.
“Sayangnya ancaman teror itu tidak akan hilang dan ini tentang bagaimana Anda terus berevolusi untuk mencocokkannya. Jika Anda bisa melakukan ID positif pada orang-orang yang menggunakan biometrik tapi tanpa memberlakukan antrian besar untuk melakukan kecocokan ID tersebut, Anda akan mendapatkan hasil keamanan yang lebih baik dan Anda tidak mengalami masalah lain, lebih banyak orang yang berdiri di sekitar massa besar. yang bisa diserang di luar petugas keamanan. Tujuan kami adalah untuk membuat orang aman dan diskrining dan melalui lingkungan yang aman secepat mungkin,” jelasnya.
Baca juga: Antisipasi Terorisme, Bandara-Bandara di Australia Dihimbau Perketat Keamanan
Pemerintah Negara Bagian belum berkomitmen untuk membangun jalur kereta api bandara, namun ada indikasi bahwa mereka bersedia bekerja dengan Pemerintah Federal untuk mendapatkan opsi. Strambi mengatakan sekarang adalah waktunya untuk mulai merencanakan rute dan kasus bisnis.
“Mungkin sekitar delapan tahun atau lebih untuk membangun, dan Anda perlu melakukan penelitian yang benar-benar bagus untuk memastikan Anda mengerti apa yang ingin Anda capai, karena ini bukan hanya tentang lalu lintas ke kota. Ini harus menjadi bagian dari solusi kemacetan yang jauh lebih besar untuk Melbourne,” kata dia.