Meski sebab musabab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet (SJ)100 Aeroflot di Bandara Sheremetyevo, Moskow pada Minggu (5/5/2019) masih dalam penyelidikan. Namun Pilot Denis Yevdokimov menuturkan bahwa pesawat sempat hilang kontak saat di udara dan harus mengaktifkan mode kendali darurat ‘karena petir’.
Tidak disebut lebih lanjut apakah petir itu mengenai pesawat secara langsung. Secara terpisah, penumpang pun menyebut bahwa pesawat terkena petir saat lepas landas. Dalam musibah yang menewaskan 41 penumpang, petir dianggap sebagai pemicu pesawat untuk mendarat darurat di bandara asal (return to base). Munculnya dugaan petir sebagai penyebab tragedi maut SJ100 sudah barang tentu membuat banyak pihak bertanya tentang risiko pesawat yang tersengat petir saat mengudara.
Di tahun 2017 lalu, tercatat beberapa insiden pesawat tersambar petir, seperti yang terjadi pada 2 Januari 2017, dimana sebuah pesawat Boeing 747 tersambar petir saat baru saja lepas landas dari Bandara Internasional Moskow Vnukovo. Untungnya, pesawat yang hendak bertolak menuju Sochi tersebut bisa melanjutkan perjalanan tanpa harus return to base. Seluruh awak kapal selamat, walaupun saat pengecekan pesawat di Bandara Internasional Sochi, kru post-flight inspection menemukan jejak kerusakan yang disebut atmospheric electricity discharge.
Lalu, bagaimana para penumpang yang berada di dalam penerbangan tadi bisa selamat setelah pesawat yang mereka tumpangi tersambar petir? Menurut lansiran KabarPenumpang.com dari laman telegraph.co.uk (11/9/2017), pesawat modern seperti Boeing 787 Dreamliner dan Airbus A350 terbuat dari material karbon komposit ringan yang ditutupi oleh lapisan tipis yang terbuat dari tembaga. Dengan begitu, seluruh awak pesawat akan aman jika petir menyambar.
Professor Mamu Haddad, direktur di Cardiff University’s Morgan-Botti Lightning Laboratory mengatakan, yang terpenting adalah tangki bahan bakar yang ada di bagian sayap tetap terlindungi dari percikan api akibat petir tersebut. Itulah jawaban dari mengapa logam yang ada di sekitar tangki bahan bakar seperti sendi struktural, pintu, ventilasi, hingga tutup tangki bahan bakar terbuat dari bahan yang mampu menahan panas hingga 30.000 derajat celcius, dimana nilai tersebut merupakan suhu yang dihasilkan oleh petir.
Terhindar dari Suara Gelegar Petir
Begitupun dengan suara menggelegar yang dihasilkan oleh petir. “Bagi penumpang yang berada di dalam kabin, mereka hanya akan mendengar suara bising dan melihat kilatan cahaya melalui jendela, tapi mereka tidak akan merasakan apa-apa,” terang Professor Mamu. “Hanya satu yang dikhawatirkan, yaitu badan pesawat mengalami pelelehan pasca terkena petir. Namun industri kedirgantaraan sangatlah konservatif dan melakukan serangkaiaan uji coba agar penumpang yang berada di dalam maskapai tetap aman,” imbuhnya.
Pendapat lain dilontarkan oleh Professor Yohanes Surya, seorang pakar fisika dari Indonesia. Ia mengatakan bahwa setiap pesawat memiliki static discharge, sebuah alat yang mampu melepaskan muatan listrik statis. Pada saat pesawat tersambar petir, muatan listrik yang ada di badan pesawat akan mengalir menuju static discharge yang memiliki bentuk lancip. Ketika muatan listrik yang terkumpul di static discharge sudah penuh, maka muatan tersebut akan terlepas dengan sendirinya.