Maskapai AirAsia dan International Criminal Police Organization atau lebih dikenal sebagai Interpol telah bekerjasama untuk mengkampanyekan program Interpol yang sangat kondang, ‘Turn Back Crime.’ Sebagai wujudnya adalah pembuatan livery khusus ‘Turn Back Crime’ pada body pesawat AirAsia jenis Airbus A320.
Sebagai informasi, livery pesawat adalah sebuah skema logo dan gambar-gambar yang digunakan pada sebuah pesawat, dan biasanya sudah menjadi standar untuk sebuah maskapai penerbangan dan pesawatnya tersebut. Livery dapat digunakan pada bagian-bagian pesawat, seperti sayap, buntut, badan, dan sirip buntut pesawat.
Baca juga: Mau Wisata Ke Makau? Kini AirAsia Tawarkan Penerbangan Langsung dari Jakarta
KabarPenumpang.com mengutip dari akun Facebook milik AirAsia, ternyata kerjasama ini sudah berlangsung sejak 3 November 2014 dan diresmikan di Monaco saat sidang umum tahunan Interpol dengan tema “Turn Back Crime: 100 years of internasional police cooperation“. Livery pesawat pada AirAsia di desain untuk mempromosikan kampanye global dan mengajak seluruh pihak terkait yakni penegak hukum, publik hingga swasta bersatu melawan segala praktik kejahatan dan terorisme.
Kerjasama yang sudah ada ini, membuat AirAsia sejak Juni 2014 menjadi maskapai penerbangan pertama yang menerapkan sistem interpol I-checkit untuk melacak keaslian paspor penumpang berdasarkan database dokumen perjalanan yang hilang dan dicuri atau Stolen and Lost Travel Documents (SLTD) yang dimiliki Interpol. Sistem ini juga terintergrasi dengan seluruh area operasi internasional AirAsia yang meliputi 100 jaringan bandara di seluruh Asia dan 600 penerbangan internasional per hari di lebih dari 20 negara.
Group CEO AirAsia, Tony Fernandes mengatakan, “Kami sungguh bangga dengan diluncurkannya livery Turn Back Crime yang menambah livery terbaru di jajaran armada Grup AirAsia. Peluncuran livery ini merupakan komitmen kami dalam upaya peningkatan keamanan dan keselamatan penumpang. Pesawat ini akan membawa pesan penting untuk melawan terorisme dan kejahatan menuju ke-23 destinasi dalam jaringan AirAsia. Kami berharap kerja sama yang terjalin antara AirAsia dan Interpol semakin mendukung keamanan perjalanan udara dan menjadi sebuah tolok ukur bagi industri penerbangan dunia.”
Baca juga: Setelah 2 Jam Alami Guncangan Hebat, Airbus A330 AirAsia X Kembali ke Perth
Sunu Widyatmoko, Presiden Direktur AirAsia Indonesia mengatakan, “Sebagai salah satu tindak lanjut kerja sama tersebut, kami dengan bangga mendedikasikan satu unit pesawat Airbus A320 milik AirAsia Indonesia untuk dilakukan pengecetan livery dengan corak Interpol. Pesawat dengan livery khusus ini secara regular terbang dan mendarat di berbagai kota di Indonesia maupun sejumlah negara ASEAN lainnya, sehingga membuat kampanye keamanan yang dilakukan AirAsia dan Interpol dapat berjalan efektif.”
Sementara, itu, Sekretaris Jenderal Interpol, Ronald K. Noble mengatakan bahwa, AirAsia telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung keselamatan dan keamanan penumpang melalui penerapan sistem I-Checkit. Dengan mendukung kampanye Turn Back Crime ini, AirAsia telah membantu untuk menyebarkan pesan khusus yaitu mengajak masyarakat luas dalam memerangi kriminalitas.
Baca juga: AirAsia X Tujuan Kuala Lumpur Alami Turbulensi, Lima Penumpang Terluka
Istilah Turn Back Crime menjadi booming setelah terjadinya peristiwa pengeboman di dekat pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada awal Januari 2016. Dalam peristiwa itu, tim kepolisian Daerah Metro Jaya terjun ke lokasi mengenakan kaus polo berwarna biru donker bertuliskan Turn Back Crime di dada kanan. Ditambah pantalon kargo berwarna khaki, dan low top sneakers berwarna senada, penampilan mereka tampak gagah. Dengan pistol teracung, mereka berlari, dan memburu penembak dan pelempar bom yang menewaskan empat orang dan puluhan orang luka-luka itu. Di Indonesia, kampanye Turn Back Crime diluncurkan pada akhir November 2015. Karena tujuannya merangkul warga kota, busananya pun “melebur” dengan lingkungan sekitar.