Salah satu mimpi terburuk bagi pengguna jasa kereta adalah terdorong dari pinggir peron hingga jatuh ke track lintasan. Itu bukan saja kerap divisualkan dalam film-film action, namun kasus orang terjatuh dari peron dan kemudian langsung tersambar kereta yang melintas memang kerap terjadi, apalagi saat peak hour dimana kumpulan orang saling berdesakan di peron menunggu kedatangan kereta.
Baca juga: Stasiun Tsutsuishi, Stasiun Bawah Tanah yang Menyerupai Sebuah Bangker
Insiden menakutkan tersebut memang telah menjadi perhatian bersama para operator jasa kereta, terutama pada jalur kereta komuter yang melayani penumpang dalam jumlah besar. Sebagai solusinya beberapa stasiun modern kini telah dilengkapi Platform screen doors (PSD). Berupa pintu dan partisi pemisah antara batas peron dan jalur track kereta. Bagi publik di Indonesia meski belum ada stasiun yang dilengkapi PSD, pada dasarnya solusi ini mirip dengan konsep automatic doors yang ada di halte TransJakarta. Meski ada pemisah, calon penumpang di peron masih dapat melihat jelas kedatangan kereta, mengingat material pemisah dibuat dari kaca tahan getaran yang bening.
Nah, PSD nantinya akan diterapkan di seluruh stasiun MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta. Model PSD pun terbagi ke dalam dua tipe, yakni full height platform screen doors, dimana lapisan kaca dan pintu screen terutup rapat dari jalur track. Kemudian ada half-screen doors, dimana posisi bagian atas screen terbuka dengan jalur track. Umumnya full height platform screen doors digunakan pada stasiun bawah tanah (underground), sebaliknya half screen doors banya digunakan pada stasiun upperground.
Terjatuh dari peron faktanya tak melulu jadi faktor insiden, ada juga kasus memang orang sengaja bunuh diri dengan cara meloncat dari peron. Meski menekankan pada keselamatan calon pengguna jasa yang berada di peron, PSD punya fungsi lain yang tak kalah penting, seperti mengurangi efek hempasan angin saat kereta melintas dengan kecepatan tinggi. Harus diakui efek hempasan angin cukup mengganggu kenyamanan pada orang yang menanti di peron.
Baca juga: Intip Langsung Kungstradgarden, Stasiun Bawah Tanah Paling Keren di Dunia
Dari aspek kenyamanan, PSD membuat kondisi stasiun bawah tanah lebih nyaman, dimana pengaturan sirkulasi udara dan pengatur suhu bisa lebih optimal. Polusi suara yang diakibatkan kereta juga dapat jauh dikurangi. PSD juga dapat meningkatkan keamanan pada infrastuktur jaringan kereta, semisal tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam terowongan. Dari sisi pengelola stasiun, PSD dapat meningkatkan efisensi, pasalnya bila sudah ada PSD maka tak perlu lagi ada petugas keamanan yang berjaga-jaga di peron.
Merujuk ke sejarahnya, PSD pertama kali diterapkan di Stasiun Saint Petersburg Metro’s Line 2 pada tahun 1961 – 1971. Saat ini stasiun MRT seperti di Singapura dan Malaysia sudah jamak wajib menggunakan PSD. Sebaliknya stasiun kereta bawah tanah di Sydney, Melbourne, Munich dan Stockholm justru belum mengadopsi PSD.