WiFi on train sudah menjadi standar pelayanan di kereta kelas dunia, pun lewat serangkaian uji coba, di Tanah Air PT KAI juga tengah mengupayakan hadirnya akses WiFi di layanan gerbong penumpang kelas eksekutif. Boleh dibilang mengadaptasi akses WiFi on train adalah gampang-gampang susah. Gampangnya, di sepanjang jalur rel sudah masuk dalam coverage sinyal operator seluler. Sementara susahnya adalah menjaga kualitas dan stabilitas koneksi internet di dalam kereta itu sendiri.
Baca juga: Sulitnya Menghadirkan Free WiFi di Atas Kereta, Inilah Alasan PT KAI
Perlu dicatat, koneksi WiFi dari hotspot yang diberikan di kompartemen bakal ‘disedot’ oleh banyak penumpang, sedangkan pancaran sinyal dari BTS operator seluler belum bisa disebut stabil, apalagi jika kereta melaju dengan kecepatan tinggi, belum lagi persoalan jika kereta masuk di wilayah rural atau pedesaan yang coverage selular-nya lebih renggang. Bisa saja menggunakan jalur satelit, tapi toh perusahaan kereta harus wanti-wanti, pasalnya antena satelit akan menjadi masalah tatakala kereta masuk ke dalam terowongan.
KabarPenumpang.com melansir globalrailwayreview.com, tantangan yang dihadapi untuk jaringan WiFi pada kereta tidaklah sama dengan koneksi yang digunakan untuk di rumah atau perkantoran. Seperti di Inggris misalnya, titik awalnya adalah melihat apa yang disyaratkan oleh Department for Transport (DfT) kepada setiap perusahaan pengelola kereta api untuk menawarkan penumpang mereka dalam konektivitas on board melalui lima kunci indikator performa.
Nantinya bila ini berjalan ideal, maka setiap penumpang bisa menerima standar kecepatan koneksi 1 Mbps saat terhubung ke sistem WiFi dalam kereta. Sedangkan pada saat ramai, koneksi internet setidaknya tersedia untuk 95 persen kapasitas dalam perjalanan.
Ada beberapa layanan yang nantinya bisa digunakan penumpang saat tersambung dengan WiFi di kereta yakni, email, browsing, media sosial, menonton film atau mendengarkan musik. Namun sebenarnya untuk menonton film atau mendengarkan musik melalui konektivitas WiFi akan menyerap banyak bandwidth dibanding mengecek email atau browsing biasa.
Nomad Digital, sebagai inovator di bidang on board WiFi awalnya menanggapi dan berpikir seperti kembali pada tahun 2002, dimana penumpang bisnis kereta saat itu menggunakan waktu perjalanan mereka menuju tujuan untuk pekerjaan yang produktif. Sayangnya waktu telah berubah dan penumpang sekarang jauh lebih menuntut pada lingkungan digital dan layanan yang terkait dengan multimedia. Jeremy Haskey, Global Engineering Director & Chief Solutions Architect untuk Nomad Digital mengatakan, produk dan solusi yang mereka miliki sudah merespon dan menyesuaikan dengan permintaan penumpang.
Baca juga: Mobile Broadband di Atas Rel Kereta
“Mengikuti pertumbuhan eksponensial dalam dunia konsumsi komunikasi massa saat ini, khususnya selama dua hingga tiga tahun terakhir dengan masifnya penggunaan aplikasi video dan game, akhirnya kami dibatasi oleh cakupan koneksi seluler yang diterima kereta api, dan throughput tertinggi yang ditawarkan oleh penyedia layanan jaringan seluler di lingkungan pedesaan dan perkotaan. Kami sangat menyadari bahwa cakupan (coverage) bisa menjadi solusi tambal sulam,” ujarnya.
Dari aspek teknologi yang diusung, rasanya sulit untuk mengadopsi akses data via satelit, mengingat antena satelit yang menonjol akan bermasalah saat kereta memasuki terowongan. Sebagai gantinya, ada satu aplikasi yang dikatakan cukup menarik, bahwa bisa ditaruh dalam sebuah modul di tiap gerbong. Dengan sinyal yang rendah, teknologi ini dirasa cukup memungkinkan dipasang pada rangkaian kereta yang ada. Saat ini hotspot WiFi suda tersedia di KA Gajayana, namun internetnya masih belum berjalan.