Membludaknya peminat layanan kereta komuter KRL Jabodetabek membawa dampak tersendiri, terlebih pada jam sibuk, di stasiun-stasiun tak asing terlihat ratusan penumpang kereta saling beradu badan guna menerobos masuk ke dalam gerbong. Sementara disisi dalam kereta, ada begitu banyak penumpang yang akan keluar dari gerbong. Nah, yang terjadi mudah untuk ditebak, akibat saling dorong jatuh korban akibat kena siku dan terjebak diantara dua arus penumpang.
Baca juga: FeliCa, Gelang Ajaib Berbasis Chip Untuk Transaksi Komuter Jabodetabek
Seperti halnya moda transportasi massal lainnya, sudah ada pakem bahwa harus didahulukan penumpang yang akan turun, baru kemudian penumpang yang akan naik. Namun berangkat dari tekanan jumlah penumpang yang besar, plus budaya warga yang jauh dari tertib, pakem diatas kerap dilupakan, salah satunya yang terjadi di kereta KRL.
Berangkat dari fenomena diatas, pihak pengelola layanan, yakni PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengasah otak untuk menertibkan penumpang yang kerap tak sabar hingga bertabrakan di peron, solusinya adalah dengan membuat garis batas antre di peron stasiun yang dilengkapi dengan tanda panah untuk memandu arus penumpang, untuk saat ini baru diterapkan di Stasiun Juanda.
Warna garis batas antre ini hijau dengan tanda panah berwarna merah. Tapi untuk apa sih sebenarnya tanda panah dan garis batas antre ini? KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai sumber pemasangan garis batas antre berwarna hijau ditunjukkan agar pengguna jasa yang akan naik KRL bisa memberi kesempatan dan tidak menutupi jalur penumpang yang akan turun saat KRL tiba di stasiun.
Ruang untuk penumpang naik dibuat lebih kecil dengan posisinya berada di sisi kanan dan sisi kiri ruang untuk penumpang turun. Sedangkan untuk penumpang turun dibuat lebih besar dan posisinya berada di tengah. Vice President (VP) Communication PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, garis sengaja dibuat agar arus keluar masuk penumpang lebih teratur. “Jadi penumpang yang mau naik KRL antre pada batas tersebut sehingga orang yang mau turun flow-nya tidak terhalangi,” kata Eva, yang dikutip KabarPenumpang.com dari kompas.com (8/8/2017).
Adanya garis batas ini juga bisa memperkecil resiko bahaya penumpang terjatuh dan terdorong akibat berebut saat naik atau turun kereta. “Untuk saat ini masih diingatkan petugas. Ya kami harapkan untuk kenyamanan bersama penumpang dapat mengikuti ketentuan yang ada terkait batas antre. Mudah-mudahan bisa mengeduksi penumpang,” kata Eva.
Baca juga: Mei 2017, PT KCJ Tambah Portable Ramp di 74 Stasiun
Sebenarnya, garis batas antre ini sudah banyak digunakan di stasiun-stasiun negara lain, tetapi bagi Indonesia ini adalah hal baru. Kedepannya dalam satu hingga dua bulan semua stasiun yang melayani KRL akan dipasangi garis batas antre.