Mungkin beberapa dari Anda ada yang ingat mengenai tragedi seorang teroris yang mengancam akan membuka pintu pesawat Lufthansa ketika tengah mengudara di rute penerbangan Frankfurt, Jerman menuju Belgrade, Serbia pada 6 Desember 2015 silam. Untungnya pria tersebut berhasil diamankan sehingga pintu pesawat tidak jadi dibuka olehnya. Namun terbayangkah oleh Anda jika pintu pesawat benar-benar dibuka? Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Baca Juga: Masker Oksigen, “Penyambung Nyawa” Saat Kabin Kehilangan Tekanan
Mungkin yang selama ini Anda lihat di film-film tentang dekompresi terlalu berlebihan, walaupun tidak bisa dipungkiri akan ada daya hisap yang cukup kuat dari arah pintu yang terbuka selama mengudara. Dari situlah kita bisa mengetahui salah satu fungsi safety belt selama penerbangan. Sebagai salah satu elemen vital, pintu pesawat tentu akan mendapatkan proteksi khusus.
Mungkin karena menjadi ‘titik’ yang dikhawatirkan banyak orang, membuat beberapa kali ada upaya teror yang dilakukan untuk membuka paksa pintu pesawat. Tidak hanya kejadian di atas,salah satu peristiwa teror yang terkait upaya membuka paksa pintu pesawat belum lama ini dialami oleh maskapai Australia, Qantas Airlines dengan pesawat Airbus A380 QF12 dalam perjalanan dari Los Angeles menuju Sydney pada 28 Mei 2017 kemarin. Namun, untungnya pintu yang hendak dibuka oleh pria tersebut adalah pintu darurat, yang memang tidak akan bisa dibuka saat pesawat berada di ketinggian jelajahnya, tekanan kabin akan menyulitkan pintu tersebut untuk dibuka.
Ketika KabarPenumpang.com melansir dari laman rd.com, proses yang akan terjadi ketika seseorang berusaha untuk membuka pintu pesawat ketika tengah menjelajah udara adalah terlempar ke luar. “Siapa pun yang berdiri di dekat pintu keluar akan terpental ke langit,” ungkap seorang pilot bernama Patrick Smith. Proses dekompresi yang terjadi juga akan menurunkan suhu kabin dengan sangat cepat, dan yang paling parah adalah ketika kaca-kaca pesawat yang mulai pecah dan menambahkan lubang baru.
Baca Juga: Sejumlah Fakta dari Proses Emergency di Pesawat Terbang
Ketika suasana mulai mencekam seperti ini, masker oksigen akan turun dari bagian atas penumpang. Karena ketika proses dekompresi, oksigen secara otomatis akan tersedot keluar dan penumpang akan mengalami sulit bernapas. “Anda memiliki waktu 15 hingga 20 detik untuk tetap bertahan secara sadar untuk mengenakan masker oksigen,” tambah Patrick.
Lebih lanjut, Patrick mengatakan sebisa mungkin pilot akan menerbangkan pesawat di ketinggian 10.000 kaki, karena di ketinggian tersebutlah orang-orang masih bisa bernafas secara normal dan pesawat bisa melakukan persiapan untuk pendaratan darurat. Kembali, penting bagi kita semua untuk mendengarkan instruksi yang senantiasa diingatkan oleh awak kabin dan display informasi sebelum berlangsungnya penerbangan. “Gunakan Masker Oksigen Terlebih Dahulu, Baru Bantu Orang Lain.”