Eksistensi kendaraan otonom dewasa ini dapat dikatakan semakin pekat di pasar dan siap dikomersialkan. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang melakukan uji coba terhadap kendaraan masa depan ini, salah satunya adalah Hino Motors yang mengembangkan kendaraan otonom berbentuk bus mini. Diketahui, perusahaan yang terkenal akan produksi moda bermassa berat ini melakukan serangkaian uji coba di dekat Bandara Internasional Haneda, Jepang pada akhir Februari kemarin.
Baca Juga: Renault EZ-GO, Moda Otonom yang Memiliki Desain Pintu Low Deck Unik
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman asia.nikkei.com, dalam menghadirkan moda futuristik ini, Hino tidak berdiri sendiri, melainkan turut menggandeng raksasa teknologi Negeri Sakura, SoftBank Group dan maskapai All Nippon Airways (ANA). Ada pun tujuan dari koalisi yang terjalin di antara tiga perusahaan ini adalah untuk memasarkan moda transportasi nirawak di lingkungan bandara pada tahun 2020.
Industri teknologi tinggi Jepang melihat bandara sebagai salah satu titik potensial dalam mengaplikasikan teknologi robotika dan kecerdasan buatan terbaru. Sebut saja seperti moda otonom hasil kerja sama tiga perusahaan yang sudah di sebutkan di atas, dimana pada ajang uji coba tersebut, kendaraan ini berhasil beroperasi tanpa pengemudi dengan kecepatan 10 km per jam. Adapun tujuan utama dari uji coba bus otonom ini adalah untuk meggantikan peran manusia yang selama ini menangani sektor antar-jemput kargo dan penumpang dari dan menuju terminal.
Dalam mengembangkan bus mini ini sendiri, tiga perusahaan tersebut tidak menempuh kendala sebanyak moda serupa yang beroperasi di jalanan konvensional. Bagaimana tidak, area apron tidaklah seriuh jalanan lain di luar komplek bandara, mulai dari hilir mudik kendaraan sampai pejalan kaki. Jadi, wajar saja jika kendaraan yang dikembangkan oleh tiga perusahaan ini dapat dengan mudah lolos uji coba moda otonom tingkat 4, dimana bus dapat sepenuhnya menggunakan personalisasi otonom selama pengoperasiannya.
ANA sendiri berharap agar kendaraan ini terus disempurnakan hingga pada akhirnya dapat memulai operasi konvensionalnya pada Maret 2019 mendatang. “Kami berusaha untuk memanfaatkan robot dan kecerdasan buatan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan,” ungkap Shinya Katanozaka, Presiden ANA Holdings. “Layanan penanganan darat yang disediakan oleh pihak maskapai di bandara telah mengalami perkembangan dalam kurun waktu beberapa dekade terakhir, namun tidak terlalu signifikan,” tandasnya.
Baca Juga: SkyDrive, Moda Otonom Yang Digadang Nyalakan Api Olimpiade 2020
Selayaknya moda otonom lain, bus mini kembangan Hino ini juga nantinya akan mempekerjakan satu operator yang mampu memantau keseluruhan kinerja bus otonom. Hal ini akan berdampak pada potensi kru darat yang kemungkinan kehilangan mata pencahariannya. Menanggapi hal tersebut, Shinya menepis kekhawatiran para kru darat. “Otomatisasi kerja tidak dimaksudkan untuk mencuri pekerjaan manusia,” katanya. “Kehadirannya (otomatisasi) untuk meningkatkan efisiensi kerja, dan para tenaga kerja dapat dialihkan untuk tugas lain,” imbuh Shinya.