Selamat dari sebuah insiden besar merupakan sebuah mukjizat yang tiada terkira. Namun di sisi sebaliknya, kejadian tersebut akan meninggalkan trauma yang sangat mendalam bagi si survivor. Kegundahan semacam inilah yang dirasakan oleh Ximena Suarez, seorang pramugari yang selamat dalam kecelakaan pesawat yang menimpa klub bola asal Brazil, Chapecoense pada 28 November tahun lalu. Ibu dua anak yang berdomisili di Bolivia, India ini menjadi salah satu dari enam orang lain yang selamat dalam kecelakaan nahas tersebut.
Baca Juga: Lima Penyebab Umum Terjadinya Kecelakaan Pesawat
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman dailymail.co.uk (26/11/2017), Ximena mengaku mengalami trauma berat pasca kecelakaan yang menewaskan 71 orang tersebut. Pesawat nahas tersebut jatuh di kawasan pegunungan ketika tengah mengudara menuju kota Medellin, Kolombia, dimana Tim Chapecoense sedianya bertanding dalam final Copa Sudamericana, kompetisi antarklub terbesar kedua di Amerika Selatan, melawan tim dari kota Medellin, Atletico Nacional.
Penerbangan carter yang terbang dari Brazil melewati Bolovia ini berujung nahas tatkala pesawat tersebut mengalami kegagalan listrik yang menyebabkan pesawat kehilangan daya angkat dan terjun bebas menghempas tanah. Sebelum pesawat menyentuh tanah, Ximena sempat pindah ke bagian belakang dan ia sangat percaya bahwa momen itulah yang akhirnya menyelamatkan nyawanya. Tentu, tidak dapat dibayangkan betapa ngerinya kejadian yang dialami oleh Ximena kala itu, sampai-sampai ia mengaku tidak bisa tidur selama beberapa waktu pasca kecelakaan tersebut.
“Beberapa malam mereka (korban meninggal) menyambangi mimpi saya, sebuah mimpi buruk! Saya bahkan tidak bisa tidur karenanya,” tutur Ximena dikutip dari laman sumber. “Walaupun saya sudah meminum obat tidur, tetapi itu semua tidak mempan karena saya tetap terbangun pada malam hari sehingga saya harus meminumnya lagi untuk kembali tidur,” imbuhnya.
Memang, beban batin Ximena tidaklah mudah untuk diterima begitu saja dengan akal sehat. Bagaimana tidak, dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat puluhan penumpang meregang nyawa, dan itu meninggalkan jejak kuat dipikirannya. “Saya percaya bahwa campur Tangan Tuhan-lah yang akhirnya menyelamatkan nyawa saya dan beberapa rekan lainnya,” tutur Ximena.
Baca Juga: Lima Poin Ini Jadi Kunci Keselamatan Saat Pesawat Alami Crash Landing
Ximena mengatakan bahwa semua korban selamat diikat oleh belenggu trauma kecelakaan itu. “Saya menganggap orang-orang yang selamat sebagai saudara laki-laki, karena pada hari yang sama tanggal 28, kita dilahirkan kembali. Kita adalah sebuah keajaiban. Kita harus memberikan kesaksian untuk membantu orang lain,” katanya.