Walaupun namanya erat dengan segala sesuatu yang berkonotasi kurang baik, namun hal tersebut tidak menyurutkan Ary Setiyono untuk membangun Omprengan.com, sebuah platform ride-sharing berbasis aplikasi yang siap bersaing dengan raksasa lain di bidangnya, seperti GoJek, Grab, dan Uber. Terinspirasi dari beragamnya transportasi alternatif selama ia mengenyam bangku pendidikan di Jerman, hadirnya Ompreng.com diharapkan dapat menawarkan solusi untuk mengatasi masalah kemacetan di Ibukota dan kota-kota lain di Indonesia.
Baca Juga: Ride-Sharing, Upaya Uber Untuk Lebih Mengerti “Perasaan” Pengguna
Dikutip KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber, startup yang berdiri pada 3 Oktober 2015 ini memiliki layanan utama dengan nama O-Shuttle, dimana layanan ini secara langsung bersaing dengan omprengan konvensional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), omprengan sendiri memiliki kendaraan pribadi yang ditambangkan untuk mencari penghasilan tambahan. Mungkin sebagian orang lebih akrab dengan sebutan ‘angkot gelap’.
“Omprengan gelap, mobil pribadi yang menjadi antar jemput, yang mengharuskan penumpang untuk membayar setiap perjalanan, itu kompetitor kita. Mereka masih konvensional,” tutur Ary, dikutip dari laman id.techinasia.com. Alumnus University of Malaya ini juga menurutkan, kehadiran Ompreng.com diharapkan dapat menekan jumlah kendaraan yang melintas di jalanan.
Mengingat pesaingnya yang sudah lebih banyak menelan asam garam di jalanan, Ary tidak kehilangan akal. Ia lalu menggandeng TRAC-Astra Rent a Car, perusahaan penyedia layanan sewa mobil milik Astra International, untuk memastikan para pelanggannya bahwa jasa yang Ary tawakan sudah memenuhi izin opersional resmi.
“Kita sediakan armada yang bagus. Kerja sama dengan rental mobil terkenal seperti TRAC-Astra, dan yang paling penting ada izin pelat kuning. Itu value kita,” terangnya.
Walaupun Ompreng.com menggandeng merk dagang ternama seperti Astra, Ary tetap memberlakukan harga yang bersahabat dengan penumpang dan juga bersaing dengan jasa omprengan konvensional. “Harganya sekitar Rp25.000 per trip, kalau langganan Rp22.500,” ungkap Ary.
Untuk membedakan diri dengan penyedia jasa serupa, Ary mengaku bahwa Ompreng.com tidak sama dengan layanan transportasi berbasis aplikasi lain yang telah memiliki peraturan mengenai tarif batas atas dan bawahnya. “Karena kita bukan on-demand. Kita lebih pada schedule service. Rute perjalanan sudah diumumkan di depan. Jadi enggak kena tarif batas atas dan bawah,” cetus sang founder. Jadi tidak heran jika selama ini Ary bersama dua rekannya yang juga memiliki andil dalam Ompreng.com masih menyuntikkan dana setiap bulannya.
Baca Juga: Baraya Travel, Dipilih Karena Tak Buat Dompet Merintih
Tidak hanya menyediakan layanan O-Shuttle, Ompreng.com juga menyediakan layanan lain seperti O-Car dan O-Bike, dimana layanan ini hampir serupa dengan fitur Grab Hitch. Sama seperti O-Shuttle, Ary juga tidak memberlakukan tarif batas bawah dan atas terhadap dua fitur di layanan Ompreng.com ini. “O-Car, O-Bike belum ada monetisasi. Itu seperti marketplace saja,” jelas Ary.
Untuk mengetahui rute mana saja yang dilayani oleh layanan O-Shuttle milik Ompreng.com, aplikasi ini dapat diunduh secara gratis melalui Play Store.