Banyak masyarakat yang mempertanyakan ide yang dicetuskan oleh pendiri sekaligus CEO dari SpaceX, Elon Musk mengenai perusahaan barunya yang bernama The Boring Company yang ia cuitkan di akun Twitter pribadinya. Dengan “pengemasan” yang apik sehingga menjadikannya viral di media sosial seakan menjadi bukti bahwa Musk tidak bermain-main dalam hal ini. Belakangan ini, wajah laman situs The Boring Company sudah diperbaharui dengan menambahkan penjabaran lebih lanjut mengenai visi-misi Musk tentang jaringan terowongan bawah tanah, hingga penjelasan gamblang mengenai tantangan teknologi yang mungkin akan mereka hadapi dimasa yang akan datang.
Seperti yang KabarPenumpang.com wartakan dari laman newatlas.com, Rabu (17/5/2017) kemarin, Musk mengatakan solusi kemacetan di jalan yang utama bukanlah pengadaan mobil terbang atau kendaraan futuristik lainnya, melainkan sistem jalan yang harus diperbaiki. “Terowongan dengan jaringan jalan yang besar dalam berbagai tingkat akan memperbaiki kemacetan di kota mana pun, tidak peduli seberapa besar pertumbuhan kota tersebut (terus menambahkan level),” ungkap Musk.
Baca Juga: Bertha, Mesin Bor Raksasa Yang Pernah Terperangkap di Bawah Tanah Seattle
Dalam sebuah acara yang diadakan di Vancouver, Jerman bulan lalu, Musk mengatakan pembangunan proyek ini bisa saja berjalan walaupun anggarannya diminimalisir, namun tidak mengendurkan estimasi pengerjaannya. Musk mengatakan, alih-alih menggali terowongan dengan lebar 28 kaki untuk satu jalur, maka ia bersama timnya akan lebh memilih untuk menggali terowongan dengan ukuran 14 kaki dengan menambahkan moda antar-jemput disepanjang stasiun kereta cepat. Lebih lanjut, ia memperkirakan proyek seperti ini akan meminimalisir biaya pembangunan sekitar tiga hingga empat kali.
Baca Juga: Proyek MRT: Mulai 20 Mei 2017 Ada 4 Tahap Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Panglima Polim
Namun, tentu saja akan ada hambatan yang siap menahan laju dari ide Musk ini, ya masalah kecepatan mesin pengebor. “Bahkan sebuah bekicot mampu berjalan 14 kali lebih cepat dari mesin pengebor ini. Ambisi kami saat ini adalah untuk menyusul bekicot tersebut,” kelakar Musk. Dibalik pendapat Musk tersebut, dirinya dan tim sudah mempersiapkan lima cara yang mesti dilakukan agar dapat mempercepat laju dari mesin bor tersebut, diantaranya adalah memaksimalkan daya dari Tunnel Boring Machines (TBM), pemasangan sistem pendingin yang sesuai, hingga mengotomatisasi TBM.
Baca Juga: Proyek MRT: Bor Mustikabumi Telah Tiba di Stasiun Setiabudi
Diantara lima cara yang disiapkan Musk di atas, cara yang terakhir ini bisa dibilang cukup banyak menyita perhatian, yaitu The Boring Company mulai menyelidiki sebuah teknologi yang dapat mengubah kotoran yang digali mejadi pondasi untuk membangun struktur tersebut. Dengan ini, maka secara otomatis akan memangkas kebutuhan tenaga untuk membuang tanah hasil galian, dan mengurangi ketergantungan pada penggunaan beton, dimana beton merupakan salah satu penyumbang emisi yang cukup besar.
Layaknya TBM terbesar di dunia, Bertha, salah satu kendala yang akan dihadapi oleh Musk dan timnya adalah air, karena keberadaan air sangat mempengaruhi proses penggalian. Dengan adanya air, maka proses penggalian akan lebih mudah, sedangkan jika terlalu banyak kandungan airnya maka tanah yang hendak dikeruk akan berubah menjadi lumpur yang akan menghambat laju dari Gondot, sebutan untuk mesin TBM Musk. Bersama dengan timnya, Musk mulai menggali di markas SpaceX di dekat Los Angeles, dimana Musk menggambarkan pengeboran tersebut sebagai titik awal untuk perlombaan melawan bekicot. Tambahnya, perlombaan ini akan memakan waktu lama, namun akan tetap diawasi.