Saturday, April 19, 2025
HomeAnalisa AngkutanYuk Kenali Lagi Stasiun-stasiun Kereta Api Tertua yang Masih Aktif Hingga Kini

Yuk Kenali Lagi Stasiun-stasiun Kereta Api Tertua yang Masih Aktif Hingga Kini

Bangunan di area sekitar jalur kereta api yang kita kenal sangatlah beragam. Peninggalan sejarah saat jaman Kolonial Belanda ini pun masih terus dipertahankan bahkan dirawat. Tak heran hingga kini masyarakat masih bisa melihat bahkan menikmati sejarah penting hanya dengan naik kereta api dan berkunjung ke stasiun-stasiun bersejarah. Dengan keindahan arsitektur, keunikan sejarah dan aura prestise di dalamnya, stasiun-stasiun ini juga punya peran penting dalam perjalanan kereta api pada masanya hingga sekarang. Berikut ini lima stasiun tertua dan masih aktif hingga saat ini, dikutip akun resmi Kereta Api Indonesia.

1. Stasiun Lempuyangan
Siapa sangka stasiun ini juga memiliki bangunan yang sangat bersejarah. Tak Cuma itu saja, beberapa ornamen yang terlihat pun bisa dirasakan saat mengunjungi Stasiun Lempuyangan ini. Stasiun Lempuyangan mulai dioperasikan pada 10 Juni 1872 dan ditujukan untuk pengangkutan komoditas dan mobilitas masyarakat di wilayah Vorstenianden-Semarang. Stasiun Lempuyangan pun kini menjadi tempat perhentian untuk KA kelas ekonomi dan campuran dari dan menuju berbagai kota di Pulau Jawa.

Lempuyangan, Sejarah Panjang Stasiun KA Ekonomi di Yogyakarta

2. Stasiun Kedungjati
Beralih menuju ke lintas jalur antara Semarang – Solo Balapan. Kemegahan stasiun ini sudah sangat terlihat apalagi dari sisi sejarahnya. Ornamen dan bangunannya pun sangat terasa kental di stasiun ini. Uniknya stasiun ini digadang-gadang sebagai kembarannya Stasiun Ambarawa karena dari keseluruhannya yang mirip dengan Stasiun Ambarawa.

Stasiun Kedungjati terletak di Grobogan dan diresmikan pada 21 Mei 1873. Pada 1907, pembenahan pada bangunan dilakukan. Konstruksi yang sebelumnya dari kayu, diubah dan diperkokoh dengan batu bata di plester. Bagian peron ikut dibenahi, konstruksi baja dengan beratapkan seng, dengan tinggi 14,65 meter. KA yang berhenti di Stasiun Kedungjati pada Gapeka 2025 adalah KA Banyubiru, KA Joglosemarkerto, dan KA Matarmaja.

3. Stasiun Tanggung
Dikutip dari laman KAI Heritage, Stasiun Tanggung (TGG) mulai dibangun pada 1894 dan kemudian dibangun ulang pada 1910. Stasiun ini berada di Daerah Operasi IV Semarang, sekitar 20 meter di atas permukaan laut. Stasiun Tanggung yang terletak di Desa Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini tercatat menjadi saksi dibukanya jalur kereta api pertama, antara Tanggung dan Kemijen sejauh 25 kilometer, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda waktu itu, Ludolph Anne Jan Wilt Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864.

“Tanggung,” Stasiun Kedua Tertua di Indonesia, Masih Beroperasi dan Jadi Cagar Budaya

Keberhasilan NIS membangun jalur kereta api Semarang-Tanggung, kemudian berdampak terhadap keberhasilkan pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan antara kota Semarang dan Surakarta pada 10 Februari 1870. Meski stasiun ini masih aktif, namun tidak ada KA yang berhenti di Stasiun Tanggung untuk menaik-turunkan penumpang, kecuali jika terjadi pergantian jalur.

4. Stssiun Alastua dan Brumbung
Kedua stasiun ini memiliki posisi berada dibagian tengah jalur KA, tak heran stasiun ini dijuluki dengan stasiun pulau. Stasiun Alastua dan Brumbung sama-sama diresmikan pada 10 Agustus 1867. Stasiun Alastua terletak di Semarang, sementara Stasiun Brumbung terletak di Demak. Stasiun Alastua punya peran penting, jika terjadi banjir di area Stasiun Semarang Tawang. Sebab, stasiun ini dijadikan tempat perhentian KA dari arah timur yang hendak melintas ke arah barat (dan sebaliknya).

5. Stasiun Ambarawa
Meski jalurnya KA nya terpisah dengan jalur raya kereta api, namun Stasiun Ambarawa masih eksis hingga kini. Apalagi stasiun ini sudah sangat terkenal dengan koleksi bangunan bersejarah, alat-alat perkeretaapian yang digunakan sejak jaman kolonial, hingga koleksi lokomotif dan kereta apinya. Sebelum menjadi museum kereta api, Stasiun Ambarawa dulu bernama Stasiun Willem I dan sempat aktif hingga tahun 1976.

Stasiun ini dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), yang diresmikan pada 21 Mei 1873, bersamaan dengan pembukaan lintas Kedungjati-Ambarawa tahun 1907. Pembangunan Stasiun Willem I merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM, guna mendapatkan izin konsesi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta). NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas KedungjatiAmbrawa sepanjang 37 km, untuk keperluan militer.

Menapaki Sentuhan Belanda di 10 Stasiun Tua di Indonesia

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru