Jalur kereta api identik dengan kelengkapan terdiri dari: rel, batu ballast, baut, dan bantalan. Jika serba kekurangan pada jalur tersebut maka perjalanan kereta api pasti akan terganggu, bahkan pegecekan rutin akan selalu dilakukan. Seperti halnya bantalan rel kereta api yang sangat berperan penting guna menstabilkan rel saat melintasnya kereta api dengan berbagai kecepatan. Di Indonesia jenis – jenis bantalan rel kereta api dirasa sudah cukup lengkap dengan jenis kereta api yang dilewati. Mulai dari bantalan kayu jati, bantalan besi/baja, bantalan beton, sampai bantalan tanpa batu ballast (slab beton).
Baca juga: Ternyata Ada Beragam Jenis Bantalan Rel, Indonesia Pakai Yang Mana?
Bantalan kayu pada rel kereta api kerap kali terliha dibeberapa wilayah Jawa dan Sumatera. Dulu rel kereta api dengan bantalan kayu masih banyak dijumpai apalagi pada lintas utama. Namun, menggunakan bantalan kayu berbahan kayu jati ini tak memberikan maksimal kecepatan pada kereta api. Menggunakan bantalan kayu juga berpengaruh pada cuaca lembab dan berair yang mengakibatkan kayu cepat lapuk atau mengalami penyusutan. Bantalan kayu sebenarnya masih dijumpai pada jalur yang tingkat kecepatannya rendah, seperti jalur kereta api di stasiun kecil, balai yasa/depo, wesel, bahkan di jembatan yang berlubang.
Bantalan besi/baja juga masih ditemui, terutama pada jalur kereta api ketika memasuki terowongan dan wesel. Sama halnya sepeti bantalan kayu, bantalan besi/baja memiliki daya elastisitas yang cukup baik. Namun kembali lagi tingkat kecepatan yang dihasilkan rel dengan bantalan besi/baja tidak bisa melebihi diatas 70 km per jam. Menggunakan bantalan jenis ini kelemahannya adalah kereta api mudah anjlok terutama daerah berpasir karena beban yang dimiliki lebih besar. Bantalan besi/baja masih dijumpai dibeberapa wilayah, termasuk jalur Sukabumi – Cianjur.
Bantalan jenis berikutnya adalah bantalan beton. Bantalan ini sudah mayoritas digunakan dilintasan kereta api. Dengan menggunakan bantalan beton, daya tahan saat digunakan untuk penahan rel bisa mencapai 20 tahun lamanya. Selain itu kecepatan menggunakan bantalan beton, bisa mencapai maksimum hingga 120 km per jam. Seperti pada jalur utara mulai dari Jakarta hingga Surabaya. Saat ini pemerintah di perkeretaapian menjadikan bantalan beton sebagai penahan rel paling kuat saat dilintasi kereta api. Bantalan rel berbahan beton juga memiliki dua jenis, yaitu beton pratekan blok tunggal (monoblok) dan bantalan beton blok ganda (biblok).
Baca juga: Stasiun di Melbourne Uji Penggunaan Duratrack, Bantalan Rel dari Bahan Plastik Daur Ulang
Terakhir adalah bantalan slab beton yang sudah dimiliki jalur kereta di Indonesia. Dan pasti kalian pernah melihat bantalan slab beton jika naik MRT atau LRT Jakarta. Ya, bantalan jenis inilah yang digunakan pada kereta tersebut. Gunanya memperhalus perjalanan saat kereta melintas dan menahan getaran pada rangkaian kereta. Bantalan jenis ini juga akan digunakan pada Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menggunakan kereta peluru yang akan dijalankan dengan rute Jakarta – Bandung pp. dan juga digunakan untuk perjalanan LRT Jabodebek. Jauh berbeda jika naik kereta api menggunakan bantalan yang di tabur batu balas dengan bantalan yang dipatenkan dengan beton yaitu pada guncangannya. (PRAS – Cinta Kereta Api)