Berbagai misteri senantiasa mengiringi perjalanan jagat dirgantara global sejak lahir pada abad ke-20. Di antara misteri yang ada, nama Amelia Earhart patut masuk menjadi salah satunya. Bagaimana tidak, Amelia yang sedang melakukan perjalanan keliling dunia, usai mencuri perhatian dunia sebagai wanita pertama yang terbang melintasi Atlantik pada tahun 1932, harus mengurungkan niatnya karena kecelakaan yang ia alami bersama dengan pesawat Lockheed Electra 10E.
Baca juga: Hari Ini, 73 Tahun Lalu, Rhulin A. Thomas Jadi Pilot Tuna Rungu Pertama Terbang Solo Jarak Jauh
Amelia Earhart diketahui hilang secara misterius di Samudera Pasifik bersama navigatornya, Fred Noonan, setelah lepas landas dari lapangan udara Lae di Papua Nugini pada pertengahan tahun 1937.
Dilansir Simple Flying, ada beberapa teori yang mengatakan penyebab kecelakaan atau hilangnya pilot wanita pertama di dunia penerima medali Distinguished Flying Cross ini, sebuah penghargaan tertinggi untuk capaian luar biasa bagi insan penerbangan AS, seperti Amelia yang meninggalkan pesawatnya dan terjun ke laut hingga ia meninggal, Amelia dieksekusi oleh pemerintahan Jepang, kehabisan bahan bakar dan mendarat di Kepulauan Marshall, hingga Amelia yang menghabiskan masa hidupnya di daerah New Jersey dengan nama samaran.
Di luar teori itu, ada teori lain yang lebih mengejutkan, yakni Amelia Earhart tidak kecelakaan melainkan mati dengan mengenaskan di pulau tujuannya. Adalah Gillespie dan timnya dari TIGHAR, yang menyebarluaskan teori tersebut.
Menurut Gillespie, Amelia sudah nyaris empat bulan mencapai jam terbang 29.000 mil perjalanan ketika ia kehabisan bahan bakar dan mencoba mencari Howland Island. Amelia dan Fred Noonan terlihat dalam radar pada 2 Juli 1937. Lalu, kemudian mereka menghilang. Yang terjadi pada pasangan itu menjadi misteri. Namun, Gillespie percaya, mereka tidak jatuh ke air.
Kenyataannya, kata Gillespie, Amelia dan Noonan berhasil mendarat. Terluka namun masih hidup di Pulau Gardner, atau yang terkenal dengan Nikumoro, sekitar 400 mil tenggara Pulau Howland. “Saat itu, orang-orang mulai mendengarkan panggilan darurat dari sebuah pesawat,” kata Gillespie. Dari mulai 2 Juli jatuhnya Amelia, ada lebih dari 100 kali panggilan darurat yang dilakukan oleh Amelia. “Dan itu terdengar orang-orang sedunia, dari Texas hingga Australia,” klaim Gillespie.
Mereka yang mendengar termasuk seorang ibu rumah tangga di Texas. Ia mendengar lewat radio gelombang pendek suara Amelia yang mengatakan ia berhasil mendaratkan sebagian badan burung besi di air. Sementara itu, pendengar lainnya berasal dari bocah 16 tahun yang mencoba memecahkan sandi yang diucapkan oleh Amelia.
Menurut Gillespie, Amelia mungkin mendarat dengan bahan bakar yang ada. Kalau tidak, ia tak mungkin menggunakan radio.
Setelah menjadi misteri selama 80 tahun dan menelan hingga miliaran rupiah untuk mencari keberadaanya, teka-teki hilangnya Amelia Earhart akhirnya terungkap. Penelitian pada 2018 lalu menyebut tulang-tulang yang ditemukan pada 1940 dalam ekspedisi Inggris ke Nikumaroro berupa tengkorak manusia, humeri dan radii (keduanya tulang lengan), tabia dan fibula dari kaki bawah dan dua femur (tulang paha), di kepulauan terpencil di Pasifik adalah milik Amelia Earhart.
Dalam tulisan di jurnal Forensic Anthropology, Jantz menyatakan tulang-tulang yang ditemukan di Nikumaroro, Pulau Phoenix sesuai dengan profil Earhart.