Perjalanan dari Jakarta menuju Garut terasa cukup lancar menggunakan transportasi bus. Dengan waktu tempuh hanya 4 jam, akhirnya tiba di kota yang terkenal akan dodolnya ini. Saat menyambangi Kota Garut, pikiran langsung tertuju pada bangunan Stasiun Garut yang akhir – akhir ini menjadi sorotan publik karena reaktivasi jalur kereta api Cibatu sampai dengan Garut. Selain itu menurut beberapa artikel yang diterima, stasiun ini juga digadang – gadang merupakan stasiun terbesar di Asia Tenggara.
Baca juga: Ridwan Kamil Naik Kereta Inspeksi Tinjau Stasiun Garut
Saat melihat stasiun dengan ketinggian 717 meter dpl ini suasana keheningan pun terasa. Karena banyaknya penerangan, stasiun ini pun terasa lebih hidup walau di malam hari sekali pun. Panorama Stasiun Garut saat malam hari paling cocok buat penikmat fotografi malam yang eksotis. Luasnya area parkir di stasiun ini ternyata karena dari bangunan stasiunnya yang memiliki 2 unit.
Bangunan lama stasiun masih tegak berdiri karena merupakan bangunan cagar budaya (heritage) lalu dibagian sebelahnya berdiri pula bangunan baru yang serba modern lengkap dengan fasilitas penunjang untuk penumpang kereta api.
View this post on Instagram
Tak hanya itu, di bagian halaman parkir terdapat bangunan cagar budaya peninggalan belanda yang rencananya akan digunakan untuk pemanfaatan sentra bisnis. Bergeser kearah timur terlihat sebuah masjid besar tepat di samping bangunan cagar budaya Stasiun Garut yang bersih dan rapi.
Baca juga: Empat Dekade Tak Beroperasi, Stasiun Garut Akhirnya Direaktivasi
Masjid bernama Nurul Huda ini direnovasi dan di perbaiki saat reaktivasi jalur Garut – Cibatu yang nantinya bisa digunakan seluruh jamaah yang hendak melaksanakan shalat. Kemudian dibagian samping masjid terdapat sentra kuliner atau jajanan yang sengaja dibuat khusus untuk masyarakat yang sekedar nongkrong di caffe, dan paling cocok bagi para penikmat kuliner khas garut yang suasananya dibuat senyaman mungkin. (PRAS – Cinta Kereta Api)