Pesawat Boeing 757-200 milik Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump, dilaporkan mangkrak. Jet pribadi favorit Trump itu dibiarkan rusak di Bandara Orange County, New York, dan harus dilakukan perbaikan besar agar pesawat bisa kembali beroperasi normal.
Baca juga: Potret Pesawat Pribadi Donald Trump, Dahulu Paling Mewah Sekarang Paling Butut
Sebelum dilantik menjadi Presiden AS ke-45 pada 20 Januari 2017, pesawat pribadi favorit Trump yang dilengkapi fasilitas kamar tidur pribadi, TV 57 inci, serta seatbelt belapis emas 24 karat tersebut merupakan pesawat andalan ia dan keluarga bepergian kemanapun, baik untuk tujuan bisnis maupun pariwisata.
Usai dilantik menjadi Presiden AS, pesawat yang dibeli pada tahun 2011 berkapasitas 43 penumpang itu masih kerap digunakan untuk mendukung operasional binsis perusahaan milik Trump sampai tahun 2019 silam. Setelah itu, barulah, pesawat dengan nomor registrasi N757AF itu digrounded jangka panjang di Bandara Internasional Newburgh-Stewart di Orange County, New York, AS.
Selama di-grounded cukup lama, pesawat yang oleh Trump disebut sebagai T-bird ini tak mendapat perawatan dengan baik. Entah mengapa. Sebagian pihak, ketika itu, berpendapat bahwa Trump begitu yakin bahwa dirinya bakal kembali menempati Gedung Putih, sehingga tak begitu mempedulikan pesawat yang kerap disebut Trump Force One ini. Sebab, bila ia kembali melenggang ke Gedung Putih, otomatis, operasionalnya akan disokong oleh Boeing 747 Air Force One.
Setelah Trump dipastikan kalah dari Joe Biden, praktis, salah satu pesawat pribadi termewah itu mau tak mau akan kembali jadi andalan. Tetapi, nyatanya, pesawat justru dibiarkan mangkrak sampai rusak berat oleh Trump.
Sejumlah sepekulasi pun beredar. Beberapa curiga bahwa Trump bangkrut dan kehabisan uang. Namun, itu hanya spekulasi. Bila berkaca pada laporan The Hill, mengutip dari laman Trump Organization, alasan jet pribadi Trump dibiarkan rusak ialah karena biaya operasionalnya mahal. Hal itu pun diperkuat dengan pengakuan salah satu sumber.
“Menerbangkan benda itu sangat mahal. Saya tidak berpikir orang-orang menyadari bahwa hanya dengan mengangkatnya di udara dan membuat satu pemberhentian secara harfiah berarti puluhan ribu dolar,” kata sumber CNN Intenational.
Analis penerbangan CNN, David Soucie mencatat bahwa mengoperasikan Boeing 757 dapat menelan biaya mulai dari US$15.000 hingga US$18.000 atau sekitar Rp260 juta (kurs 14.371) per jam.
Baca juga: Hari Ini, 38 Tahun Lalu, Boeing 757 Terbang Perdana Saat Berkecamuk Krisis Minyak Global
“Ini adalah mesin yang lebih tua dan ketersediaan suku cadang menjadi tantangan sehingga biaya pengoperasian naik secara signifikan. Sebagian besar maskapai menghentikan 757 karena model yang lebih hemat biaya sekarang tersedia,” jelasnya.
Sebagai gantinya, mobilitas Trump didukung oleh pesawat Cessna 750 Citation X tahun 1997. Meski pesawat itu bukanlah favoritnya, namun, menerbangkan pesawat dengan kapasitas sembilan penumpang ini adalah pilihan yang paling rasional.