Monday, April 7, 2025
HomeBus AKAPWacana Wajib Sekat Pemisah Pengemudi dan Penumpang, Begini Komentar Pengemudi Bus

Wacana Wajib Sekat Pemisah Pengemudi dan Penumpang, Begini Komentar Pengemudi Bus

Kecelakaan yang terjadi akibat penumpang mencoba mengambil alih kemudi bus beberapa waktu lalu masih menjadi perbincangan. Kecelakaan tersebut memunculkan wacana kewajiban pemasangan sekat pemisah antara penumpang dan pengemudi.

Baca juga: Pengemudi Bus AKAP Juga Punya “Ceperan”, Ternyata Ini Sumbernya

Seperti diketahui, akhir pekan lalu terjadi kecelakaan di Jalan Tol Gempol-Gresik, Surabaya yang menewaskan tiga orang. Bus berbalik arah dan menabrak beton pembatas jalan setelah seorang penumpang yang diduga depresi mencoba merebut kemudi.

Pemasangan sekat pemisah antara penumpang dan pengemudi sebenarnya bukan hal yang baru. Sudah banyak bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang menggunakannya dengan tujuan memberikan kenyamanan kepada penumpang.

Pemasangan sekat pemisah bertujuan agar penumpang tidak terganggu dengan aktivitas awak bus, khususnya ketika mereka merokok. Karena tak bisa dipungkiri sebagian besar pengemudi bus seakan tak bisa lepas dari rokoknya saat mengemudi dengan dalih “tombo ngantuk” atau penawar rasa kantuk.

Sekat pemisah juga membuat pengemudi merasa nyaman, khususnya saat mereka terlibat pembicaraan dengan awak bus lainnya yang bertugas. Karena bukan tidak mungkin mereka akan membicarakan hal-hal sensitif seperti pendapatan atau bagaimana kondisi internal perusahaan.

Tentunya, tak elok jika pembicaraan itu didengar oleh penumpang. Kalau penumpang masa bodoh tentu saja tak jadi soal. Tetapi bagaimana jika penumpangnya adalah informan dari perusahaan otobus (PO) kompetitor?

David, pengemudi bus AKAP Bandung-Jakarta-Padang menyebut sekat pemisah benar-benar diperlukan untuk bus jarak jauh seperti yang dikemudikannya. Terlebih bagi dirinya yang perokok berat.

“Biar asap [rokok] enggak masuk atau kena penumpang. Apalagi yang [duduk] di baris depan ini biasanya ada perempuan, ibu-ibu, kadang bawa anaknya. Kasihan kalau kena asap rokok. Tapi kita ini enggak ngerokok susah juga. Kaca dibuka juga asapnya tetap masuk,” katanya.

Selain itu, menurut David keberadaan sekat pemisah juga memungkinkan dirinya untuk menyetel musik di malam hari untuk mengusir sepi atau rasa kantuk. Sekat pemisah juga memungkinkan lagu yang diputar untuk penumpang dan pengemudi berbeda, menyesuaikan seleranya.

“Saya contohnya ini senang lagu-lagu rock lama macam Metalicca. Kalau malam setel itu biar semangat, enggak ngantuk. Tetapi enggak mungkin kan kalau ada penumpang, berisik mereka nanti. Kalau ada sekat ini membantu,” ungkapnya.

Sementara itu, komentar berbeda datang dari Firman, pengemudi bus pariwisata asal Jakarta. Menurutnya sekat pemisah antara pengemudi dan penumpang tidak diperlukan untuk bus pariwisata. Sebab, selain mengganggu pandangan penumpang ke depan, dirinya dan asisten pengemudi juga sulit berkomunikasi dengan penumpang.

“Mau lihat pemandangan jadi terhalang, walaupun ada sekat model baru juga ya menurut saya tetap saja. Kalau penumpang mau kasih arahan ke kita atau kita mau panggil tanya sesuatu ke penumpang bakalan repot,” ujarnya.

Kemudian terkait dengan kasus kecelakaan yang terjadi di Surabaya akibat ulah penumpang merebut kemudi, Firman menyebut itu sangat jarang terjadi. Keberadaan sekat juga tak begitu membantu karena penumpang juga masih bisa mengakses area pengemudi setelah membuka pintu.

Baca juga: Bus AKAP Sulawesi Lebih Banyak Gunakan Sasis Tenaga Besar

“Pintu [sekat] kan enggak dikunci, enggak boleh karena kalau kecelakaan darurat akses keluar susah. Kalau kemudi direbut orang jujur baru kali ini saya dengar,” tuturnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru