Kilas balik ke tahun 2011, Virgin Atlantic Airways pernah menelurkan rencana untuk menggunakan bahan bakar penerbangan yang ramah lingkungan. Nah, pihak Virgin mengatakan akan menggunakan gas limbah pabrik baja sebagai material bahan bakar ramah lingkungan tersebut. Dan setelah melewati beragam tahapan penelitian selama kurang lebih lima tahun, akhirnya pada tahun 2016 bahan bakar ramah lingkungan tersebut diuji coba dan sukses.
Baca Juga: Virgin Galactic Sukses Terbangkan (Kembali) Pesawat Bertenaga Roketnya ke Antariksa
Baru-baru ini, bahan bakar tersebut digunakan dalam penerbangan komersial untuk pertama kalinya. Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman newatlas.com (4/10/2018), bahan bakar ramah lingkungan ini diproduksi oleh LanzaTech, dimana mereka mengumpulkan gas limbah kaya karbon dari pabrik baja dan mencampurkan bakteri ke dalamnya. Tugas bakteri tersebut adalah untuk memfermentasi karbon menjadi etanol.
Dengan memanfaatkan katalis yang dikembangkan di Pacific Northwest National Laboratory (PNNL), oksigen yang terkanung di dalam etanol tersebut kemudian dikeluarkan dalam bentuk air. Bahan-bahan yang tersisa dari etanol tersebut lalu digabungkan dan saling mengikat sebelum akhirnya terciptalah bahan bakar jet tanpa membentuk senyawa yang menghasilkan jelaga saat dibakar.
Terobosan ini lalu disetujui oleh otoritas terkait sebagai bahan bakar di dunia aviasi pada bulan April kemarin. Alih-aih menggunakan bahan bakar ramah lingkungan ini sepenuhnya, para pengguna dapat mencampurnya dengan avtur hingga rasio campuran 50 persen. Dan impian pihak Virgin Atlantic telah menjadi kenyataan pada Rabu (3/10/2018) kemarin, dimana bahan bakar ini pertama kali digunakan untuk penerbangan komersial.
Boeing 747 yang dioperasikan Virgin Atlantic untuk menegbangkan penumpang dari Orlando, Florida menuju London menjadi saksi dari pencampuran 5 persen bahan bakar ramah lingkungan tersebut. Kabarnya, bahan bakar ini tidak diproduksi dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga tidak bisa meningkatkan rasio pencampuran.
Baca Juga: Yuk Intip Aktivitas Awak Kabin Virgin Atlantic
Ke depan, akan ada pabrik bahan bakar dengan kapasitas produksi besar di Georgia – dimana pabrik tersebut mampu menghasilkan jutaan galon bahan bakar ramah lingkungan.
“Bahan bakar ini melebihi sifat bahan bakar jet berbasis minyak bumi dalam hal efisiensi dan membakar jauh lebih bersih,” kata John Holladay, wakil manajer PNNL untuk efisiensi energi dan energi terbarukan. “Teknologi ini tidak hanya menyediakan sumber bahan bakar jet yang berkelanjutan tetapi juga mengurangi jumlah karbon dioksida yang dipancarkan ke atmosfer.” Tutupnya.