Virgin Atlantic mengaku kebanjiran pelamar kerja untuk posisi staf darat, pramugari, dan pramugara. Ini menarik mengingat maskapai lainnya, seperti Lufthansa dan British Airways, yang sudah lebih dahulu membuka lowongan pekerjaan di posisi yang sama justru kesulitan untuk memenuhi lantaran rendahnya minat pelamar kerja. Bagaimana bisa seperti itu?
CEO Virgin Atlantic, Shai Weiss, mengungkapkan, pihaknya kebanjiran pelamar kerja pasca memberlakukan kebijakan yang disebut ‘See The World Differently’ dimana staf darat, pramugari, dan pramugara dapat mengenakan seragam kerja yang paling membuatnya nyaman tak peduli laki-laki, perempuan, ataupun non-biner.
Singkatnya, staf darat laki-laki ataupun pramugara dapat mengenakan rok dan staf darat serta pramugari dapat mengenakan setelan celana.
“Kami melihat peningkatan 100 persen pada pelamar (kerja) yang mengikuti kampanye ‘See the world differently’”, jelas Weiss kepada The Telegraph, saat mengadiri penerbangan perdana Virgin Atlantic dari London Heathrow ke Tampa, Florida, Amerika Serikat (AS).
Lebih lanjut, kebijakan tersebut memang membuat nilai rekrutmen karyawan yang diadakan Virgin Atlantic menjadi lebih tinggi dibanding maskapai lainnya. Itu karena keluwesan yang ditawarkan dan menjangkau lebih banyak peminat dibanding rekrutmen maskapai lain dengan standar konservatif.
Terbukti, dari dua gelombang rekrutmen yang dibukan, dimana pertama maskapai membutuhkan sekitar 400 pekerja dan kedua membutuhkan 200 pekerja, pelamar yang mendaftar selalu di atas itu dan tanpa kesulitan untuk melengkapinya.
Ini justru berbeda dengan maskapai lain semisal Lufthansa dan British Airways. Sejak musim panas lalu, British Airways sudah membuka lowongan untuk 4.000 pekerja. Namun, sampai saat ini mereka kesulitan mendapatkannya.
Begitu juga dengan Lufthansa. Sudah membuka lowongan kerja besar-besaran, namun jumlah pelamar kerja tetap sedikit. Maskapai bahkan berninat untuk meningkatkan gaji sampai 20 persen untuk fresh graduate semata untuk menarik minat para pencari kerja.
“Ketika kami mendapatkan 10 pelamar untuk setiap pekerjaan – kami berada dalam posisi yang sangat bagus. Pilot jarak pendek ingin menjadi pilot jarak jauh. Dan pilot jarak jauh ingin menjadi pilot Virgin Atlantic,” tutup Shai Weiss.
Baca juga: Dukung Kesetaraan Gender, Lufthansa Group Tak Lagi Sebut “Ladies and Gentlemen”
Sementara itu, Chief People Officer Virgin Atlantic, Estelle Hollingsworth, mengungkapkan, “Pelanggan dan kolega kami berasal dari latar belakang yang beragam dan kami berkomitmen untuk melanjutkan dukungan kami terhadap keragaman baik di lapangan maupun di atas kapal.”
“Kami mencari rekrutan baru dari semua latar belakang yang bercita-cita untuk menjadi wajah ramah, tersenyum, dan profesional yang maskapai penerbangan – dengan gaya dan bakat Virgin Atlantic yang ikonik”, pungkasnya.