Di zaman yang sudah serba mobile seperti sekarang ini, memviralkan sebuah kejadian dalam bentuk foto atau video bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Hanya membutuhkan pasar yang tepat, maka sebuah kejadian dapat dengan mudah diviralkan. Sama seperti kejadian yang sempat viral pada 16 September kemarin, dimana seorang pengguna sosial media Facebook mengunggah video seorang anak autis di Singapura yang melakukan masturbasi di salah satu layanan SMRT.
Baca Juga: Ternyata, Tidak Semua Anak Autis Benci Naik Kereta
Bagi sebagian orang, mungkin video ini dianggap lucu – namun apa jadinya jika Anda merupakan salah satu anggota keluarga dari si objek tertawaan tersebut? Tentu sedih dan rasa kecewa terhadap perlakuan orang-orang yang memviralkan video tersebut merupakan hal wajar yang akan menimpa Anda, bukan?
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman todayonline.com (22/9/2018), salah seorang anggota keluarga dari anak autis tersebut pun angkat bicara soal dilema yang ia alami. “Anda baru saja menyakiti hati seorang Ibu … Masyarakat ini akan menjadi … tempat yang lebih baik jika kita bisa berhenti menilai dan mulai peduli, berhenti mencari untuk dipahami dan mulai mencoba untuk memahami,” tulis Bibi dari korban di laman Facebook.
Menurutnya, pihak keluarga sangat terpukul atas video yang sudah dibagikan sebanyak 850 kali ini di media sosial Facebook – sebelum akhirnya pada 21 Septermber, video tersebut dihapus secara permanen. “Kami sangat sedih dan kecewa terhadap orang yang sudah mengabadikan dan menyebarkan tingkah dari keponakan kami ini,” tandas sang bibi yang ingin tetap anonim.
Menurut salah satu konsultan kesehatan dari Autism Resource Center, Dr Lam Chee Meng, ada hal yang lebih baik untuk dilakukan jika bertemu dengan penyandang autis semacam ini – terlebih jika penyandang autis ini melakukan tindakan yang ‘cukup unik’.
“Yang terbaik adalah melaporkan kepada staf transportasi umum, terutama jika Anda tidak yakin apakah orang itu memiliki kebutuhan khusus,” katanya.
“Jika ada seseorang yang merekam kasus seperti ini, seharusnya rekaman tersebut bukan untuk disebarluaskan di media sosial, melainkan untuk diserahkan ke petugas penjaga agar mereka (petugas penjaga) bisa mendampinginya hingga akhir perjalanan,” tandas Dr Lam.
Selain itu, edukasi seputar urusan seksual juga harus sedini mungkin diberikan kepada anak-anak – terutama kepada anak penyandang autis seperti dalam kasus ini.
Baca Juga: Bawa Anak Autis Dalam Penerbangan? Ini Dia Tipsnya!
“Tujuannya adalah untuk mengajari mereka untuk mengambil tanggung jawab pribadi terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka, dan bagian dari pelatihan mengajarkan mereka perbedaan antara perilaku yang boleh dilakukan di publik dan mana yang tidak,”
Sebelumnya, telah beredar video di media sosial Facebook yang menunjukkan seorang pemuda berusia sekitar 20 tahunan tengah masturbasi di kereta MRT sambil memandangi seorang wanita yang berada di depannya.