Sebuah video menunjukkan betapa mudahnya virus corona dapat menyebar, bahkan ketika melakukan percakapan dengan orang lain. Video tersebut merupakan simulasi yang menunjukkan orang-orang dalam sebuah gerbong kereta, dimana seseorang digambarkan berwarna merah sebagai ‘penebar’ virus corona.
Lalu orang yang berwarna merah tanpa masker tersebut mulai berbicara, yang kemudian menunjukkan bagaimana tetesan kuning (droplet) dilepaskan dari mulut ketika dia berbicara dan ‘menghujani’ orang lain dengan virus. Bisa dikatakan, video simulasi ini menunjukkan betapa mudahnya virus tersebut dapat menyebar karena seseorang tidak perlu bersin atau batuk untuk menularkannya.
Saat menggunakan London Underground (kerera komuter) sebagai contoh, tetesan juga bisa mendarat di kursi, tombol, dan gagang kereta. Tetesan yang terinfeksi kemudian dapat dibawa lebih jauh melalui transmisi dari permukaan ke permukaan, seperti memegang pegangan.
KabarPenumpang.com merangkum laman express.co.uk (26/5/2020), video simulasi itu juga menunjukkan bagaimana penyebaran virus dapat ditahan dengan menggunakan masker atau penutup wajah. Bahkan jumlah tetesan berkurang secara signifikan saat wajah tertutup masker.
Ketika orang terinfeksi virus dan berbicara tanpa masker, sebanyak 109 tetesan berpindah ke wajah dan 495 tetesan mendarat di penumpang lain. Tetapi ketika orang terinfeksi menggunakan masker jumlahnya masing-masing turun menjadi dua dan sembilan tetesan saja.
Para peneliti berpendapat bahwa masker yang menutupi wajah menghalangi sebagian besar tetesan terhadap orang lain ketika mereka berbicara, bernafas, batuk maupun bersin. Sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini oleh para peneliti di Kanada, menemukan bahwa masker kain sederhana bisa memblokir hingga 99 persen partikel menular.
Ini menambah bukti bahwa menggunakan masker di depan umum saat ini sangat baik. Dr Julian Tang, seorang ahli kondisi pernafasan di Universitas Leicester mengatakan, bahwa tetesan yang dihasilkan ketika berbicara tidak menyebar sejauh yang mereka lakukan ketika bersin atau batuk yang dapat menjangkau hingga 22 kaki atau sekitar 6,7 meter. Tapi virusnya masih bisa ditularkan hanya dengan mengobrol terlalu dekat dengan seseorang.
“Jika Anda bernapas dan berbicara jelas tetesan tidak melakukan perjalanan sejauh ini, tetapi mereka dapat melakukan perjalanan cukup jauh untuk mempengaruhi teman Anda yang duduk di hadapan Anda, atau seseorang yang mengobrol dengan Anda. Itulah jarak kuncinya. Seberapa jauh tetesan yang terinfeksi harus melakukan perjalanan untuk menginfeksi orang lain?” kata Tang.
Baca juga: Ahli Virologi Ini Yakin Tertular Corona Lewat Mata dalam Penerbangan yang Penuh Sesak
Berada di luar juga mengurangi risiko infeksi karena virus apa pun yang dilepaskan oleh seseorang yang terinfeksi akan terdilusi oleh angin. Tetapi transmisi masih dapat terjadi di luar ruangan, itulah sebabnya saran resmi otoritas kesehatan di Inggris adalah untuk tetap berjarak dua meter.