Meski berada jauh di luar angkasa, bagaimanapun astronot tetaplah manusia yang butuh makan dan minum serta tentu saja buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Tetapi, dengan kondisi gravitasi nol dan membuat segalanya melayang, lantas bagaimana cara astronot BAB dan BAK?
Baca juga: NASA Luncurkan Toilet Khusus Astronot Wanita, Bekas Urine Bisa Buat Minum dan Masak
Di masa awal-awal dikirimnya manusia ke luar angkasa, sejarah mencatat, NASA pernah tidak terpikir mengakomodir bagaimana cara astronot BAB dan BAK. Pada tahun 1961, NASA mengirim astronot solo, Alan Shepard, ke luar angkasa.
Ketika itu, NASA hanya mengagendakan sang astronot -disebut juga sebagai pilot pertama penerbangan antariksa- hanya selama 15 menit berada di luar angkasa. Jadi, dalam benak mereka, astronot tak butuh BAB dan BAK.
Pada kenyatannya, Alan Shepard kebelet pipis dan meminta izin untuk membuka baju astronot atau Extravehicular Activities Suit atau biasa juga disebut Extravehicular Mobility Unit untuk sekedar BAK.
Akan tetapi, tentu saja itu dilarang. Pada akhirnya, sang astronot tak punya pilihan lain kecuali BAK di celana. Ini pun menjadi pelajaran penting bagi NASA.
Pada penerbangan astronot ke luar angkasa berikutnya, NASA mulai berpikir untuk mewadahi astronot untuk BAK sampai akhirnya terciptalah kantung plastik berbentuk seperti kondom. Tetapi, ini tidak didesain untuk astronot wanita. Selain itu, perlu dicatat, ini hanya untuk BAK, tidak untuk BAB.
Alat ini terhubung ke tabung plastik, katup, klem, dan kantong. Alat ini disebut terkadang bocor. Manusia pertama yang mengorbit untuk NASA, John Glenn, pada misi Mercury Atlas 6, menggunakan alat ini. Misi berlangsung selama 4 jam 55 menit.
Pada misi berikutnya, barulah NASA mulai menyediakan perangkat atau kantong khusus di bokong untuk mewadahi astonot BAB di luar angkasa.
“Setelah buang air besar, anggota kru diminta untuk menutup tas dan meremasnya untuk mencampur bakterisida cair dengan kotoran untuk memberikan tingkat stabilisasi kotoran yang diinginkan,” kata NASA.
“Karena tugas ini tidak menyenangkan dan membutuhkan banyak waktu, makanan residu rendah dan obat pencahar umumnya digunakan sebelum peluncuran,” lanjut NASA. Tetapi, ini dinilai belum efektif dan ada kasus dimana kotoran astronot melayang di udara.
Pada tahun 1973, momen ketika NASA membangun Skylab -stasiun luar angkasa pertamanya- untuk pertama kalinya astronot bisa BAB dan BAK sebagaimana di bumi, sekalipun tak sepenuhnya sama. Tetapi, setidaknya, mereka tidak BAB dan BAK di kantong plastik seperti sebelum-sebelumnya.
Semakin ke sini, toilet astonot di luar angkasa semakin canggih dan memudahkan, baik bagi astronot wanita maupun laki-laki. Harganya pun juga tak main-main, mencapai miliaran rupiah untuk satu instalasi di stasiun luar angkasa internasional (ISS).
Pada umumnya, toilet astonot atau waste and hygiene compartment (WHC) di luar angkasa atau di ISS prinsipnya sama saja. Kotoran dibuang dan ditampung. Hanya itu. Tetapi wadah penampungnya saja yang berbeda.
Baca juga: FAA Ubah Definisi Astronot, Blue Origin Jeff Bezos ‘Keok’ dari Virgin Galactic Richard Branson
Untuk kotoran BAB astronot, itu disimpan dalam kantong plastik. Kotoran akan dikirim dengan kapal kargo menuju bumi atau diangkut ke pesawat luar angkasa khusus sampah dan dibiarkan jatuh serta terbakar di atmosfer bumi bak bintang jatuh.
Sedangkan untuk kotoran BAK, urine yang dikumpulkan di toilet akan dialihkan ke sistem daur ulang NASA yang sudah lama ada untuk menghasilkan air dan untuk meminum atau pun memasak sehari setelah urine dibuang. “Menyangkut urine kita di (ISS), kopi hari ini adalah kopi besok,” kata astronot NASA, Jessica Meir, seperti dikutip dari discovermagazine.com.