Menjadi korban selamat dalam sebuah kecelakaan pesawat merupakan sebuah keajaiban yang sulit diduga. Apalagi bila melihat kondisi pesawat yang jatuh itu tak lagi berbentuk. Namun beberapa kecelakaan pesawat ternyata tidak semuanya membuat penumpang maupun awak kabin tewas tetapi ada beberapa yang hidup.
Baca juga: Jatuh dari Tangga Pesawat, Eks Pramugari Qantas Tuntut Rp4,5 Miliar untuk Cidera Permanen
Seperti seorang pramugari bernama Vesna Vulovic yang bekerja di Yugoslavia mulai tahun 1971. Saat itu dirinya yang tengah menikmati masa muda dan terdorong untuk bepergian karena obsesinya dengan band The Beatles.

Dia pindah ke London sebagai mahasiswa dan menjadi pramugari Yugoslavia JAT tahun 1971. Pada Januari tahun berikutnya yakni 1972, Vulovic meenjadi kru sekunder penerbangan 367 dari Stockholm ke Belgrade yang singgah di Kopenhagen dan Zagreb.
Sebenarnya saat itu, Vulovic tidak berada dalam penerbangan tersebut, tetapi dia mengangkat tangan karena belum pernah ke Denmark. Pada penerbangan itu, dirinya menyaksikan orang-orang penumpang pertama turun di Kopenhagen.
Kemudian pada pukul 16.01 waktu setempat pada 26 Januari 1972, pesawat Yugoslavia dengan nomor penerbangan 367 tersebut meledak dan jatuh dari ketinggian 10.160 meter dari atas permukaan laut. Dari kotak hitam yang sudah diselidiki secara rinci, ledakan berasal dari bagian bagasi dan membagi pesawat menjadi beberapa potongan.
Hal ini membuat penumpang dan awak pesawat tersedot keluar, tetapi Vulovic terjepit di dalam pesawat karena troli makanan serta menjaganya hingga jatuh ke tanah. Dia jatuh dan mendarat di sudut lereng gunung bersalju Cekoslovakia. Penduduk desa yang melihat kejadian itu kemudian mendengar suara menjerit. Bruno Honke seorang warga yang tiba di kejadian melihat Vulovic tengah menjerit tanpa alas kaki dan berlumuran darah serta tertimpa seorang rekannya.
Honke membantu dengan pertolongan pertama di mana kondisi Vulovic saat itu mengalami patah kaki di kedua bagiannya, tulang panggul dan tiga tulang punggung patah serta tengkorak retak. Untungnya dia masih hidup dan hentakan jatuh bisa membuatnya meninggal secara mendadak karena jantung yang kaget.
Dokter yang merawatnya mengatakan, tekanan darah Vulovic sangat rendah yang bisa membuatnya pingsan dengan cepat. Padahal bisa dikatakan, seorang yang memiliki tekanan darah rendah tidak bisa menjadi seorang pramugari.
Vulovic diketahui saat itu dirawat di rumah sakit Praha sebelum dipindahkan ke Beograd di mana dirinya diamankan dan dibawah penjagaan polisi selama 24 jam. Penjagaan ini dilakukan secara ketat karena dia selamat dan pihak berwenang khawatir Vulovic dijadikan target pembunuhan oleh teroris separatis Kroasia yang bertanggung jawab atas pemboman tersebut.
Untungnya setelah pemulihan yang baik, dirinya tidak memiliki ingatan yang jelas tentang kecelakaan dan sangat senang ketika akan kembali bertugas menjadi pramugari. Namun maskapai Yugoslavia tidak ingin dia terbang karena khawatir akan membuat pelancong cemas dan diberi pekerjaan dibelakang meja. Meski selamat dari ledakan bom dalam pesawat tersebut, Vulovic tak pernah merasa dirinya beruntung.
Baca juga: Ellen Church, Pramugari Pertama di Dunia yang Juga Punya Lisensi Pilot
“Semua orang berpikir saya beruntung, tetapi mereka keliru. Jika saya beruntung saya tidak akan pernah mengalami kecelakaan ini. Mati adalah takdir murni di dalam pesawat atau di mobil atau di jalan. Yang lucu adalah bahwa, jika Anda harus mati cara termudah untuk melakukannya adalah di pesawat. Jadi itu saja, itu bukan hari saya untuk mati,” kata Vulovic.
Vesna Vulovic telah wafat pada 23 Desember 2016 akibat sakit jantung di usia 66 tahun, yang tak bisa dilupakan, Ia adalah peraih penghargaan dari Guinness World Record sebagai satu-satunya manusia yang selamat terjun dari ketinggian 10.000 meter tanpa parasut.