Sejak 2008, grup band rock kenamaan dunia, Iron Maiden berhasil menggelar tur keliling dunia dengan dukungan dari pesawat charter Boeing 757. Dinilai terlalu kecil, vokalis grup band tersebut yang juga memiliki lisensi pilot komersial, Bruce Dickinson, mengaku ingin didukung oleh pesawat yang lebih besar dan Boeing 747-400 Ed Force One Iron Maiden pun jadi jawaban.
Baca juga: Bruce Dickinson, Pentolan Iron Maiden yang Menyandang Lisensi Pilot Pesawat Komersial
Sayangnya, usai dipakai keliling dunia, nasib pesawat tersebut jadi abu-abu. Apalagi usai pandemi Corona menghantam, nasib pesawat kian tak jelas.
Queen of the Skies Ed Force One Iron Maiden, dengan nomor registrasi TF-AAK, diketahui ikut menyukseskan band tersebut dalam world tour ‘Book Of Souls’. Namun, sebelum Boeing 747 Ed Force One menarik hati sang vokalis -yang notabene kerap menerbangkan sendiri pesawat saat tur dunia- Boeing 757 dengan nomor registrasi G-OJIB terlebih dahulu melayani band itu pada 2008-2009.
Pada tur dunia The Final Frontier tahun 2011, Iron Maiden keliling dunia bersama Boeing 757 sewaan lain, sebelum akhirnya pesawat dengan nomor registrasi G-STRX itu diparkir dan digantikan dengan Queen of the Skies pada tur dunia 2016.
“(757) tidak cukup besar untuk apa yang kami pikirkan tentang sebuah pertunjukan. Jadi yang kami hadapi saat ini adalah pertunjukan panggung. Semua yang kami butuhkan ada di pesawat, dan semua teknisi, bagasi, dan yang lainnya. Kami berkeliling dunia (dari) Perth, Australia hingga Cape Town, Shanghai hingga Selandia Baru. Kami benar-benar akan mengelilingi planet ini,” kata Dickinson saat ditanyai pergantian pesawat Iron Maiden ke Boeing 747-400, sebagaimana dilansir Simple Flying.
Usai bergabung, sebagaimana ucapan Dickinson, Ed Force One Iron Maiden benar-benar keliling dunia. Memulai perjalanan dari Cardiff, pesawat tersebut bergegas menuju Barat, berhenti di berbagai titik di seluruh Amerika untuk mengantar Iron Maiden konser, hingga kemudian bergerak ke Meksiko, untuk konser di Amerika Tengah dan bergeser ke Amerika Selatan.
Di Santiago, Chili, pesawat sempat dilaporkan rusak akibat berbenturan dengan pushback truck saat tengah mengisi bahan bakar. Tetapi, tak lama kemudian, usai diperbaiki Boeing 747 Ed Force One Iron Maiden yang dipiloti oleh sang vokalis, Bruce Dickinson, diperbolehkan kembali beroperasi.
Pesawat kemudian melanjutkan tur dunia, keliling Amerika Utara, dan menggelar konser di berbagai wilayah AS dan Kanada. Lepas itu, Ed Force One terbang ke Asia untuk konser Iron Maiden di Jepang dan Cina, sebelum menuju ke Selandia Baru dan Australia di sebelah selatan.
Dari Selatan, pesawat bergerak horizontal ke Afrika Selatan sebelum kembali menuju utara untuk melakukan tidak kurang dari 51 konser di seluruh Eropa. Sebelum berakhir, pesawat kembali diterbangkan Bruce Dickinson untuk mengantar Iron Maiden menggelar konser tambahan di AS.
Saat tampil untuk terakhir kalinya di Brooklyn, AS, pada Juli 2017 lalu, Iron Maiden tercatat telah tampil sebanyak 117 kali di 36 negara dihadapan lebih dari 1,3 juta penggemar. Dengan itu, mereka berhasil mengantongi lebih dari $91 juta dan semakin mengukuhkannya sebagai salah satu band rock paling fenomenal di dunia. Namun, apa yang terjadi dengan 747-400 Ed Force One?
Baca juga: Naik Kelas, Vokalis Iron Maiden Didapuk Jadi Kapten di AU Kerajaan Inggris
Usai menemani Iron Maiden tur keliling dunia, Boeing 747 TF-AAK diketahui sempat melanglang buana ke berbagai negara, seperti Islandia, Perancis, dan Hungaria. Setelahnya, pesawat menggunakan livery Saudi Arabian Airlines, melahap rute-rute reguler maskapai seperti ke Jeddah, Surabaya, Addis Ababa, dan Dhaka.
Maret lalu, pesawat berusia 17,5 tahun ini sepat digrounded berkepanjangan akibat pandemi Corona. Pantauan FlightRadar24, pesawat sempat mengudara kembali selama belasan menit di bulan Juni. Diperkirakan itu merupakan penerbangan pemerliharaan. Sekalipun tak ada kejelasan lebih lanjut, hal itu setidaknya menjadi tanda bahwa pesawat akan kembali mengudara saat pandemi Corona sirna.