Virgin Hyperloop One untuk pertama kalinya melibatkan dua orang penumpang dalam rangka uji coba pod futuristiknya. Sistem transportasi ultra cepat yang ide awalnya berasal dari bos Tesla, Elon Musk, ini disebut telah menempuh jalur uji 500 meter dalam 15 detik dengan kecepatan mencapai 160 km per jam, cukup jauh tertinggal dari target besar perusahaan mencapai 1.000 km per jam.
Baca juga: Virgin Hyperloop One Coba Jajaki Mumbai dan Pune
Dilansir theverge.com, uji coba berlangsung di jalur uji DevLoop, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat pada Minggu, 8 November 2020, melibatkan dua orang. Dua orang penumpang tersebut tak lain tak bukan adalah Chief Technology Offiecer Virgin Hyperloop, Josh Giegel dan Director of Passenger Experience Virgin Hyperloop, Sara Luchian.
“Perjalanannya mulus dan sama sekali tidak seperti rollercoaster, meskipun akselerasinya lebih cepat daripada dengan trek yang lebih panjang,” kata Luchian.
Kedua orang itu menjadi penumpang kapsul Virgin Hyperloop tanpa mengenakan baju khusus. Hal ini sekaligus membantah kritikan bahwa penumpang Virgin Hyperloop harus mengenakan baju khusus karena kecepatannya yang ekstrem.
Kapsul yang diberi nama Pegasus itu kemudian melaju dengan kecepatan 160 km per jam di sepanjang lintasan, sebelum melambat hingga berhenti. Jalur lintasan uji DevLoop memiliki panjang 500 meter dan diameter 3,3 meter. Lintasan ini terletak sekitar 30 menit dari Las Vegas, di tengah gurun yang suatu hari bisa dilintasi oleh pod hyperloop dalam beberapa menit.
Perusahaan tersebut mengatakan telah melakukan lebih dari 400 tes di jalur itu, tetapi belum pernah sekalipun pod Virgin Hyperloop One melakukan uji coba penumpang.
“Tidak ada yang melakukan sesuatu yang mendekati apa yang kita bicarakan saat ini,” kata Jay Walder, CEO Virgin Hyperloop.
“Ini adalah skala penuh, hyperloop yang berfungsi tidak hanya akan berjalan di lingkungan vakum, tetapi akan memiliki seseorang di dalamnya. Tidak ada yang mendekati melakukannya,” tambahnya.
Dalam uji cobanya, kapsul Pegasus masih berukuran kecil, namun perusahaan berharap sistem transportasi itu akan mampu membawa 23 penumpang sekaligus dengan ukuran yang besar pula. “Beratnya 2,5 ton dan panjangnya sekitar 15-18 kaki,” kata Giegel.
Virgin Hyperloop bukan satu-satunya perusahaan yang mengembangkan konsep serupa. Namun sejauh ini, belum ada yang perusahaan yang mencoba membawa penumpang sebelumnya.
Konsep yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam pengembangan, dibangun di atas proposal oleh pendiri Tesla, Elon Musk. Beberapa kritikus menggambarkannya sebagai fiksi ilmiah.
Konsep ini didasarkan pada kereta levitasi magnetik (maglev) tercepat di dunia, kemudian dibuat lebih cepat dengan mempercepat di dalam tabung hampa udara. Proposal dari Elon Musk tersebut kemudian dilirik oleh Sir Richard Branson, sang konglomerat pemilik maskapai Virgin Australia dan Virgin Atlantic Airways, hingga berdirilah Virgin Hyperloop One.
Baca juga: Virgin Hyperloop One Bangun Pusat Penelitian di Andalusia
Dalam sebuah wawancara dengan BBC pada tahun 2018, mantan bos Virgin Hyperloop One, Rob Lloyd, mengatakan bahwa kecepatan secara teori akan memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan antara bandara Gatwick dan Heathrow, yang terpisah sejauh 45 mil di sisi berlawanan dari London, dalam empat menit.
Virgin Hyperloop yang berbasis di Los Angeles juga mengeksplorasi konsep di negara lain. Seperti koneksi hipotesis 12 menit antara Dubai dan Abu Dhabi, yang memakan waktu lebih dari satu jam dengan transportasi umum.