Meski tak selalu berlaku, ada saja momen dimana penumpang saat turun dari tangga pesawat, langsung ‘diwajibkan’ naik ke bus (shuttle bus). Padahal jarak antara pesawat dengan gate terminal kedatangan tidak terlampau jauh. Semisal dengan jarak 50 meter plus dalam kondisi cuaca cerah, penumpang yang telah lama duduk di pesawat, ingin untuk berjalan kaki saja. Namun, staf bandara sudah mengarahkan dan memaksa penumpang untuk masuk ke dalam bus. Lantas yang menjadi pertanyaan, apa alasan dari kebijakan tersebut?
Baca juga: Kenapa Shuttle Bus di Apron Bandara Berjenis Low Deck? Ini Jawabannya
Dari paparan di forum quora.com, diketahui ada beberapa poin menarik yang dapat dimaklumi bahwa penumpang dalam (kondisi tertentu) diharuskan untuk diantar menggunakan bus, yang tak jarang puluhan penumpang dijejalkan dalam satu bus.
Perlu dicatat, hal ini tak selalu terjadi di semua bandara, tergantung pada jenis dan penataan area (tarmak) bandara itu sendiri. Berikut petikan yang menarik untuk dicermati atas keharusan penumpang naik shuttle bus yang telah disiapkan.
1. Masalah Keselamatan
Meski jarak antara pesawat dan gate kedatangan terbilang dekat dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi ingat, di tarmak ada lalu lintas kendaraan teknis, truk tangki bahan bakar dan truk bagasi/kargo yang wara-wiri di sekitar tarmak atau dekat jalur penumpang. Dengan kebiasaan penumpang untuk selfie (swa foto) terlebih dahulu, maka ada risiko yang menyakut keselamatan, seperti misalnya bahaya tertabrak.
2. Masalah Keamanan
Umumnya bandara berstatus sebagai instalasi vital, maka keamanan menjadi prioritas. Nah, memaksa penumpang naik bus, bisa meminimalkan terjadinya potensi pada masalah keamanan, seperti upaya terorisme dan sabotase.
3. Mencegah Penumpang Kesasar
Ada kemungkinan untuk beberapa penumpang kesasar dan salah masuk ke gate lain. Hal ini tentu bergantung pada kompleksitas dari bandara yang dimaksud.
4. Faktor Kenyamanan
Sekalipun cuaca cerah, tidak semua penumpang ingin berjalan kaki, seperti penumpang disabel atau penumpang dengan kebutuhan khusus, tetap membutuhkan moda bus, meski jarak tempuh hanya puluhan meter.
Baca juga: Insiden Shuttle Bus Tabrak Pesawat A320neo Batik Air Jadi Bahan Ejekan Netizen Asing
5. Faktor Biaya Operasional
Bagi operator bandara, mungkin lebih murah untuk mempekerjakan satu sopir bus, ketimbang harus mengerahkan banyak petugas untuk mengawal dan mengawasi rombongan penumpang yang turun dan berjalan kaki ke gate terminal. Untuk memastikan ratusan penumpang mengarah ke gate yang benar, kadang diperlukan banyak petugas untuk membuat ‘partisi’ di sepanjang jalur yang dilalui penumpang.