Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memerintahkan seluruh penduduknya untuk tidak lagi membeli barang-barang berlabel Perancis. Pernyatannya ini menanggapi sikap Presiden Perancis Emmanuel Macron yang telah membela penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW dan mendorong munculnya Islamofobia.
Baca juga: Erdogan dan Negara Islam Mau Boikot Perancis, Bagaimana dengan Pesawat Airbus?
Akan tetapi, bagaimana dengan produk Perancis berupa pesawat komersial Airbus? Selain tak banyak produsen pesawat komersial berkualitas di dunia, lagi pula saat ini maskapai nasional mereka, Turkish Airlines, bisa dibilang masih berpangku tangan dengan Perancis (Airbus).
Dari data planespotters.net, maskapai yang pertama kali berdiri pada tahun 1933 ini tercatat memiliki 171 pesawat Airbus berbagai jenis, seperti A319, A320, A321, A330, dan A350 XWB pertama yang notabene baru saja bergabung dalam barisan armada Turkish Airlines, tak lama setelah Erdogan menyerukan boikot produk Perancis.
Populasi pesawat Airbus di tubuh maskapai yang digadang-gadang sebagai maskapai dengan destinasi penerbangan paling banyak di dunia ini mencapai sekitar 60 persen lebih dari total pesawat sebesar 315 unit. Sisanya, Turkish Airlines mengandalkan Boeing 737, B777, dan Boeing 787 Dreamliner.
Di tengah pandemi Corona seperti sekarang ini, jumlah pesawat aktif Airbus juga cukup banyak, mencapai 91 unit, tak lebih banyak memang dibanding Boeing dengan 105 pesawat. Namun, dengan total 971 rute di 103 kota di luar negeri dan 30 di Turki, melayani total 136 bandara, di Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Serikat, tentu populasi 91 pesawat aktif dan total 171 kepemilikan pesawat, Turkish Airlines bisa dibilang tak bisa lepas dari Airbus dalam waktu dekat.
Selain harus melalui proses pengadaan, pembiayaan, atur ulang strategi atau rute dengan menyesuaikan pesawat, memilih pesawat pengganti, promosi ulang, Turkish Airlines juga harus menunggu proses produksi oleh pabrikan serta penyesuaian dengan armada baru (bila pesawat Airbus sungguh mau diboikot). Hal itu tentu tak bisa terjadi dalam waktu sekejap. Butuh proses bertahun-tahun.
Baca juga: Bermula Dari DC-9, Inilah Rentetan Fakta Unik Seputar Turkish Airlines
Lagi pula, bilapun langkah tersebut akan diambil, taruhannya adalah reputasi. Muara dari itu, tentu maskapai yang pernah menampilkan Lionel Messi dan Kobe Bryant di salah satu iklannya ini bisa ditinggal pelanggannya yang bukan tak mungkin berasal dari kalangan Airbus lovers.
Lebih dari pada itu, pabrikan pesawat pengganti yang ditunjuk Turkish Airlines, katakanlah Boeing, harus menyediakan jalur produksi atau suplai chain lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Proses tersebut tak bisa terjadi dalam waktu singkat, terlebih rantai pasokan bahan baku dunia masih belum benar-benar stabil akibat wabah virus Corona. Jika sudah begini, akankah Erdogan memboikot Airbus? Atau sebaliknya, Airbus memboikot Turki? Menarik ditunggu.